Monday, August 13, 2007

FOKUS MINGGU INI

Pasar Masih Waspada, Fokus Pada Perbankan

Ketakutan seputar kejatuhan dari sektor kredit subprime A.S diperkirakan akan menekan pasar Eropa minggu ini akibat para investor menantikan adanya sinyal krisis yang tengah merebak. Perbankan dan asuransi kemungkinan akan kembali menjadi sorotan, seiring UBS Swiss, manajer kekayaan terbesar dunia, akan melapor pendapatan kuartal, bersama dengan updates dari institusi yang lebih kecil seperti Aareal. Di jajaran makro-ekonomi, para investor akan menantikan fitur pertumbuhan zona eropa dan juga akan memantau data ritel A.S serta perumahan.

"Fokus akan tertuju pada perbankan, asuransi dan pengelola dana, serta apa yang bank sentral kerjakan – ini akan lebih pesat dibanding hasil yang ter-update," kata Heinz-Gerd Sonnenschein, strategi ekuiti pada Postbank di Jerman. Kegelisahan pasar terkait dengan kekhawatiran di hari Kamis setelah BNP Paribas, bank terbesar ke dua zona eropa berdasarkan nilai, membekukan dana senilai 1.6 miliar euro ($2.2 miliar), menunjukkan kekhawatiran kredit subprime A.S. Penyingkapan muncul kurang dari 10 hari setelah BNP sebutkan ini tidak akan dipengaruhi oleh masalah subprime.

Pada barisan makro, data hari Selasa diperkirakan memaparkan pertumbuhan ekonomi di zona eropa pada 2.7 persen year-on-year di kuartal dua tahun 2007, dibanding dengan naik 3.1 persen di kuartal pertama, berdasarkan jajak Reuters. Investor juga akan memantau data retail sales A.S bulan Juli hari Senin sebagai petunjuk pada perubahan kebiasaan konsumen, termasuk munculnya data pendapatan dari retailer Home Depot Inc dan Wal-Mart Stores Inc keduanya di hari Selasa.

Data inflasi untuk A.S dan beberapa negara zona eropa juga diperkirakan muncul pekan ini, dan dengan fokus saat ini ke sektor properti A.S, data perumahan A.S hari Kamis kemungkinan bakal diteliti dengan cermat. Indeks sentimen University of Michigan untuk Agustus akan keluar Jumat.

Sepekan Saham Asia - Kekhawatiran Soal Kredit Berlanjut

Jika kondisi rollercoaster pada pasar saham Asia kembali terjadi, investor kemungkinan besar lebih kuat pada kondisi yang sama di sesi-sesi mendatang. Berlanjutnya kekhawatiran soal kredit global dan ketidakpastian dampak dari krisis subprime mortgage AS akan terus menggoyang pasar, kata analis. "Kami kemungkinan melihat volatilitas besar selama bulan-bulan depan, dengan resiko menurun," kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital di Australia.

"Namun bukan pasar bearish. Kasus seperti ini sering terjadi, pasar bullish lebih lama mengalami koreksi yang sangat tajam dan itulah tepatnya yang kami lihat saat ini." Pengukur saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang telah turun lebih dari 10% dari rekor tingginya yang dicetak 24 Juli – mengalami tekanan terbesar sejak turun 18% antara Mei dan awal Juni tahun lalu. Turun sedikitnya 10% biasanya dilihat sebagai suatu koreksi, namun bukan penurunan. Faktanya, indeks masih naik lebih dari 10% selama tahun ini.

"Secara global fundamental masih terlihat sangat bagus, ini dibuktikan oleh langkah bank sentral seperti ECB dan Fed yang terus memastikan bahwa kita tidak mengalami masalah kredit dan sebagian besar perusahaan dalam kondisi yang sangat baik untuk meningkatkan pertumbuhan laba," kata Oliver. Bank Sentral Eropa dan Fed AS, bersama dengan bank sentral Asia lainnya, telah menyuntikkan dana ke pasar uang di tengah aksi rush global untuk cash dan aset likuiditas lainnya.

Di Jepang : Saham Jepang kemungkinan naik minggu ini setelah ditutup di level terendahnya lebih dari lima bulan terakhir dengan investor kemungkinan mengangkat saham dengan prospek pendapatan bagus. "Pasar kemungkinan rebound," kata Ken Masuda, seorang dealer senior saham di Shinko Securities. "Arah penurunannya sudah terlalu jauh." Dia memperkirakan melihat suatu penurunan besar pada pasar New York hari Jumat dan indeks Nikkei kemungkinan bergerak antara 16,500 dan 17,300 di minggu baru.

Di Korea : Pada minggu tanpa data ekonomi dan dengan sedikitnya sesi laporan korporat, investor akan tetap fokus pada perkembangan baru pada masalah kredit AS dan dampaknya pada institusi keuangan global. "Kami telah melihat rangkaian laporan dari perbankan investasi global ternama soal modal rugi... Saya kira ini belum akan berakhir dalam waktu dekat," kata Han Dong-wook, analis di Hyundai Securities. "Lebih banyak yang akan merugi di minggu mendatang dan membuat dana terbang ke investasi lebih aman."

Di Hong Kong : Meskipun diperkirakan lebih banyak berita buruk nantinya, Hong Kong akan mendapat dukungan dari kuatnya pasar saham China denominasi yuan dan rangkaian pendapatan positip mengejutkan. "Saya kira kami akan menemukan dasarnya segera," kata Alex Wong, direktur di Ample Finance Group. "Saya tidak terlalu -- Saya tidak melihat penurunan besar dari sini."

Kenaikan Bunga BOJ Meragukan Karena Tingginya Kekhawatiran pada Kredit

Trader mengedurkan ekspektasi kenaikan bunga dari Bank Jepang bulan ini karena khawatir pasar kredit internasional memuncak. BOJ menyutikkan dana ke pasar uang untuk menenangkan pasar karena harga saham Tokyo anjlok dan harga obligasi pemerintah yang relatif aman naik akibat meluatnya masalah dari sektor U.S. subprime mortgage.

Kontrak swap pada call rate mengantisipasi kira-kira 35% peluang kenaikan bunga bulan ini, turun dari kira-kira 75% hari Kamis, karena meningkatnya spekulasi bahwa kekhawatiran pada tekanan likuiditas dan volatilitas pasar bisa mempengaruhi BOJ untuk menahan bunga saat ini. "Saya kira ini bukan akhir dari bencana subprime AS. Lebih banyak masalah bisa muncul sebelum pertemuan BOJ, yang bisa membuat BOJ kesulitasn untuk menaikkan bunga di Agustus," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

Banyak analis telah memperkirakan BOJ mendongkrak bunga pada pertemuan 22-23 Agustus menjadi 0.75% -- level tertinggi sejak 1995 – dari 0.50%. "Dari track record BOJ, Saya tidak akan terkejut jika BOJ menaikkan bunga bulan ini. Namun biasanya akan sulit untuk menaikkan bunga di Jepang ketika ECB mengambil langkah untuk menenangkan kekhawatiran pasar," kata Minami.

Konsumen AS Melihat Angka Penganggur Tetap Kokoh Tahun Mendatang

Konsumen A.S secara umum memperkirakan pasar buruh akan tetap sehat, dengan hanya sepertiga mengantispasi angka tenaga kerja akan naik di tahun mendatang, menurut survei yang dirilis Jumat. Pihak Reuters/University of Michigan Surveys of Consumers untuk Juli menunjukkan bahwa 66 persen konsumen memperkirakan tingkat penganggur akan kembali unchange atau bahkan merosot, sementara 33 persen percaya angka penganggur akan naik di tahun mendatang.

No comments: