Monday, July 30, 2007

Fokus Pasar Sepekan

Saham Asia – Pasar Asia Tampak Gugup Setelah Aksi Jual
Pasar saham Asia terlihat tertekan di hari-hari mendatang di tengah besarnya kekhawatiran pada kondisi ekonomi AS dan naiknya biaya kredit korporat. Investor dibombardir data negatif mengenai sektor perumahan AS pekan lalu yang menimbulkan kekhawatiran melambat pada pasar utama ekspor Asia, mendorong investor menghindari resiko dan menyeret pasar Asia turun dari rekor tingginya. "Kami akan memiliki suatu periode sekarang dari satu bulan setengah atau lebih dimana setikdanya pasar belum akan kembali ke puncaknya," kata Sean Darby, strategist pasar di Nomura.

Resiko utama untuk Asia adalah jika perumahan memicu penurunan pada kredit korporat AS dan pasar saham dan mengganggu aktivitas ekonomi. "Seringkali dalam kasus seperti ini, seperti krisis hedge fund LTCM dan berkurangnya kredit asosiasi tahun 1998, sangat mudah untuk membayangkan segalanya di luar kendali," kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital Management. Namun dia memperkirakan krisis hipotek memperlambat pertumbuhan ekonomi daripada mendorong ekonomi terbesar dunia ini menuju resesi.

Pasar saham Asia hari Jumat menderita, salah satu kerugian yang terburuk dalam sehari selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan penurunan Nikkei Tokyo 2.4% dan MSCI, pengukur kinerja saham regional turun kira-kira 4%. Akan tetapi, aksi jual belum akan memulai penurunan secara sempurna namun tidak lebih dari penyesuaian untuk menaikkan resiko, kata Anthony Muh, direktur eksekutif di AllianceTrust Asset Management. "Sekali lagi, kondisi downtrend bisa menunjukkan, adanya peluang beli bagi investor pada pespektif jangka panjang," katanya.

Di Jepang: Saham-saham kemungkinan mencari petunjuk dari Wall Street, hasil dari pemilu parlemen Jepang hari Minggu, juga hasil pendpatan dari perusahaan besar termasuk Toyota Motor Corp. "Selama saham AS tidak kembali jatuh… saham Jepang kemungkinan perlahan-lahan akan naik," kata Ken Masuda, senior dealer saham di Shinko Securities. "Investor kemungkinan akan membeli saham dengan hasil pendapatan yang solid dan Saya tidak memperkirakan adanya kejutan negatif dari perusahaan blue chip."

Di Korea: Saham-saham kemungkinan membatasi rebound seiringn penurunan selama dua hari karena investor kemungkinan lebih ingin memburu harga rendah, namun kecemasan tampaknya medominasi di tengah ketidakpastian pada prospek pasar global dan seberapa besar investor asing akan menjual. Pendapatan perusahaan keuangan akan menjadi fokus, dengan Kookmin Bank, perbankan terbesar negara, dan laporan brokerage Securities Co. "Kinerja pasar global akan menjadi factor kunci. Saat ini, kami mungkin perlu sedikti waktu sebelum pasar stabil," kata Kim Joon-kie, analis di SK Securities.

Di Hong Kong: Minggu ini akan dimulai sesi pendapatan Hong Hong, dengan seluruh mata tertuju pada pendapatan HSBC Holdings Plc., yang memiliki portfolio kredit perumahan AS. Perbankan global ini dperkirakan melaporkan kenaikan pendapatan kira-kira 10 persen. Namun investor akan menghadapi lebih banyak kerugian karena menggunungnya kekhawatiran bahwa kredit AS bisa meluas ke krisis keuangan. "Kami dalam kondisi bulan yang buruk," kata Andrew Clarke, trader di Societe Generale Securities. "Minggu ini seluruhnya jelek. Kami kemungkinan koreksi 10 sampai 15 persen di Hong Kong."

