Dollar Mungkin Bertambah Lemah vs Euro; Fokus Inflasi
Dollar mungkin akan memperbanyak pelemahannya terhadap euro dalam minggu ini terkait agresifnya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve serta prospek menguatnya inflasi yang diperkirakan berpengaruh pada mata uang A.S. Dollar mencetak sejarah terendah terhadap euro pekan silam, dengan mata uang Eropa diperdagangkan singkat diatas $1.41. Sang greenback juga mencetak terendah dalam 31-tahun terhadap dollar Kanada. Pemotongan 50-basis-poin pada benchmark bunga federal menjadi 4.75 persen hari Selasa telah menyebabkan aksi jual dollar akibat merosotnya minat atas aset-set berdenominasi mata uang A.S.
Para investor dan analis memperkirakan angka penyusutan selanjutnya pada ekonomi A.S mungkin masih akan terluka oleh lambannya pasar perumahan. Tekanan inflasi juga meningkat seiring harga minyak menguat ke level-level rekor, kata analis. "Pasar saat ini tengah berjuang dengan lambatnya pertumbuhan, sementara ekspektasi inflasi nampak menguat," penuturan Camilla Sutton, pakar strategi valas pada ScotiaCapital di Toronto. "Ini bukan kondisi yang mendukung dollar A.S. Kami akan terus melihat pelemahan dollar selanjutnya selama minggu ini."
Kendati minimnya data ekonomi di Eropa, para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa secara umum mengangkat retorika hawkish-nya, kontras dengan A.S dimana pemotongan bunga selanjutnya masih terprediksi. Survei Reuters yang diambil tidak lama setelah putusan bunga Fed hari Selasa menunjuk kan 12 dari 18 dealer utama yang dijajak masih perkirakan pemotongan bunga ¼ poin di Oktober, dan enam dealer memprediksi potong bunga di Desember. Selain prospek untuk suku bunga, data ekonomi di Amerika dan Eropa dapat menyebabkan sejumlah volatilitas jangka pendek pekan ini.
Kalender ekonomi A.S antara lain termasuk angka catatan existing home sales bulan Agustus dan kepercayaan konsumen untuk September, keduanya hari Selasa. Di hari Rabu, pemerintah akan merilis laporan durable goods untuk Agustus dan akan disusul dengan angka final pertumbuhan produk domestik bruto kuartal dua di hari Kamis. Dua pengukur yang berpengaruh pada inflasi, pendapatan perorangan dan indeks harga core PCE akan tayang hari Jumat.
Data inflasi yang bakal muncul di Jerman, ekonomi terbesar Eropa, yaitu dirilisnya harga import hari Selasa dan harga konsumen hari Kamis. Turut dirilis adalah survei sentimen Ifo pada iklim bisnis di September hari Selasa. Data harga selanjutnya yang diperkirakan dari Jepang adalah indeks CPI negara yang dijadwalkan dirilis hari Kamis termasuk angka pendahuluan industrial output bulan Agustus serta retail sales (penjualan ritel) bulan Agustus.
Sepekan Pasar
Setelah mengalami kenaikan
"Kombinasi atas langkah agresif Fed adalah upaya bank sentral untuk menghindari kondisi global atas lambatnya pertumbuhan ekonomi," ujar Tim Rocks, analis Macquarie Sct. Memantau sekilas tentang rotasi pertumbuhan ekonomi pasar cenderung memfavoritkan China dan beberapa negara asia lainya dengan pertumbuhan yang solid seperti, Korea Selatan, Taiwan, Indonesia dan Singapore.
Di Jepang: Ini merupakan perjuangan baru bagi pasar saham
Di Korea: Pasar saham terlihat akan lebih dipengaruhi oleh kondisi regional, terutama pasar A.S, ketika pasar juga dihadapkan pada masa liburan tiga hari, namun transaksi terlihat sepi dengan kondisi yang ada saat ini. KOSPI terlihat rebound lebih dari 16 persen sejak kenaikanya tiga bulan terakhir dari pertengahan Agustus, dimana kenaikanya lebih dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga A.S, namun satu hal yang perlu di waspadai mengenai naiknya harga minyak dunia dan melemahnya dollar dapat menghambat momentum kenaikan indeks.
Di
Euro Ukir Rekor Tinggi, Berapa Besar Lagi Dapat Menguat?
Secara fundamental, dollar AS terseret ke rekor rendahnya karena tingginya kekhawatiran pada ekonomi AS dan kemungkinan belanjutnya pemotongan bunga the Fed. Walaupun ada spekulasi Arab Saudi melepas patokan dollar ketika melewati 1.40, negara tersebut menolak memberikan komentar. Sehingga ini memperlihatkan kepada kita bahwa ada banyak spekulasi yang memicu pelemahan dollar.
Kita seringkali mengatakan bahwa ekspektasi dimana suku bunga berada adalah penggerak nomor satu yang menggerakkan mata uang. Posisi dollar saat ini adalah cerminan tidak hanya besarnya pemotongan bunga yang dilakukan the Fed namun juga ekspektasi lanjutan pemotongan antara 25bp sampai 50bp sebelum akhir tahun. Akan tetapi, pelemahan dollar lebih lanjut, menimbulkan resiko perbalikan arah yang cukup besar. Lemahnya mata uang tidak hanya mendorong ekspor dan memperbaiki ekonomi juga mengurangi tekanan inflasi.