Monday, October 29, 2007

FOKUS PEKAN INI

Keputusan Bunga Fed Dan Data Ekonomi Lain Dalam Fokus

Keputusan suku bunga Federal Reserve A.S akan menjadi pusat perhatian pekan ini, menyaingi perhatian investor seiring lambatnya pendapatan terkini dari perusahaan top Eropa serta data ekonomi. "Dunia akan tertuju pada bank sentral A.S atas keputusannya di tengah pekan," ungkap Dennis Nacken, analis Allianz Global Investors. Pada pertemuannya Rabu minggu ini, Federal Open Market Committee, yang memotong bunga pinjaman setengah persen poin bulan lalu, diperkirakan menurunkan bunga lagi. Keputusan di jadwalkan pukul 0115 WIB. "Intervensi lain oleh bank sentral akan membantu mengembalikan kepercayaan konsumen setelah krisis mortgage," kata Nacken.

Bernd Meyer, pakar strategi di Deutsche Bank, yang memperkirakan Fed bakal pangkas bunga seperempat persen poin, mengatakan: "Kekhawatiran pasar meningkat seputar resesi. Dan bila saat ini Fed melakukan sesuatu, ini bisa mencegah resesi, maka pasar akan menunjukkan sejumlah sinyal pemulihan." Banyaknya data kunci juga akan memberi pemahaman lagi ke dalam ekonomi A.S, yang telah menderita dari lambatnya pasar perumahan A.S. Sementara data pendahuluan produk domestik bruto A.S kuartal tiga hari Rabu, catatan indeks manufaktur ISM bulan Oktober di Kamis serta non-farm payrolls hari Jumat akan diperhatikan cermat oleh para pelaku pasar.

"Selama ekonomi A.S terus mencatat pertumbuhan, itu cukup lemah untuk memperkirakan pemotongan bunga selanjutnya namun tidak selemah besarnya resesi yang ditakutkan, berharap kesuksesan terkuaknya ekonomi kemungkinan akan memicu gerak volatile naik pada pasar ekuiti," kata ahli strategi ekuiti pada UniCredit, Gerhard Schwarz. Pasar uang saat ini sepenuhnya menilai ada pemotongan 25 basis poin pada suku bunga utama A.S minggu ini. Ini menyusul rangkaian lemahnya indikator ekonomi dan laporan pendapatan bank yang menunjukkan kerugian besar serta kemerosotan yang dihasilkan dari kolapsnya pasar kredit subprime dan krisis perkreditan.

Analis Memprediksi 30% Peluang Pemotongan Bunga Secepatnya di Nopember

nyentuh level tinggi tiga bulan terhadap dollar dan menguat terhadap yen karena investor, didorong oleh kenaikan saham Eropa dan Asia, kembali ke posisi carry trades. "Carry trades kembali tidak jelas selama 24 jam terakhir dan minat pada resiko kembali muncul," kata Russell Jones, kepala fix income dan riset global valas di RBC Capital Markets.

"Akan tetapi, Saya kira tekanan finansial akan kembali dan sangat volatile yang membuat anda sangat tidak suka." Sterling – dengan suku bunga paling tinggi di negara industri G7 – diuntungkan dari carry trades ketika investor meminjam mata uang yield rendah seperti yen untuk membeli investasi yield lebih tinggi.

Dengan sedikitnya data domestik pada hari Jumat dari data harga perumahan September dari Land Registry, sterling akan terus mendapatkan arahnya dari minat resiko dan kinerja saham, kata analis. Investor akan melihat data mortgage approvals dan lending hari Senin untuk petunjuk lebih lanjut prospek ekonomi Inggris dan prospek suku bunga. Poling analis dari Reuters menunjukkan 30% peluang pemotongan bunga secepatnya Nopember.