Gejolak Pasar Bisa Mendorong Fed Mengubah Fokus dari Harga ke Pertumbuhan
Gejolak pekan ini pada pasar keuangan membuat ada perasaan ragu pada perkiraan Fed menenai pemulihan ekonomi secara gradual di semester dua, menaikkan peluang kemungkinan Fed perlu mengubah fokus ke pertumbuhan ekonomi dari melawan inflasi. Terjadinya gejolak karena saham mengalami penurunan terburuk dalam lima bulan sedangkan bunga pinjaman korporat melambung, mengancam tiga bagian pendukung ekonomi. Ini akan menekan kemampuan belanja, membuat investasi bisnis lebih mahal dan kemungkinan berlanjutnya resesi perumahan.``Aset beresiko berubah turun,'' kata Louis Crandall, ekonom di Wrightson ICAP LLC, di Jersey City, New Jersey, broker terbesr dunia untuk perbankan dan institusi finansial lainnya. Trader bertaruh bahwa kondisi penurunan ini akan mendorong Ketua Fed Ben S. Bernanke dan koleganya memangkas bunga akhir tahun ini. Harga futures menunjukkan trader melihat 100 persen peluang Fed akan memangkas bunga seperempat poin menjadi 5 persen di pertemuan Desember, naik dari 44 persen dua hari lalu.

Dollar Menguat Setelah Data Menunjukan Kuatnya Pertumbuhan Ekonomi U.S.
dollar mengalami kenaikan pada transaksi hari jumat setelah data pertumbuhan ekonomi U.S. yang dilaporkan oleh pemerintah menunjukan pertumbuhan yang lebih cepat dari yang diperkirakan sejak tiga bulan terakhir. Data tersebut mengabaikan kredit bermasalah di sektor perumahan U.S. oleh sebab itu, setelah tengah malam ketika dilaporkan adanya kredit macet para investor kembali keluar dari sektor-sektor yang beresiko, kemudian meminjam dana pada bank bersuku bunga rendah dan diinvestasikan ke sektor beryield tinggi. David Powell, analis Ideaglobal di New York mengungkapkan bahwa tingginya data GDP dari perkiraan pasar mengispirasi dollar untuk menguat, "namun tidak dipungkiri bahwa pasar terfokus pada adanya resiko ketidak pastian." "secara keseluruhan ini adalah kondisi kenaikan pada sektor beryield rendah dan jatuhnya aset beryield tinggi. Dollar terlihat rebound oleh adanya koreksi technikal.

President U.S. George W. Bush pada hari jumat menyampaikan bahwa ekonomi U.S. terlihat solid setelah keuarnya data GDP U.S. yang mengalami lonjakan hingga 3.4 persen pada quarter kedua. "ekonomi regional menunjukan pertumbuhan. Bush juga mengungkapkan bahwa ekonomi U.S. "merupakan yang terbesar, bersifat flexible dan solid" hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya sektor exports, terutama pertanian. Data dari departemen perdagangan mengungkapkan ekonomi U.S. bertumbuh untuk quarter dua, ini terbaik tahun ini. Di sisi lain data inflasi juga rendah 1.4 persen, dan setidaknya baik bagi pengambil kebijakan atas kondisi inflasi terendah sejak 2003.

Emas Bergerak Setabil Setelah Terjadinya Aksi Jual, Namun Masih Rentan
Harga emas bergerak setabil pada perdagangan hari jumat setelah jatuh menyentuh angka terendahnya sejak dua minggu terakhir, namun investors sejauh ini masih mempelajari kondisi terkoreksinya dollar setelah keluarnya data ekonomi U.S. dan memang fokus juga pada sektor kredit bermasalah. Emas turun pada $658 per ounce. "mungkin ini merupakan resiko dari penurunanya, saya piker ini merupakan kondisi saatnya orang beralih investasi seperti yang telah terjadi dalam 48 jam terakhir," ujar John Reade, analis dari UBS Investment Bank. "kami kembali pada investasi dengan potensi yield yang lebih attractive – dan bukan tidak mungkin investor sementara waktu menghentikan aktivitas pembelian aset dlam bentuk emas sebagai aset lindung nilai."para Investor coba memadukan antara masalah kredit macet dan membaiknya sektor ekonomi. Menguatnya dollar membuat harga emas kembali turun karena rendahnya permintaan pasar.

No comments: