Wednesday, May 14, 2008

Analisa Teknikal

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


EUR/USD

Resistance Level : 1.5490, 1.5565, 1.5640

Support Level : 1.5418, 1.5340, 1.5281

Trading Range : 1.5360 – 1.5640

Trend : Bullish


USD/ JPY

Resistance Level : 105.24, 105.62, 106.30

Support Level : 104.26, 103.80, 103.29

Trading Range : 102.80 – 105.50

Trend : Bearish


GBP/USD

Resistance Level : 1.9476, 1.9523, 1.9594

Support Level : 1.9421, 1.9386, 1.9335

Trading Range : 1.9400 – 1.9660

Trend : Bullish


XAU / LOCO

Resistance levels: 872.90, 876.15, 880.47

Support levels : 860.02, 849.50, 845.00

Trading range : 849.50 872.90

Trend : Bearish


HANGSENG

Resistance levels: 25590, 25850, 26052

Support levels : 25360, 25200, 25000

Trading range : 25200 - 25590

Trend : Bearish


DOW JONES

Resistance levels: 12875, 12940, 13000

Support levels : 12739, 12655, 12525

Trading range : 12655 - 12875

Trend : Bearish

News on May 14th, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


RINGKASAN

  • Laporan penjualan AS mengindikasikan konsumen dapat mengatasi kejatuhan harga rumah dan kenaikan biaya pangan, energi; yang dapat berarti GDP AS tidak akan berkontraksi di Q2 2008.
  • Ben Bernanke mengungkapkan bahwa krisis kredit belum berakhir, tapi pimpinan Fed lainnya menunjukkan kecemasan akan inflasi yang dapat mensinyalkan jeda penurunan suku bunga.
  • Kenaikan inflasi Inggris menyulitkan BoE untuk memangkas suku bunganya demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
  • Kenaikan penjualan ritel Cina mengiyaratkan konsumsi domestik dapat mengimbangi turunnya ekspor.
  • Survei Fed of Philadelphia memprediksi kejatuhan nilai rumah AS selama dua tahun ke depan.
Data Ritel AS Memberikan Harapan
Penjualan ritel utama jatuh 0.2% di April seperti yang estimasi analis, setelah naik 0.2% di Maret. Penjualan ritel diluar otomotif sendiri naik 0.5%, lebih besar dari ekspektasi 0.2% dan revisi kenaikan 0.4% dari Maret. Penurunan penjualan utama ini diakibatkan jatuhnya pembelian otomotif yang meningkatkan penjualan produk lainnya. Laporan ini menunjukkan penguatan area sektor perumahan, seperti bahan baku material, furniture dan keperluan lainnya. Kenaikan 1.9% permintaan bahan baku material yang terbesar sejak Mei 2007. Penjualan restoran meningkat 0.9%, terbesar tahun ini. Penjualan bahan bakar jatuh meskipun harga bbm naik. Penurunan 0.4% bulan lalu diikuti oleh kenaikan 1.6% di bulan Maret. Laporan penjualan ritel hari ini mengindikasikan konsumen dapat mengatasi imbas kejatuhan harga rumah dan kenaikan biaya pangan, energi lebih dari estimasi ekonom. Di luar mobil, bahan bakar, dan material bangunan, yang sering digunakan pemerintah untuk mengkalkulasikan GDP, penjualan naik 0.4%, sesuai kenaikan bulan sebelumnya yang lebih besar dari estimasi bulan lalu. Implikasinya adalah GDP tidak akan berkontraksi di triwulan kedua 2008.

Bernanke Mengungkapkan Krisis Belum Berakhir; tapi Lainnya Mencemaskan Inflasi
Pimpinan Fed, Ben Bernanke, mengungkapkan pada hari kamis bahwa krisis kredit belum berakhir, meskipun koleganya menunjukkan kecemasan akan inflasi yang dapat mensinyalkan jeda penurunan suku bunga. "Kondisi di pasar keuangan masih jauh dari normal," kata Bernanke. "Seharusnya, pasar harus dapat menyelesaikan sumber masalah pengetatan keuangan ini sendiri. Tapi proses ini akan membutuhkan waktu." Rangkaian pernyataan terpisah dari pejabat Fed lainnya menunjukkan kecemasan akibat naiknya harga energi yang akan mempengaruhi inflasi, yang dapat menyurutkan keinginan mereka untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Fisher, Presiden of Fed Dallas mengungkapkan kesulitan yang dihadapi bank sentral, seraya mengutarakan bahwa melemahnya ekonomi AS tidak harus menurunkan harga komoditas. "Perekonomian dunia masih tumbuh, meskipun kita melambat," ungkap Fisher. "Sulit untuk memperkirakan respon supplai yang akan mempengaruhi permintaaan untuk mengembalikan tekanan harga akibat minyak." Sandra Pianalto dari Fed of Cleveland mengatakan meskipun ukuran inflasi inti AS naik lebih cepat dari yang diinginkannya, kebijakan moneter Fed sesuai dengan kondisi inflasi yang rendah. Kenaikan bertahap akan menurunkan pertumbuhan ekonomi AS setidaknya satu persen, menurut Thomas Hoenig, President Fed of Kansas City. Tapi rangkaian pernyataan mengenai inflasi ini dapat mengisyaratkan keinginan Fed untuk tidak mengubah suku bunga, ungkap analis.

Inflasi Inggris Meroket Sejak 2002
Inflasi Inggris naik hingga level tertinggi sejak 2002, menyulitkan BoE untuk memangkas suku bunganya demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Harga konsumen merangkak 3.0%, per tahun, melampaui ekspektasi analis sebesar 2.6%. Inflasi inti 1.4%, sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan 1.3%. Tekanan inflasi datang dari jasa rumah tangga, akibat tingginya bahan bakar, minyak goreng dan listrik. Kenaikan harga juga tercatat pada pangan dan alkohol. Hal ini merefleksikan indeks retail price yang berada di level 4.2% per tahun, lebih tinggi dari estimasi analis sebesar 3.9%. Dengan tingginya inflasi, skenario penurunan suku bunga keliatannya masih jauh setidaknya hingga bulan Juli.

Penjualan Ritel Cina Menguat Pada Laju Tercepat Sejak 1999
Penjualan ritel Cina merangkak di laju tercepat sejak 1999, mengiyaratkan konsumsi domestik akan menahan ekonomi terbesar ke empat dunia ini terhadap turunnya ekspor. Penjualan menguat 22 % ke rekor 814.2 milyar yuan ($116 milyar) di April setelah naik 21.5% di Maret, menurut biro statistik. Angka itu berbeda dengan estimasi 21 % dari 27 ekonom yang di survei oleh Bloomberg News. Gubernur bank sentral Zhou Xiaochuan menyebutkan pada 10 Mei bahwa China perlu mengurangi tabungan dan mendorong konsumsi guna menyeimbangkan ekonomi yang condong mengarah ke investasi dan penjualan luar negeri. Pertumbuhan ekspor melambat 22% di empat bulan pertama tahun ini dari 26 % selama 2007 terkait menyusutnya ekonomi dunia. ``Penjualan ritel Cina akan tetap tumbuh pesat,'' ungkap Sumei Tang, ekonom di Sydney di Moody's Economy.com.

Survei Fed of Philadelphia
Seperti yang diungkapkan indeks harga rumah S&P/Case-Shiller, indeks harga rumah OFHEO, dan indeks pembelian FHEO, memprediksi kejatuhan nilai rumah AS selama dua tahun ke depan. Rata-rata harga rumah turun 12% di 2008 dan 0.3% di 2009 sebelum mengalami rebound 3.8% di 2010 berdasarkan S&P/CS. Berdasarkan indeks OFHEO, harga turun 4.6% tahun ini dan -1.0% di 2009, sebelum naik kembali 2.1% di 2010. Hasil prediksi menunjukkan indeks pembelian OFHEO jatuh 5.4% tahun ini dan 0.1% tahun depan sebelum menguat 2.6% di 2010. Dapat diperhatikan bahwa nilai rumah turun 15% dari puncaknya berdasarkan S&P/Case-Shiller. Beberapa penurunan 20% dari nilai puncak hingga dasarnya.

Trichet: Suku Bunga Saat Ini “Masih Sesuai”
Presiden ECB Jean-Claude Trichet mengatakan suku bunga saat ini masih “sesuai”. Kebijakan moneter akan mencapai target, yakni kestabilan harga. ECB berupaya untuk menekan inflasi dibawah 2% seiring krisis subprime AS menurunkan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Harga konsumen zona Eropa naik 3.3% di April dari tahun sebelumnya setelah naik 3.6% di Maret. Kebangkitan ekonomi negara berkembang akan mengurangi pelambatan ekonomi AS. Komentar ini mengindikasikan ECB belum merubah suku bunganya pada pertemuan berikutnya.

London Mengalami Penurunan Harga Perumahan Terbesar
RICS (Royal Institution of Chartered Surveyors) melaporkan bahwa pasar properti London mengalami penurunan harga terbesar dalam 14 tahun di bulan lalu seiring sektor keuangan jatuh semakin dalam dan banyak bank membatasi peminjaman. Angka agen properti perumahan dan hasil survey menunjukkan harga rumah di ibukota jatuh 94% poin di bulan April, terendah sejak 1994. Laporan untuk seluruh kawasan menjadi -95.1, terkecil sejak 1978. Bukan tidak mungkin, masalah perumahan di ibukota akan berimbas pada seluruh negara, dalam waktu dekat ini.

Dolar Terus Menguat Terhadap Yen, Bursa Saham Dipengaruhi Aksi Carry Trades
Dolar menguat terhadap yen pada hari Kamis, seiring investor memperhatikan bursa saham untuk melihat apakah ada peluang membeli aset yang lebih beresiko, selagi menunggu data AS dan komentar dari beberapa pejabat Fed. Sinyal bahwa perlambatan ekonomi AS mulai menyebar dapat mendukung dolar, tapi kecemasan apakah yang terburuk dari krisis kredit telah lewat akan membatasi pergerakan dolar lebih lanjut, ungkap trader. Setelah menurunkan suku bunga secara agresif, pasar mengharapkan Fed untuk tidak mengubah suku bunga di bulan depan, sementara spekulasi meningkat bahwa ECB akan menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini seiring meningkatnya sinyal melambatnya pertumbuhan ekonomi zona euro.

Bursa Jepang Menguat Didukung Nikon Dan Tangguhnya Eksportir
Indeks Nikkei naik 1.6% di hari Selasa menguat di hari keduanya akibat investor membeli Nikon Corp dan saham lainnya seiring keluarnya hasil yang bagus, sementara eksportir naik akibat menguatnya dollar. Nikon, melejit 12.5% kenaikan terbesar satu hari dalam lima tahun setelah perusahaan mengungkapkan laba tahunan naik 32.5 % berkat penjualan kamera dan perlengkapan pembuatan-chip; dan diumumkan nya rencana pembelian saham kembali. Saham terkuat lainnya adalah Fujitsu Ltd, yang melejit 13.2 % setelah upgrade peringkat dan taksiran di hari Senin dimana laba bersih tahunan-nya bakal melebihi dua kali tahun ini. Pasar saat ini tengah sibuk, maka investor memburu saham berpendapatan baik.

Bursa Hong Kong Naik 2%, Dampak Gempa China Terbatas
Bursa Hong Kong menguat hampir 2% di hari Selasa, seiring raksasa China Mobile dan HSBC mengalami kenaikan terbesar, sementara investor memperkirakan dampak gempa di barat daya China akan terbatas. Korban tewas diestimasi 10,000 dan masih banyak lagi dikhawatirkan mati setelah gampa bumi mengguncang propinsi Sichuan di barat daya Cina. Sejumlah investor juga menilai bahwa Beijing tidak akan mengetatkan lagi kebijakan moneter-nya setelah gempa besar, menyusul kebijakannya di hari Senin dimana peminjam harus menahan cadangannya untuk keempat kalinya tahun ini. "Pasar memiliki sejumlah teknikal rebound terkait pasar Jepang cukup diam di siang hari." ungkap Andrew To.