Monday, December 3, 2007

FOKUS PEKAN INI

Perhatian Pada Data Tenaga Kerja A.S, Konferensi Pers ECB

Fokus minggu ini di dalam pasar uang adalah data non-farm payrolls A.S dan bank sentral Eropa dimana para pembuat kebijakan zona eropa kemungkinan akan menahan bunga, namun peringatan keras tetap pada inflasi, sementara Bank of England kemungkinan juga akan tetap menahan. Pernyataan terkini dari Pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke dan Wakil Pimpinan Donald Kohn telah menaikkan ekspektasi pasar atas pemangkasan suku bunga AS bulan Desember dan investor saat ini menantikan munculnya data sebagai sinyal atas lemahnya ekonomi.

Data terakhir dari pasar tenaga kerja A.S, akan dirlis Jumat, diperkirakan akan melahirkan pekerja sebanyak 73,000 di Nopember, setengah dari jumlah bulan sebelumnya. "Naiknya tenaga kerja di bulan Oktober relatif menopang seiring peningkatan 166,000 pekerja dibulan itu. Selama waktu ini, fitur kemungkinan menjadi lebih kecil, khususnya terkait dengan memburuknya data jobless claims mingguan yang meneguhkan sejumlah kekenduran di pasar buruh," ucap Philip Shaw, kepala ekonom pada Investec. Turut pada agenda pekan ini adalah indeks manufaktur Institute for Supply Management A.S untuk bulan Nopember hari Senin pukul 2200 WIB.

Para investor akan memantau data ISM serta komponen data tenaga kerja sebagai petunjuk pada non-farm payrolls. Bank Sentral Eropa diperkirakan luas akan menahan bunga tetap pada 4.00 persen di hari Kamis. Namun analis memperkirakan Presiden Jean-Claude Trichet akan berbicara keras pada inflasi di pertemuan pasca konferensi pers pukul 2030 WIB, khususnya setelah lonjakan inflasi di bulan Nopember. Harga konsumen di euro zone bulan Nopember menguat 3.0 persen untuk year-on-year, jauh diatas target 2 persen ECB.

Pihak Bank of England diperkirakan tetap mempertahankan bunga ketika mengumumkan keputusan- nya di hari Kamis nanti, namun ini hampir saja. Para ekonom yang di jajak Reuters memberi peluang satu banding tiga akan dipangkas. Munculnya data dari para pembuat kebijakan UK akan menjadi perhatian termasuk indeks pembelian para manajer untuk manufaktur di Nopember, hari Senin pukul 1630 WIB. Data PMI diperkirakan jatuh ke 52.5 dari 52.9. Fitur British Retail Consortium untuk Nopember akan dirilis Selasa, disusul data industrial production bulan Oktober hari Rabu pukul 1630 WIB, diprediksi menguat 0.1 persen untuk month-on-month.

Sepekan Saham Asia – Pasar Menanti The Fed Untuk Bangkit

Ekspetasi pemangkasan suku bunga AS kemungkinan akan memberi pondasi bagi saham-saham Asia untuk tetap naik selama minggu ini, meski ada kemungkinan berita baru tiba-tiba bisa melemahkan pandangan tersebut di kawasan. Tidak mempengaruhi kenaikan sebesar 5% minggu terakhir, estimasi MSCI dari saham Asia Pasifik diluar Jepang turun lebih dari 8 persen sejak mencetak rekor tinggi awal Nopember, merupakan performa terburuk semenjak September 2002.

Komentar dari 2 petinggi Federal Reserve memberikan signal lampu hijau untuk menurunkan suku bunga dapat membantu reli di pasar, namun keraguan terhadap prospek di bulan depan masih ada. Baik Bernanke dan Donald Kohn mengulangi bahasa FOMC bulan lalu bahwa resiko antara growth dan inflasi cukup seimbang. Ekonom menginterpretasikan statement 31 Oktober tersebut sebagai sinyal pembuat kebijakan memilih untuk tidak terburu-buru merubah tingkat suku bunga.