Sepekan Saham AsiaThe Fed, Pendapatan Dalam Fokus

Saham Asia bisa mencapai puncak baru minggu ini jika bank sentral AS merendahkan suku bunga dan mencoba untuk meredakan kekhawatiran investor soal krisis kredit dan lesunya perumahan bisa menimbulkan resesi ekonomi di Amerika Serikat. Namun probabilitas meningkat sehubungan penurunan pasar regional dengan kondisi ekonomi AS yang sedang berjuang, dollar melemah dan harga minyak menyentuh rekor tinggi baru.

Akan tetapi, pengamat pasar mengatakan bahwa prospek pertumbuhan relatif kuat Asia dan apresiasi mata uang Asia adalah sebagian alasan utama mengapa investor beramai-ramai investasi di regional. "Investor amat antusias dalam mengambil keuntungan dari persepsi bahwa regional dalam kondisi lebih baik. Kondisi domestik positif," kata Mark K kepala ekskutif Asia Pasifik dari Allianz RCM.

"Kami melihat angka pertumbuhan muncul dari China dengan margin error, sangat kuat. Ekonomi Hong Kong sangat bagus, demikian juga Singapura. Sehingga regional secara keseluruhan dalam kondisi yang sangat bagus." MSCI pengukur saham Asia Pasifik diluar Jepang menyentuh rekor tingginya pada 26 Oktober dan naik lebih dari 70% tahun ini. Indeks saham MSCI mencetak gain lebih 14% tahun ini dan masih ada ruang untuk berlanjut sebelum kembali ke level puncak 11 Okt.

Pendapatan masih akan menjadi fokus utama bagi investor di minggu-minggu mendatang dengan Nippon Steel, pembuat baja kedua terbesar dunia, saham utama Korea Selatan Kookmin Bank dan saham perminyakan China dan produsen gas CNOOC diantara perusahaan besar yang akan memberi laporan. Komite Pasar Terbuka Federal Reserve AS akan mengadakan pertemuan dua hari, Selasa dan Rabu.

Di Jepang : Saham-saham kemungkinan terus mencetak gain di sesi-sesi mendatang setelah tingginya pendapatan dari perusahaan besar seperti Sony dan Honda Motor mendorong mengangkat sentimen. "Pasar telah mencetak gain di sesi sore karena pendapatan bagus. Jika lebih banyak pendapatan diumumkan minggu ini, indeks Nikkei diperkirakan naik di atas 16,500 dan menjaga level itu," kata Hiroyuki Fukunaga, kepala strategist di Rakuten Securities.

"Perhatian pasar tertuju pada kebijakan suku bunga di Jepang dan AS karena kedauanya, Bank Jepang dan the Fed mengadakan pertemuan," tuturnya, menambahkan indeks Nikkei kemungkinan diperdagangkan antara 16,450-16,900. Indeks Nikkei naik 1.4% di 16,505 hari Jumat.

Di Korea : Saham-saham kemungkinan masih volatile karena investor memperhatikan pertemuan Fed yang diperkirakan memangkas bunga untuk mengurangi dampak dari krisis subprime mortgage. Investor juga akan memperhatikan rangkaian data ekonomi lokal termasuk angka ekspor Oktober sebagai petunjuk bagaimana melambatnya ekonomi AS mempengaruhi permintaan pada produk Korea Selatan, dan pendapatan dari saham besar seperti Kookmin Bank. "Pasar kemungkinan berjuang untuk mendapat arah minggu ini, sangat reaktif pada berita yang datang dari AS. Sulit untuk memprediksi arah yang jelas dari pasar," kata Rho Y.S., strategist pasar di Hyundai Secur.

Di Hong Kong : Semua mata akan mengarah pada pertemuan the Fed dengan investor yang berharap pemotongan lebih lanjut suku bunga, yang bisa menggerakkan pengembang property Hong Kong ke level tinggi. Hong Kong yang sensitif pada kondisi suku bunga AS karena mata uang dipatok terhadap dollar AS. "Jika the Fed memangkas bunga sebesar 25 basis poin, pasar akan terus melanjutkan rely," kata Steve Leung, direktur di UOB Kay Hian Holdings.

No comments: