Monday, November 12, 2007

FOKUS MINGGU INI

Data Inflasi dan Perumahan AS Adalah Daftar Data Utama

Indikator inflasi dari Amerika Serikat dan Inggris minggu ini akan memberi para investor petunjuk selanjutnya atas jangka waktu perkiraan pemotongan suku bunga di dua negeri. Investor juga akan waspada terhadap kemungkinan tindakan untuk menetralkan tajamnya pergerakan nilai tukar, khususnya dari menteri keuangan euro zone yang bertemu hari Senin, seiring euro dan sebagian mata uang besar lain melejit ke rekor tinggi terhadap anjloknya dollar. Fitur pending U.S. home sales bulan September akan dirilis Selasa. Suku bunga yang akan datang telah dinilai berpeluang 90 persen Fed akan memangkas ke 4.25 persen di Desember, menyusul krisis di sektor perumahan U.S.

"Bagi kami kemungkinan yang menjadi pokok adalah data perumahan dan ... sinyal dimana kon- sumen akan merasa tertekan," kata Nicola Chadwick, ekonom internasional pada Commonwealth Bank of Australia. Pending home sales diperkirakan jatuh 3 persen untuk bulanan, berbeda dengan penurunan 6.5 persen di Agustus. Pertumbuhan penjualan ritel bulan Oktober juga diperkirakan melemah, dan inflasi dasar harga konsuman "inti" untuk Oktober diperkirakan kembali bertahan pada 0.2 persen bulan itu. Hari Senin pasar obligasi A.S tutup berkenaan libur masyarakat.

GDP Zona Eropa

Hari Selasa akan kita jumpai estimasi awal pertumbuhan zona eropa di kuartal tiga, yang diperkira- kan bakal dua kalinya menjadi 0.6 persen di kuartal dan bertahan lagi pada basis tahunan di 2.5 persen. "Aktivitas momentum di wilayah euro kemungkinan terus melemah. Ini mendukung gambaran kewaspadaan kami pada pertumbuhan mendatang dan juga memicu ketakutan kami bahwa situasi akan terus memburuk," ungkap ekonom UBS dalam catatan riset. Indeks ZEW Jerman atas sentimen investor untuk Nopember juga akan dirilis hari Senin.

Yen Bisa Mencapai 100 per Dollar, Perkiraan Lehman, Deutsche Bank

Yen bisa melemah ke 100 per dollar sebelum akhir 2008 karena krisis pasar kredit mendorong investor untuk mengurangi pembelian pada aset dengan yield lebih tinggi dengan pinjaman dari Jepang, menurut perkiraan Lehman Brothers Holdings Inc. dan Deutsche Bank AG. Melambatnya pertumbuhan global juga akan menyebabkan trader mengurangi pembelian pada sekuritas lebih beresiko dalam carry trades, kata Jim McCormick, kepala riset valas di London, perusahaan keempat terbesar sekuritas AS di Tokyo. Dia memperkirakan yen akan menguat ke 100 sebelumj akhir 2008. Deutsche Bank memperkirakan 97.5 per dollar dalam 12 bulan.

``Dalam pandangan kami, yen pastinya undervalued (terlalu rendah),'' kata Koji Fukaya, strategi valas senior di Deutsche Securities, unit Tokyo di Deutsche Bank, trader terbesar dunia. ``Pengetatan pasar kredit akan pengaruhi carry trades yen.'' McCormick mengatakan yen bisa menguat ke 135 per euro sebelum akhir tahun depan. Ekonomi Jepang kemungkinan masih solid di jangka menengah, kata McCormick. Bank Jepang akan menaikkan suku bunga di 2008, tuturnya. Morgan Stanley, sekuritas terbesar kedua AS, memangkas pekiraan dollar terhadap euro dan yen dan pound Inggris.

