Monday, May 7, 2007

FOKUS PASAR PEKAN INI

Perhatian Tercurah Pada Pertemuan Bank Sentral
Pembuat kebijakan bank sentral akan menjadi fokus utama bagi para investor minggu ini, seiring keputusan suku bunga bakal dirilis di zona eropa, Inggris dan Amerika Serikat. Seiring prospek bunga baik untuk zona eropa dan UK kembali lebih hawkish minggu belakangan ini, pertemuan kebijakan moneter hari Kamis pada Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris bakal menjadi perhatian khusus. Meski ECB hampir dipastikan membiarkan bunga bertahan pada 3.75 persen, analis memper kirakan presiden bank Jean-Claude Trichet akan memakai konferensi berita pasca-pertemuannya untuk menyiapkan kenaikkan 25 basis poin dalam bunga pinjaman di Juni.

Data ekonomi sejak pertemuan ECB silam telah mendukung permasalahan kelanjutan pengetatan kebijakan moneter, dengan pertumbuhan kembali kuat kendati terjadi apresiasi atas euro. Beratnya negosiasi sementara telah menjadi pemicu naiknya inflasi. "Dengan memakai ekspresi 'waspada kuat', Trichet akan mendukung kami dan ekspektasi pasar untuk kenaikkan bunga 25 basis poin ke 4.0 persen di Juni," ujar Astrid Schilo, ekonom pada HSBC. Terkait reli euro saat ini ke rekor tinggi terhadap dollar, yen dan frank Swiss, investor juga akan memantau komentar pada mata uang dari Trichet, juga dari pertemuan para menteri keuangan euro zone di Brussel awal pekan ini.

Penguatan UK 'Tersepakati'
Bank Inggris tidak akan memerlukan kode kalimat di hari Kamis ketika diperkirakan luas bakal menaikkan suku bunga 25 basis poin ke 5.50 persen. Selama beberapa pekan lalu, data sudah menunjukkan inflasi menguat ke 3.1 persen, lebih dari satu persen poin diatas target BoE, dan ekonomi tumbuh pada laju lebih cepat dari perkiraan. Booming pasar perumahan berlanjut dengan cepat dan belanja konsumen yang dipicu kredit kembali tinggi. Terhadap latar belakang, seluruh dari 61 pakar ekonom yang di survei Reuters memperkirakan bunga akan naik menjadi 5.50 % bulan ini.

FED Mempertahankan
Sementara Federal Reserve diperkirakan luas bakal membiarkan bunga bertahan pada 5.25 persen di hari Rabu, seiring investor malah memfokuskan pada pernyataan pasca-keputusan sebagai petunjuk apakah pemangkasan suku bunga bisa jadi pembicaraan. Di bulan Maret, Fed menurunkan referensi eksplisit terhadap kemungkinan pengetatan tambahan meski masih dikatakan Fed menjaga kekuatiran seputar inflasi. "Sejumlah orang akan berharap Fed bakal melunakkan sikapnya dan mereka mungkin kecewa. Kami mencari dan berharap Fed menjaga pandangan-nya dari ancaman utamanya yang mengarah menaikan inflasi," kata James Shugg, ekonom internasional pada Westpac.

Rupiah Melemah 2 Persen Akhir Tahun, Prediksi Dari Citibank
Rupiah Indonesia, performa terburuk keempat Asia di 2007, kemungkinan melemah 2 persen akhir tahun karena bank sentral melakukan pembelian dollar, menurut Citigroup Inc. Mata uang kemungkinan ditutup akhir tahun di 9,250 per dollar karena Bank Indonesia menambah pembelian lebih dari $3 miliar di 2006, kata Anton Gunawan, ekonom di Citigroup Inc. di Jakarta. Cadangan devisa asing naik menjadi $49.2 miliar pada 27 April dari $42.6 miliar akhir tahun lalu, suatu sinyal bank sentral mencari pelemahan rupiah untuk mendorong pendapatan eksportir luar negeri.

``Sepertinya bank sentral sangat tidak ingin rupiah menguat lebih jauh,'' kata Gunawan dalam wawancara pada 30 April. ``Mereka sedang membatasinya dengan range perdagangan yang sempit.'' Bank sentral Asia telah mengambil langkah menjual mata uangnya untuk membatasi penguatan, setelah dollar melemah ke rekor rendahnya terhadap euro bulan lalu. Bank Indonesia melemahkan rupiah 0.9 persen tahun ini, setelah menguat 9.3 persen tahun lalu. Kontras dengan rupee India yang melambung 7.5 persen di 2007 karena banks sentral mengurangi pembelian dollar, seiring rekor pembelian di Pebruari. ``kami ingin rupiah stabil di level saat ini,'' kata Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Sepekan Saham Asia – Pasar Diperkirakan Menarik Napas, Fokus Ke Fed
Setelah pada minggu mencapai level tertingginya, pasar saham Asia terlihat rendatan untuk mengalami aksi ambil untung oleh kekhawatiran para investor terhadap beberapa saham yang telah melampaui valuasinya dengan latar belakang solidnya tingkat pendapatan. Fokus pasar pada minggu ini pada pertemuan yang akan dilakukan oleh Federal Reserve A.S hari Rabu mendatang, dan untuk sementara ini tidak seorangpun memperkirakan akan ada perubahan suku bunga, para investor sejauh ini akan menanti apa yang akan disampaikan oleh bank sentral terkait kondisi pertumbuhan ekonomi. "Pihak Fed diperkirakan akan menahan suku bunganya karena bagi mereka terlalu cepat merubah kebijakan akan semakin membuat performa pertumbuhan cenderung turun, dan hanya sedikit fokus pasar pada inflasi,"

Di Jepang : Melemahnya mata uang yen seyogyanya memberi support terhadap sektor eksport seperti pada Sony Corp, namun laporan sektor pendapatan membuat indeks terbatas dalam kenaikan- nya. Perusahaan terbesar di sektor otomotif seperti Toyota Motor Corp. dan beberapa sektor elektronik seperti TDK Corp. merilis pendapatanya. Banyak perusahaan tahun ini yang mengecewa- kan pasar dalam laporanya...ujar Garry Evans, kepala analis di HSBC – strategi ekuiti Asia.

Di Korea : Kenaikan indeks saham korea terlihat rentan terhadap koreksi, setelah sebelumnya mengalami kenaikan dalam sembilan minggu terakhir, para analis memperingatkan bahwa keniakan indeks telah melampaui batas. Masa laporan pendapatan telah hampir berakhir, dan mungkin para investor akan kembali terfokus pada pasar global, dimana kondisi ini yang sebelumnya memotivasi indeks untuk bergerak naik. Fed A.S pada minggu ini akan bayangi oleh agenda pertemuan bank sentral dengan perkiraan tidak adanya perubahan kebijakan moneter. "untuk jangka panjang kenaikan index terlihat masih dapat berlanjut.

Di Hong Kong : Saham Hang Seng Index terlihat sedang mencari momentumnya dengan bergerak dalam range trading setelah absenya pasar Jepang dan China, karena liburan panjang. "beberapa berita yang mungkin mampu memberikan motivasi adalah solidnya sektor pendapatan China atau dari U.S. ini masih berkisar pada China – dan pasar terlihat waspada," ujar Matt McKeith, kepala analis pada First State Investments.

Reli Euro Menuju Rekor Tampaknya Terhenti
Penguatan euro terhadap dollar dan yen kemungkinan terhenti, menurut trader yang menggunakan teknikal indikator untuk memprediksi pergerakan valuta asing. Indeks kekuatan relatif (RSI) 14 hari berada di 67.63 terhadap dollar saat ini dan 70.33 terhadap yen. Level di atas 70 kemungkinan merupakan sinyal perbalikan arah. Trader futures juga menaikkan perkiraan mereka bahwa euro terhadap dollar menuju rekor, memperlihatkan mata uang tunggal ini ringkih untuk bergerak turun.