Di Jepang, investor hanya menunggu revisi data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga, sementara hasil pertemuan dari kebijakan bank sentral akan menjadi perhatian di Australia. RBA diprediksi menahan suku bunganya pada 6.75 persen. Para investor juga akan mendapatkan petunjuk dari pidato anggota dewan Fed termasuk presiden Federal Reserve Boston yang akan berbicara mengenai subprime, serta data kunci ekonomi yang amat berpengaruh di AS seperti data non-farm payroll.

Di Jepang : Saham kemungkinan akan terus naik dengan ekspetasi terhadap rate cut AS, namun kenaikannya juga terbatas dikarenakan lingkungan ekonomi US yang masih tidak sehat "Reaksi pemangkasan suku bunga AS akan tetap tidak baik, namun kenaikan Wall Street juga akan terbatas, dan ini akan mencegah pembelian saham Tokyo secara besar-besaran,” kata Tomomi Yamashita, fund manager pada Shinkin Asset Management. Range Nikkei akan berada kisaran 15,300 – 16,100.

Di Korea : Pasar seharusnya dapat terus naik seiring dengan pembelian institusi-institusi lokal untuk melengkapi portofolionya menjelang tutup buku akhir tahun dan pada harapan pemangkasan suku bunga AS. "Ekspetasi pemangkasan suku bunga AS akan memberikan dukungan ke pasar hingga minggu depan, namun momentum naik ini akan terbatas setelah kita melihat rebound yang kuat minggu ini,” kata Shim Jae-youb, sebagai analis dari Meritz Securities "Tahanan jangka pendek akan berada di area 1,940, yang merupakan simple moving average dengan periode 60."

Di Hong Kong : Indeks benchmark Hang Seng diekspetasikan menambah gains terkait harapan pemangkasan suku bunga AS bulan Desember, namun level psikologis 30,000 seharusnya dapat membatasi kenaikan tersebut. ”Pasar masih dalam trend naik, dan sector properti akan mendukung.” kata Patrick Shum, strategis pada Karl-Thomson Securities. Suku bunga Hong Kong cenderung mengikuti siklus suku bunga US karena mata uang Negara tersebut dipatok terhadap dollar.

O’Neill – Goldman: Pelemahan Dollar Mungkin Mendekati Akhir

Kepala Ekonom Goldman Sachs Group Inc. Jim O'Neill mengatakan pelemahan dollar akan segera berakhir. Melemah sudah sangat lama,'' O'Neill berkata kepada para akademis dan pelajar di Universitas Oxford. ``Saya secara pribadi berpikir bahwa setahun dari hari ini dollar akan sedikit lebih menguat.'' Dollar telah melemah 12% terhadap euro di 2007, melemah ke rekor rendahnya pekan lalu, dan mendesak petinggi Eropa, AS dan Asia meningkatkan retorika mendukung mata uang ini. O'Neill mengatakan dia optimis bahwa menyempitnya defisit perdagangan AS akan membantu mengembalikan minat pada dollar di bulan-bulan mendatang.

Ekonom Goldman juga mengatakan bahwa pola yang digunakan oleh analisis bank investasi menunjukkan rasa pesimis pada dollar diantara komentator pasar dan partisipan mendekati puncaknya. ``Saya akan wasdapai pelemahan dollar,'' kata O'Neill. Namun, ia “tidak memiliki pertunjuk” apa yang akan terjadi pada mata uang “dalam beberapa pekan kedepan.”.

O'Neill mengatakan performa the Fed dan Bank Inggris sejak masalah pasar kredit di Agustus “mengecewakan” dan mengkritik bank sentral AS karena “tidak menentu.” Wakil Ketua The Fed Donald Kohn mengatakan bank sentral harus “fleksibel dan pragmatis” ketika merespon “tingginya pergolakan “ di pasar kredit. Ketua Ben Bernanke memperingatkan soal “Tingginya resiko inflasi” pada 8 Nopember.

No comments: