Monday, May 21, 2007

Oil rises near $70, supported by Iran, Nigeria

By Peg Mackey

LONDON (Reuters) - Oil climbed towards $70 a barrel on Monday, supported by Iran pressing ahead with its atomic work and Nigeria's prolonged supply outages.

London Brent crude (LCOc1: Quote, Profile, Research, currently more representative of the global market than U.S. oil, rose 35 cents to $69.77 by 0908 GMT, gaining some ground lost after profit-taking knocked 85 cents off prices on Friday. Worries over U.S. gasoline supplies had pushed prices beyond $70 a barrel on Thursday.

U.S. crude (CLc1: Quote, Profile, Research was up 26 cents at $65.20.

"The market would continue to look out for developments in Iran and Nigeria, which would offer some support to prices," said David Moore, an analyst at Commonwealth Bank of Australia.

A senior Iranian official said on Saturday the country has started building its first domestically made atomic power plant -- a move which could deepen a standoff over Iran's nuclear programme, which the West fears is aimed at making weapons.

Tehran says it only wants to produce electricity.

"In the next decade Iran will be one of the most talked-about countries in the world regarding domestic nuclear energy," Mohammad Saeedi of Iran's Atomic Energy Organization was quoted as saying by the ISNA news agency (nDAH936573: Quote, Profile, Research.

Further abductions in Nigeria over the weekend have dampened hopes of getting shut-in Nigerian oil -- valued for its gasoline content -- back to world markets.

Two Indian employees of a petrochemical firm were kidnapped by gunmen in the oil heartland of Port Harcourt, police said on Sunday. The militants had initially taken 10 workers from the residence but soldiers rescued some of them.

Violence has surged in Africa's top oil producer since February 2006, cutting a third of Nigeria's output and forcing thousands of expatriates to evacuate the volatile region.

Despite the prolonged Nigerian outage, ministers from the Organization of the Petroleum Exporting Countries were satisfied that demand for crude oil was being met.

"I am confident there is no shortage of supply," said Qatari Oil Minister Abdullah al-Attiyah on Monday. "The price is related to geopolitics. I don't think we will need to meet before September as there is no shortage."

OPEC is due to meet on September 11 to chart output policy.

(Additional reporting by Fayen Wong in Sydney)


FOKUS MINGGU INI

Perhatian Pada Data Ekonomi, Volatilitas Akan Meningkat
Pasar akan mendapati perjalanan yang tidak rata minggu ini dengan kuatnya pendapatan kuartal pertama dari beberapa perusahaan yang akan dirilis dan perhatian beralih ke data ekonomi, khususnya order A.S untuk durable goods. Indikator ekonomi paling penting minggu ini juga akan dirilis hari Kamis. Indeks iklim bisnis Ifo untuk Jerman, ekonomi terbesar Eropa, akan dirilis pukul 1500 WIB. Jajak Reuters atas para ekonom melihat Ifo menguat ke 108.8 di bulan Mei dari 108.6 di April. Durable goods orders A.S untuk April menyusul pada jam 1930 WIB. Konsensus pasar, menurut poling Reuters atas pakar ekonom, akan menguat 1.0 persen, turun dari 3.7 persen di Maret.

"Meningkatnya durable goods orders di bulan Maret menciptakan peluang bahwa permintaan investasi tengah stabil dan akan melanjutkan ekspansinya," menurut Commerzbank. "Gain selanjut- nya ... akan mendukung angka dari data ini. Pergerakan turun atau sideways akan mendukung sebuah gambaran atas berlanjutnya pelemahan." Goldman Sachs menyebutkan pertumbuhan ekonomi A.S kemungkinan melemah dari perkiran pasar saat ini dan sementara hal itu tidak akan mengancam ekspansi ekonomi di Eropa dan Asia, ini akan memiliki dampak yang besar pada pasar saham global. "Bila pasar ekuiti A.S menjadi khawatir pada prospek pertumbuhan domestik, kekhawatiran kemungkinan berpindah ke pasar utama lainnya," menurut ekonom Goldman Sachs, Binit Patel dan Salman Ahmed dalam ulasan riset.

Selama beberapa pekan silam, jumlah angka yang bergabung menjadi penganggur Amerika telah jatuh secara bertahap. Laju rata-rata empat minggu atas orang yang kehilangan pekerjaan yang dihitung mingguan saat ini telah jatuh ke angka lebih dari setahun lalu. Penguatan dipasar tenaga kerja, yang meneguhkan kendurnya laju lay-offs, telah tercantum sebagai daftar indikator lainnya, termasuk reli di pasar saham A.S, itu akan memberi teka-teki bagi analis seputar kondisi kesehatan nyata pada ekonomi. "Kami sebenarnya meremehkan pertumbuhan ekonomi," ujar Bernard Baumohl, direktur operasional Economic Outlook Group di Princeton Junction, New Jersey.

Dollar : Haruskah Anda Khawatir Pada Ekonomi AS? Belum
Dollar AS bergerak reli, dengan penguatan nyata pada Yen dan dollar New Zealand. Data perumahan telah membuat semua orang khawatir pada prospek ekonomi AS, namun pada garis yang sama, pesimisme mulai dikurangi oleh fakta pasar tenaga kerja bertahan stabil. Tingkat pengangguran tetap konsiten di level rendah minggu ini berada di bawah 300k untuk pekan kedua Rata-rata 4 minggu masih berada di 305.5k, turun dari 317.5k.

