Data Ifo Dan Perumahan A.S Menyita Perhatian
Sejumlah pasar akan memperhatikan penuh indeks sentimen bisnis Jerman serta data perumahan A.S minggu ini sebagai ukuran atas sehatnya ekonomi global dan prospek bagi suku bunga di kedua kawasan Atlantik. Sederetan tampilan oleh para pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa, Federal Reserve dan Bank of England juga akan memberi pemahaman kemana bunga pinjaman mengarah. Pasar uang kemungkinan lebih aktif pekan ini setelah libur nasional di Amerika Serikat dan Jepang pada akhir pekan sehingga perdagangan sepi dan bersifat volatile.
Tampilan pertama agenda minggu ini adalah indeks sentimen bisnis Ifo Jerman bulan Nopember pukul 1600 WIB hari Selasa. Analis memperkirakan indeks utama akan memburuk ke 103.3 akibat lonjakan harga energi, penguatan euro, kacaunya pasar dan cercaan telah berpengaruh pada sikap moral. Lemahnya angka mungkin memicu Bank Sentral Eropa yang akhirnya akan menurunkan bunga. Pasar telah menilai ada peluang 25 persen Bank Sentral Eropa menurunkan di Juni depan meski para pembuat kebijakan masih rewel dengan tekanan harga, sejumlah analis mendesak kuatnya mata uang dan lambatnya pertumbuhan akan mambantu mengisi inflasi.
Harga Perumahan Utama
Di Amerika Serikat, indikator pasar perumahan akan mendominasi, dengan indeks harga rumah dari Case Shiller dirilis 27 Nop, disusul fitur existing home sales pada 28 Nop serta data home sales untuk Oktober di 29 Nop. "Ada banyak kekhawatiran seputar pasar perumahan dan bila kami mendapat kejutan penurunan, pasar A.S akan terus reli dan itu akan menggerakkan pasar Eropa," kata Francis Diamond, pakar strategi fixed income pada JPMorgan. Di Inggris, Gubernur BoE Mervyn King dan koleganya anggota Komite Kebijakan Moneter Rachel Lomax, Charles Bean, Timothy Besley dan David Blanchflower akan menghadapi pertanyaan dari pembuat kebijakan mengenai pertumbuhan Bank dan perkiraan inflasi, pada 29 Nop.
Sepekan Saham
Saham-saham
Pasar obligasi AS telah mengantisipasi prospek pemotongan suku bunga pada pertemuan the Fed bulan depan, dengan lebih banyak pelonggaran (pemotongan) di 2008. Rasa khawatir pada lesunya pasar perumahan AS dan pengetatan kredit yang akan menekan konsumen AS terus membayangi kesehatan ekonomi AS, tujuan ekspor utama
Penjualan selama liburan tahun ini diperkirakan naik di level tercepatnya dalam
Di Jepang : Saham-saham kemungkinan cenderung naik daripada tidak di pekan ini. Khususnya jika tradisi belanja akhir tahun AS dimulai. "Pelaku pasar sepertinya mencari alasan untuk membeli. Jika penjualan bagus pada “Black Friday” di Amerika Serikat, masa bisa benar-benar mengubah atmosfir pasar," kata Takashi Ushio, kepala strategi investasi di Marusan Securities Co Ltd. Indek Nikkei, yang merosot ke titik rendahnya dalam 16 bulan terakhir pada 22 Nov, diperkirakan di range antara 14,500 sampai 15,500 jika penjualan AS bagus. Namun penguatan yen, akan terus dicemaskan.
Di Korea : "Trend penurunan akan terus berlanjut sampai minggu ini. Namun saham-saham dengan valuasi rendah kemungkinan naik, dengan IT, telkom dan perusahaan automobile tampaknya masih menjadi perhatian," kata Won Jon-hyuck, analis SK Securities.
Di Hong Kong : Indeks utama Hang Seng bisa mencoba ke 25,000, di bawah 100 hari moving average, dan mencatat kerugian 22% dari titik puncaknya pada Oktober, kata analis. "Pasar masih belum stabil," kata Kingston Lin, direktur asosiasi Prudential Brokerage. "Saya kira titik rendahnya (bottom) belum tersentuh."
Intervensi PPT
Paulson mulai menyiapkan pergerakan market yang seperti roller coaster di saat bersamaan dia pindah kerja ke
Proteksi Kejatuhan Secara Mendadak.
Sebutan The Plunge Protection Team, merupakan team yang menyertakan anggota dari wakil staff CFTC (Commodity Futures Trading Commission), Federal Reserve, SEC (Securities and Exchange Commission) beserta Departemen Treasury, yang berkumpul pada meeting regular. Ketika pasar mulai panik di bulan Juli, Paulson mulai menggunakan database jaringannya selama 32 tahun selama bekerja di Goldman Sachs mengumpulkan berbagai informasi maupun saran dari para elite Wall Street. Diantara yang dikontak olehnya, dan yang sering dimintai bantuan untuk penanganan krisis seperti ini adalah bekas Treasury Secretary dan alumni Goldman, Robert Rubin.
Kontak dengan Bernanke
Paulson juga sering kontak lewat telpon setiap hari selama bulan Agustus dan September dengan Gubernur Fed Ben S. Bernanke dan juga sering berhubungan dengan Presiden Fed New York Timothy Geithner, sebagai mata dan telinga bank sentral
No comments:
Post a Comment