Monday, October 22, 2007

FOKUS PEKAN INI

Pasar Menanti G7 Dan Memeriksa Parahnya Kredit Sebagai Petunjuk

Kecemasan yang membendung dari krisis di pasar kredit subprime A.S selama musim panas telah tersembunyi dibalik layar akibat saham-saham Eropa pulih dari pukulan di bulan Agustus. Mereka muncul kembali pekan lalu seiring angka-angka yang mengecewakan dari Bank of America dan Citigroup yang berpengaruh pada saham perbankan dunia. Para ekonom saat ini khawatir bahwa sektor lain juga akan melaporkan hasil yang buruk, terkait total efek dari krisis subprime menjadi nyata. "Kami memiliki dikotomi ini... diakui bahwa ekonomi A.S dalam masalah dan terdapat upaya untuk tumbuh secara intensif, dimana pasar ekuiti terlihat relatif bertahan dari itu," ungkap Ken Wattret, kepala ekonom pasar zona eropa di BNP Paribas.

"Itu merupakan awal perubahan. Terlihat selama pekan ini merupakan titik perputaran," katanya. Data ekonomi kunci minggu ini termasuk UK CBI orders hari Selasa, survei kepercayaan konsumen GfK Eurozone dan lintas Atlantik, serta data durable goods A.S dan jobless claims. Namun para ekonom mengatakan angka existing and new home sales A.S hari Rabu nanti bakal menjadi hal yang penting bagi pasar. Sementara dollar mencetak rekor rendah baru terhadap euro dan lima mata uang besar hari Jumat lalu, tertekan karena tumbuhnya pandangan bahwa lambatnya ekonomi A.S akan memacu pemotongan lain di dalam suku bunga bulan ini.

Para trader juga menjual matauang A.S menjelang pertemuan para menteri keuangan Group of Seven dan sejumlah bank sentral di Washington. Terdapat sejumlah spekulasi bahwa pernyataan mereka di hari Jumat akan membahas pelemahan dollar dan ketidakseimbangan valuta lain. Namun mayoritas analis tidak memperkirakan G7 akan merubah pesan-nya pada mata uang, dan dikatakan greenback akan bebas melanjutkan tren penurunan-nya ketika pertemuan berakhir.

"Suramnya dollar terus berlanjut ... Pada poin ini kita percaya bahwa pemotongan bunga baru, mungkin 25 basis poin, akan diumumkan di akhir bulan ini," tutur Roberto Mialich, pakar strategi FX para UniCredit di Milan. Bila dollar merupakan kekalahan utama dari perubahan ekspektasi bunga, dengan diferensial yield U.S./euro zone saat ini di level terkecilnya selama tiga tahun, maka yen si penghasil yield-rendah merupakan penguntung terbesar dari naiknya ketidak-mauan beresiko.

Sepekan Saham Asia – Pendapatan Telah Siap, Fokus Ke Kekhawatiran Kredit

Pasar saham Asia akan menanti beberapa laporan pendapatan yang akan diumumkan pada minggu ini yang tengah bergulat dengan kekhawatrian kredit yang membantu gain delapan pekan beruntun bagi saham regional. Namun kuatnya pendapatan dari raksasa teknologi A.S termasuk Apple dan Microsoft akan menaikkan minat. Pekan silam, Intel Corp, Yahoo Inc dan Google Inc mencatat hasil kuat, namun pendapatan mengecewakan dari sejumlah bank A.S telah menaikkan kekhawatiran bahwa masalah di pasar kredit telah bekerja di luar jalur sistem.

"Saya melihat kondisi bullish pada sektor teknologi," ujar Burkhard Varnholt, kepala analis dari Swiss asset manager Bank Sarasin. "Kunci dari pendapatan perusahaan terletak pada perangkat keras komputer, semikonduktor dan communicativet. Kenaikan indeks dinilai terlalu tinggi bila para investor dalam melakukan penilaian pendapatan terlihat stagnan."