Data lalu kita melihat rata-rata claims di tingkat rendahnya di Peb 2006, pada saat non-farm payrolls untuk bulan itu melonjak dari 206k ke 300k. Sepanjang tenaga kerja melonjak, masalah pada pasar perumahan kemungkinan tidak akan lebih buruk sejak jumlah salah satu tagihan yang dibayar ketika menerima gaji umumnya adalah sewa atau hipotek. Selanjutnya, pasar tenaga kerja yang lebih sehat juga mempermudah konsumen AS untuk bertahan dengan naiknya harga minyak. Jelaslah bahwa tenaga kerja akan terus mempengaruhi ekonomi dan menjaga dollar tetap mengambang, yang akan mereduksi tekanan terhadap rencana Fed untuk membiarkan bunga tidak berubah. Jika anda tidak khawatir pada pasar perumahan, makan anda tidak perlu cemas pada angka leading indicator yang turun 0.5 persen bulan lalu.

Bukan hanya revisi naik Maret yang secara nyata menekan penurunan April namun kontribusi terbesar pada lemahnya building permit. Sehingga sekali lagi, pasar perumahan mempengaruhi pertumbuhan, selama pasar perumahan tidak kolaps, maka skenario soft landing masih berjalan. Sementara sektor manufaktur terus pulih. Indeks Philadelphia Fed naik dari 0.2 ke 4.2 bulan Mei, yang mengikuti rebound pada laporan survey Empire State awal pekan. Hal paling diminitas pada ata ini adalah tajamnya kenaikan komponen tenaga kerja. Ini mendukung kemungkinan pertumbuhan lebih bagus bulan mendatang.

Sepekan Saham Asia – Sebagian Besar Menyusut Setelah Gain
Perkembangan pergerakan pasar akan mewarnai pasar dalam minggu ini setelah terjadi kenaikan di minggu-minggu sebelumnya -- Hong Kong, Korea Selatan dan Singapura semua melewati rekor tertingginya – dan mungkin akan menjadi perhatian pasar dalam sesi berikutnya. Namun secara keseluruhan beberapa kebijakan moneter dari China akan menyita perhatian pasar dalam minggu ini, banyak kalangan melihat kemungkinan melonjaknya indeks, dan bukan tidak mungkin akan terjadi perbalikan bagi index ujar Garry Evans, pakar ekuiti HSBC pan-Asia, jadi menjadi satu hal yang sangat mengejutkan bila ini menjadi kenyataan, namun saat ini belum ada satu berita besar yang dapat dijadikan alasan melakukan koreksi. "di sisi lain kenaikan indeks telah melebihi valuasinya, jadi semua terlihat sensitif atas berita-berita yang dapat memicu terjadinya kejutan penurunan,"

Di Jepang: Masa laporan pendapatan akan manjadi berita yang mewarnai pergerakan pasar dan para investor akan terfokus pada perusahaan individu yang dimungkinkan untuk masuk ke sektor pasar modal di A.S dan mata uang. Poin lain yang akan menjadi fokus untuk jangka pendek dan menengah adalah pergerakan index utama Nikkei yang secara keseluruhan mengalami penurunan yang cukup besar, ujar Zenshiro Mizuno, direktur senior pada Marusan Securities. "faktor kunci yang akan diperhatikan pasar minggu ini justru pada performa saham lapis kedua." Saham Nikkei diperkirakan bergerak pada level antara 17,200-17,500.

Di Korea:
Pada masa menjelang liburan jangka pendek ini akan memberikan ketidakpastian bagi pasar, dimana para investor akan memantau pergerakan bursa saham regional setelah saham Kospi mencapai level tertingginya. Kemungkinan penuruann akan terjadi di sektor chip, ini dimungkinkan karena adanya kekhawatiran terhadap pendapatan di kuartal kedua, di sisi lain konsentrasi terhadap saham China – dan Korea Selatan sebagai pasar ekspor terbesar akan menjadi informasi penting yang turut mempengaruhi kebijakan moneter. Koreksi minggu ini sangat besar potensinya, terutama bila terjadi penurunan pada pasar China dan A.S. Ini mungkin akan dijadikan sebagai momentum aksi ambil untung," ujar Choo Hee-yeop, deputy general manager pada Korea Invest dan Securities.

Di Hong Kong:
Pasar saham diperkirakan akan bergerak dalam range sempit, dimana level 21,000, akan dijadikan sebagai angka untuk melakukan aksi setelah adanya pernyataan dari bank sentral China yang dimungkinkan akan menaikan tingkat suku bunganya guna meredam pertumbuhan ekonomi. Perusahaan Belle International Holdings Ltd., pembuat sepatu wanita untuk transaksi retail, mengawali debutnya pada hari Rabu dengan nilai nominal US$1.1 billion dalam aktivitas IPO ini akan menjadi indikasi range tertinggi bagi index. " pengaruh IPO dimungkinkan akan berlanjut," ujar Steve Cheng, associate director pada Shenyin Wanguo. "ini merupakan investasi yang sangat diminati bagi investor retail."