Diperkirakan Lebih Volatile Kendati Fed Pangkas Bunga
Para investor ekuiti kemungkinan akan kembali waspada minggu ini kendati tindakan mengejutkan dari bank sentral A.S untuk menenangkan kekhawatiran di pasar uang yang berlarut-larut dengan menurunkan salah satu suku bunga kuncinya di hari Jumat. Analis menyebutkan investor akan dihadapkan berita atas efek reaksi selanjutnya dari kekisruhan pasar kredit yang dipicu oleh krisis gagal bayar kredit subprime A.S, terutama apakah ini akan berdampak pada ekonomi riil dan laba korporat. Dengan mengakui potensi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi dan dengan memangkas discount rate setengah persen poin ke 5.75 % Jumat lalu, pihak Federal Reserve A.S telah menjawab salah satu pertanyaan kunci yang menempati strategis disemua jenis aset.
Minim Kalender
Minggu ini kalender data bakal sedikit. Untuk data ekonomi, indikator sentimen investor ZEW Jerman yang akan muncul Selasa pukul 1600 WIB akan diperhatikan cermat. "Ini akan penting guna melihat bagaimana fundamental ekonomi terbangun," kata UBS dalam catatannya. "Indeks ZEW akan memberi indikasi awal bagaimana ekspektasi pertumbuhan mendatang akan berubah." BNP Paribas menyebutkan ZEW akan bernilai jatuh untuk current conditions termasuk pada expectations akibat kacaunya finansial saat ini. Jajak Reuters atas 48 ekonom memberi nilai jatuh -1.0, angka negatif pertama sejak Januari, dari 10.4 di Juli.
Di Amerika Serikat, perhatian akan terpusat pada pidato Presiden Jeffrey Lacker dari Richmond Fed tentang "Prospek Ekonomi " di hari Selasa pukul 2330 WIB termasuk durable goods orders bulan Juli jam 1930 WIB. Bank sentral Jepang mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua-hari pekan ini dengan putusannya di hari Kamis. Diperkirakan luas akan menahan suku bunga tetap unchange.
Sepekan Saham
Pasar Asia yang mengalami kejatuhan besar kemungkinan masih gugup dalam sesi mendatang namun mencari peluang setelah aksi jual brutal selama pekan lalu menyeret pasar regional ke titik rendahnya dalam multi bulan. Tingginya kekhawatiran pada tekanan kredit global bisa mencekik pertumbuhan ekonomi yang bisa membuat investor lari dari perdagangan bersiko dan masuk ke aset aman (safe-haven) seperti obligasi pemerintah dari negara berkembang. Melambungnya yen juga menciptakan kekhawatiran bahwa trend carry trade kemungkinan terus di lepas. Dalam carry trade, investor pinjam pada suku bunga rendah seperti yen untuk membeli yield lebih tinggi namun aset lebih bersiko.
Jika ada sinyal pasar global bergerak stabil akan menolong pasar
MSCI pengukur saham Asia Pasifik di luar Jepang turun kira-kira 10% dalam sepekan di sesi Jumat, mencatat penurunan terbesar sepekan sejak Januari 1998, ketika pasar turun 12.4%. Indeks penguatan relatif 14 hari (RSI) turun ke 16. Angka di bawah 30 indikasi jenuh jual (oversold). Indeks Nikkei anjlok lebih dari 5% hari Jumat, kerugian terbesar sehari sejak serangan 11 Sept, 2001
Di Jepang : Saham kemungkinan mencoba mendapatkan gain pekan ini dengan indeks Nikkei diperkirakan mendapatkan support setelah di titik terendahnya dalam setahun. "Penurunan pasar terlalu tajam, sehingga Saya akan melihat rebound minggu ini," kata Yosuke Shimizu, kepala pusat investasi di Monex Inc. "Saya pikir ini soal waktu untuk menyentuh titik rendah (bottom)." Dia mengatakan adanya rebound bisa dipicu oleh saham defensif – saham perusahaan bergantung pada permintaan domestik seperti perusahaan operator kereta api dan telkom. Ia perkirakan laju Nikkei antara 15,500 dan 16,300 setelah ditutup di 15,274 hari Jumat. RSI untuk Nikkei turun di bawah 10.
Di Korea : Saham Korea Selatan kemungkinan masih volatile setelah mencatat pekan terburuk dalam enam tahun terakhir, dan kemungkinan tidak melihat rebound yang cukup signifikan kecuali pasar globa khususnya Amerika Serikat menyingkirkan kekhawatiran soal masalah kredit. Analis juga khawatir besarnya modal ke reksadana dari investor retail yang menopang kenaikan KOSPI tahun ini kemungkinan lepas, karena investor mencari cash pada indeks yang masih naik 14.2% tahun ini. "Pasar masih mencari titik rendah dan masih sedang mencari akhir dari lanjutan penurunan karena pasar subprime AS," kata Kim Jeong-hwan, seorang strategist di Woori Investment dan Securities. "Rebound adalah hal tidak mungkin sampai kita melihat pasar AS pulih. Setelah itu, pasar global akan terus melanjutkan penurunannya," katanya.
Di Hong Kong : Investor akan menghadapi lebih banyak penurunan dan voltilitas, dengan analis yang mencari peluang di titik rendah pada pasar
Yen Mencatat Pekan Terbaik Terhadap Dollar Sejak 1998; Carry Trade Cut
Yen menguat, mencatat penguatan sepekan terbesar terhadap dollar dan euro hampir dalam sebilan tahun teakhir, karena trader melepas aset dengan yield lebih tinggi yang dinanai pinjaman di Jepang. ``Investor benar-benar kehilangan kepercayaan'' dalam mengambil resiko, kata Seiichiro Muta, direktur valas di UBS AG di Tokyo, trader valas terbesar kedua.
``Ada minat yang besar untuk beli yen.'' Yen telah menguat sedikitnya 4% terhadap 16 mata uang aktif lainnya pekan ini karena goncangan global pada saham dan aset emerging market mendorong investor keluar dari apa yang disebut carry trades. Dollar
``Volatilitas ekstrim tinggi karena pasar masih berubah-ubah,'' kata Masashi Kurabe, manager valas di Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ Ltd. di Tokyo. ``Kondusif untuk beli yen.'' Pasar keuangan global menjadi benar-benar ekstrim,'' kata Gubernur Bank Sentral
No comments:
Post a Comment