Monday, December 10, 2007

FOKUS PEKAN INI

Pasar Hadapai Pemotongan Bunga Fed Berikutnya

Ada sedikit keraguan dipasar bahwa Federal Reserve akan memangkas bunga kembali pekan ini meskipun tipisnya penguatan angka tenaga-kerja A.S telah menyusutkan peluang bahwa perubahan bakal menjadi 50 basis poin. Fed diperkirakan luas akan memotong bunga seperempat poin menjadi 4.25 % di pertemuan kebijakannya hari Selasa, peristiwa penting bagi pasar uang pekan ini termasuk data inflasi A.S dan retail sales. Fed telah menggiring sejumlah bank sentral utama menurunkan laju pemotongan bunga yang pasti untuk mencoba dan mengangkat pertumbuhan ekonomi, termasuk Bank of England dan Bank of Canada, dimana keduanya telah menurunkan kebijakan minggu lalu.

Selama Fed menjadi kekhawatiran, para investor akan berharap pernyataan-nya berupa janji atas pelonggaran moneter bakal meleset – sebuah prospek yang akan membantu minat investor ke dalam saham-saham beresiko dari aset-aset safe-haven. "Saya rasa mereka akan sangat tetap membiarkan pintu terbuka untuk pemotongan bila ekonomi menjamin," tutur Kevin Grice, ekonom senior pada American Express Bank. Bunga Fed fund berjangka sepenuhnya akan memangkas 25 basis poin di minggu ini namun peluang untuk rate cut 50 basis poin telah terbagi dua minggu silam.

Para investor juga akan memantau survei sentimen ekonomi ZEW Jerman di hari Selasa, bulletin ECB bulanan hari Kamis dan angka final dari fitur inflasi zona eropa bulan Nopember di hari Jumat guna melihat bilamana sikap kebijakan ECB ditempatkan. "Implikasi kebijakan dari proyeksi staff untuk suku bunga akan tetap bertahan namun dengan kecenderungan jangka-pendek ECB masih akan menaikkan ketimbang memangkas suku bunga," ungkap BNP Paribas.

ECB telah menahan bunga pada 4 persen minggu silam, menyebutkan tekanan inflasi kembali mendominan. Namun Presiden Jean-Claude Trichet ditangkap oleh sebagian investor ketika ia mengungkapkan sejumlah putusan anggotanya yang mengarah pada kenaikkan bunga. "Kami perkirakan ini akan berubah sebagai petunjuk terbangunnya pelemahan pertumbuhan dibanding perkiraan ECB. Ini akan menyita waktu." Investor juga akan mencerna data harga produsen dan konsumen A.S di Kamis dan Jumat sebagai prospek kemungkinan Fed menurunkan kebijakan.

Dollar Naik Dua Minggu Berturut-Turut Seiring Meredanya Kekhawatiran Kredit

Dollar mengalami kenaikan selama dua minggu berturut-turut terhadap yen seiring berkurangnya kekhawatiran di sector kredit yang dapat membawa ekonomi AS ke resesi. Kenaikan dollar juga didukung oleh Presiden AS George W.Bush yang mengumumkan rencana nya untuk melawan sistem kredit KPR. Pengumuman tersebut membantu rebound pada pasar equity. “Kita akan melihat rebound dollar, dan saya tidak akan terkejut melihat penguatan lebih lanjut,” kata Gavin Friend, sebagai kepala strategi valas di Commerzbank AG di London.

Kenaikan saham rata-rata Jepang Nikkei 225 minggu ini sebesar 1.8% juga memotivasi para investor untuk memanfaatkan perdagangan carry trade. Nikkei memiliki korelasi dengan yen sebesar minus 0.93 tahun lalu, berdasarkan data yang dikompilasi dari Bloomberg. Nilai minus 1 berarti kedua-duanya cenderung bergerak secara berlawanan. “Yen sedang berada dalam trend melemah,” kata Gregg Gibbs, strategis valas di Sydney, ABN Amro Holding NV, bank Belanda terbesar.

The Fed sedang berada dalam sistem Dual Mandat yang berarti the Fed harus mempertimbangkan inflasi dan pertumbuhan yang harus diseimbangkan resikonya, kemudian menyesuaikan kebijakannya, saat ini The Fed melihat resiko terhadap pertumbuhan semakin membesar. The ECB lain halnya – mandat mereka hanya menyesuaikan terhadap inflasi yang lebih mereka khawatirkan jika inflasi terlihat mulai meninggi. Terdapat hal lain lagi terhadap dollar, yakni masalah trade balance dan defisit Budget yang semakin mengecil, yang menjadi alasan bagus bagi apresiasi dollar.

Sepekan Saham Asia – Pasar Masih Akan Rebound, Mata Tertuju Pada The Fed

Saham-saham Asia kemungkinan besar naik lebih tinggi pekan ini terkait kekhawatiran investor berkurang pada prospek ekonomi AS, dan semua mata tertuju pada pertemuan the Fed hari Selasa dengan pasar yang mengantisipasi pemotongan bunga seperempat poin. "Sejauh ini, pemotongan bunga 25 basis poin telah diantisipasi pasar, namun kami masih dalam tahap pemulihan di pasar Asia setelah penurunan tajam di Nopember," kata Hirokazu Yuihama, strategi regional di Daiwa Institute.

Yuihama mengatakan pasar yang sensitif terhadap bunga seperti Hong Kong dan Singapura kemungkinan paling diuntungkan dari suku bunga AS yang lebih rendah, namun Taiwan, yang sangat bergantung pada permintaan AS untuk produk, kemungkinan tertekan dalam beberapa bulan terkait melambatnya ekonomi AS. Untuk pekan pertama Desember, MSCI, indikator saham Asia Pasifik di luar Jepang naik mendekati 2%, rebound dari penurunan 8.4% di November.

Investor akan memperhatikan kejutan dari data non farm payrolls hari Jumat setelah ditutupnya pasar Asia. Laporan ini diperkirakan menunjukkan kenaikan 90,000 tenaga kerja di November, setelah kenaikan 166,000 payrolls di Oktober, poling Reuters.

Di Jepang : Saham-saham kemungkinan terus gain terkait berakhirnya kekhawatiran terhadap ekonomi AS. "Pasar sepertinya relatif kuat karena masalah subprime mulai mereda," kata Yosuke Shimizu, kepala pusat investasi Monex Inc. "Penurunan indeks Nikkei kemungkinan ditopang di kisaran 15,800." Investor kemungkinan mengoleksi teknologi tinggi eksportir, didorong oleh pelemahan yen, dan saham-saham terpukul seperti trading houses, katanya, menambahkan bahwa Nikkei kemungkinan besar bergerak antara 15,800 dan 16,500.

Di Korea : Analis memperkirakan KOSPI bergerak sideways (ranging) setelah rebound dua pekan, dengan investor belum akan mengambil posisi baru menjelang pemilu presiden 19 Des dan kekhawa tiran berlanjut terhadap ekonomi AS. "Kenaikan selama dua pekan terakhir mencerminkan ekspek- tasi pemotongan suku bunga AS dan langkah pemerintah pada peminjam mortgages, namun tak seorangpun yakin ekonomi AS cukup sehat," kata Kim Hak-kyoon, analis Invest & Sekuritas Korea.

Di Hong Kong : Banyak analis bertaruh momentum akselerasi Hong Kong bisa menempatkan pasar di atas level resistance 30,000. Investor kemungkinan mendorong saham naik sebelum pertemuan the Fed, lalu kemudian masalah cash, kata mereka. "Begitu banyak berita yang telah diantisipasi pasar," kata Howard Gorges. "Kemungkinan ada sedikit aksi ambil untung."

Di China : Indeks Komposit Shanghai kemungkinan mendekati kisaran level saat ini, dengan keyakinan berbalik melambat terkait pemulihan pasar dari tertekan di Nopember. "Indeks bertahan di titik rendahnya di kisaran 4,800 poin namun reli yang kuat tidak akan berlanjut," kata Zhang.