Di Jepang: Laporan tingkat pendapatan dan kondisi ketidak pastian yang terjadi di pasar membuat para investor masih cenderung bergerak dalam range trading. Dollar pada posisi terendahnya dalam tiga minggu terhadap yen. Penguatan yen sejauh ini akan memangkas pendapatan di sektor ekspor. "Ini ditunjang oleh banyak perusahaan Jepang yang memperkirakan bahwa yen akan mengalami penguatan," ujar Yasushi Hoshi, analis dari Daiwa Securities. "Pada kondisi sekarang ini, yang menjadi pertanyaan adalah pendapatan yang berada pada posisi yang tidak baik hal tersebut banyak dipengaruhi oleh nilai tukar yang kurang menunjang." Nikkei diperkirakan akan bergerak dalam range antara 16,500 dan 17,200 minggu ini.

Di Korea: Pasar saham mulai terlihat sulit untuk merangkak naik terfokus pada kondisi pertumbuhan ekonomi global, sektor kredit global, dan ketidak-pastian sektor pasar modal yang dimotori oleh sektor ekspor China. Sebelumnya telah terjadi kekhawatiran terhadap naiknya Kospi dalam level tertingginya bulan ini, para investor juga akan mencari issue terhadap perusahaan terkait seperti Hyundai Motor. "Harga minyak sejauh ini terus naik, namun sejauh ini belum terlihat dampaknya terhadap tingkat permintaan masyarakat, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ini berimbas pada sentimen pasar," ujar Kim Jeong-hwan, analis dari Woori Investment dan Securities.

Di Hong Kong: Pendapatan perushaan seperti pada China Mobile dan sektor Industrial serta Commercial Bank of China akan mengawali kinerjanya minggu ini, ini merupakan musim dimana perusahaan banyak yang akan melaporkan pendapatanya. "sementara itu ketidak pastian masih akan tetap menjadi pengendali pasar; ternyata memang likuiditas yang memiliki peran terhadap pasar," ujar Andy Lam, analis Harris Fraser.

ANALISA – Faktor-faktor Teknikal Penyebab Berlanjutnya Pelemahan Dollar

Dollar yang tergelincir kemungkinan belum akan menemukan pertolongan dari pelemahan yang cukup besar, dengan chart teknikal menunjukkan dollar bisa dipatri di rekor rendahnya terhadap euro untuk sementara. Dealer yang terutama menggunakan harga historikal pada grafik, memperkirakan target $1.4550 terhadap euro, khususnya setelah mata uang euro menguat ke level tinggi sepanjang sejarah di atas $1.4300. Investor masih khawatir pada dollar, khususnya lemahnya data perumahan menimbulkan kekhawatiran the Fed akan tetap memangkas suku bunga untuk mencegah resesi ekonomi AS.

Aksi jual stabil sejak Agustus telah menyeret dollar ke teritory jenuh jual awal Oktober, mendorong terjadinya koreksi jangka pendek yang mengangkatnya ke level netral. Namun masih ringkih untuk aksi jual kembali setelah data pekan ini menunjukkan U.S. housing starts di titik rendahnya dalam 14 tahun terakhir dan Bank of America melaporkan penurunan 32% pada laba kuartalnya. Trader merespon dengan mendorong euro ke level tinggi sepanjang sejarah di atas $1.43. Indeks dollar, pengukur nilai dollar terhadap enam mata uang utama, melemah ke level terendahnya sejak diber- lakukan nilai tukar mengambang bebas tahun 1970an setelah kolapsnya perjanjian Bretton Woods.

"Kondisi melemah di kiasaran $1.40 membuat valuasi bergerak dari jenuh beli ke netral, sehingga dari valuasinya, bisa bergerak ke level puncak baru," kata George Davis, senior analis teknikal di RBC Capital Markets. "Indikasi ada ruang tambahan untuk bergerak lebih." Davis mengatakan chart saat ini menunjukkan resistance di $1.4357, trend besar berikutnya, dengan melewati level $1.4406. Dan dia mengatakan momentum pasar menunjukkan level pertama bisa disentuh di awal pekan depan. Setelahnya, chart teknikal menunjukkan puncak channel ke awal September di $1.4545, kata Andrew Chaveriat, analis teknikal di BNP Paribas di New York.