Morgan Stanley

Dollar kemungkinan diperdagangkan di $1.51 per euro sebelum akhir tahun, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya $1.42, dan akan melemah ke $2.13 per pound dan 108 yen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya $2.03 dan 112 yen, menurut Stephen Jen, kepala riset valas di Londong di Morgan Stanley. Bank AS memperkirakan dollar berada di titik terendahnya terhadap euro dan pound di $1.51 satu euro dan $2.13 satu pound, dan rebound ke $1.43 dan $2.01 sebelum 30 Juni. ``Kami yakin bahwa pasar kemungkinan mendorong dollar lebih rendah, sampai G7 memberikan ancaman atau mengambil langkah intervensi,'' kata Jen.

Sepekan Saham Asia – Kekhawatiran Kredit, Harga Minyak Membayangi Pasar

Pasar saham Asia kemungkinan turun karena kekhawatiran inflasi akibat harga minyak menyentuh rekor tingginya dan krisis kredit masih membayangi, kendati beberapa buyer mengangkat saham yang terpukul keras oleh aksi jual besar-besaran. Pengamat pasar mengatakan pertambangan mencuri perhatian setelah Billiton BHP melakukan pembelian pada Rio Tinto.

Investor juga akan memperhatikan data inflasi AS sebagai sinyal apakah tekanan harga muncul terkait reli harga minyak ke rekor tingginya di atas $98 per barrel. Sinyal inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan akan membatasi perkiraan pemotongan suku bunga As, yang mendukung pasar di pekan lalu. Indikator Saham Asia Pasifik, MSCI di luar Jepang turun tajam karena kekhawatiran kredit menghantam saham dan lemahnya dollar menyeret eksportir lebih rendah.

Setelah reli cukup kuat beberapa bulan lalu sejak the Fed AS mulai memangkas bunga pinjaman di September, Pasar cenderung memperhatikan fumdamental, kata beberapa analis. "Maka, tidak mengejutkan melihat adanya koreksi saat ini," kata Garry Evans, strategist saham di Asia Pacific HSBC. "Kami mendapati masalah besar pada pasar global kredit dan timbul pertanyaan pada prospek ekonomi AS. Akan ada perubahan-perubahan yang terjadi sampai akhir tahun."

Di Jepang : Indeks Nikkei tampaknya mendekati titik paling rendah (bottom) setelah turun 5.7% pekan lalu karena investor kembali ke beberapa saham yang terpukul. "Aksi jual besar-besaran kemungkinan mendekati puncaknya pekan ini atau setelahnya, dan pasar bisa kembali bergerak uptrend (naik), setidaknya untuk sementara waktu," kata Yosuke Shimizu, kepala pusat investasi di Monex Inc. Shimizu mengatakan rebound kemungkinan dipicu oleh perusahaan dengan prospek pendapatan solid seperti trading house dan perusahaan perkapalan. Dia memperkirakan indeks Nikkei bergerak antara 15,300 dan 16,200.

Di Korea : Saham-saham diperkirakan diperdagangkan dalam range yang ketat, dibatasi oleh kekhawatiran kuatnya mata uang Korea Selatan dan tingginya harga minyak dunia. Rangkian indikator ekonomi AS, yang akan memberi petunjuk bagaimana masalah subprime mortgage mempengaruhi permitaaan negara ekonomi terbesar, akan menjadi perhatian.

"Tidak akan mudah bagi pasar untuk bergerak stabil, dengan kondisi pasar AS yang sempoyongan dan harga minyak masih di titik tinggi sejarahnya," kata Kim Joong-hyun, analis pasar di Goodmorning Shinhan Securities. "Krisis kredit, penguatan won dan rekor harga minyak bukanlah suatu masalah yang bisa diatasi pada dalam waktu singkat."

Di Hong Kong : Broker memperkirakan saham Hong Kong cenderung bergerak melemah, dengan adanya libur Veteran AS akan menekan perputaran modal. "Kami seharusnya menuju 27,800," kata Andrew Sullivan, kepala sales trading di Daiwa Securities, mengindikasikan penurunan kira-kira 1,000 poin untuk indeks utama Hang Seng. "Sampai konsolidasi, kami masih melihat volatilitas."

No comments: