Monday, July 23, 2007

Fokus Sepekan

Dollar Tercermin Pada Subprime, Perumahan Menjadi Kekhawatiran

Dollar kembali tertekan pada perdagangan minggu ini terfokus pada permasalahan yang terjadi di seputar kredit sektor perumahan U.S. hal ini dapat turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana sektor pinjaman semakin sulit dan tingkat permintaan semakin tertekan. dollar bergerak mendekati angka terendahnya pada rabu lalu setelah adanya pidato dari Fed Ben Bernanke bahwa menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi u.s. untuk tahun 2007 dan 2008 yang lebih dilatarbelakangi oleh krisis sektor perumahan. Hal tersebut yang turut memicu adanya perbedaan tingkat suku bunga, dan diantara mereka mengalihkan investasinya ke euro, sterling dan beberapa mata uang selain dollar hingga mereka pastikan adanya siknal penguatan dollar kembali. Bank sentral regional secara keseluruhan mencoba menaikan suku bunga guna memperlambat pertumbuhan dan menahan inflasi, sementara U.S. Fed diperkirakan bertahan dengan bunganya.

Beberapa data penting yang akan diumumkan pada minggu ini diantaranya adalah U.S. Juni durable goods pada hari kamis. Demikian juga data U.S. GDP quarter kedua Hari jumatnya. "kami melihat dollar masih dalam tekanan oleh pernyataan Bernanke's atas pertumbuhan ekonomi U.S. yang bertahan dan inflasi yang cenderung turun dan cenderung setabil," ujar Michael Woolfolk, analis dari Bank of New York. "terlihat tidak ada perubahan suku bunga U.S., jadi perbedaan suku bunga dengan yang lain akan memberatkan dollar tentunya."

Semua terfokus pada ekonomi U.S. dan permintaan masyarakat akan digambarkan pada data durable goods orders serta GDP dalam minggu ini. U.S. durable goods June diperkirakan akan bertumbuh 1.4 persen sementara data U.S. GDP diperkirakan naik 3.2 persen. "pada quarter ini memang terlihat terjadi maneuver pertumbuhan dari angka terendahnya," ujar Meg Browne, analis pada Brown Brothers Harriman. "namun pasar tidak melihat adanya pemulihan pada sektor perumahan." Seperti yang telah diumumkan, bahwa sektor perbankan mulai melakukan pengetatan dan ini yang menimbulkan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi U.S.. "para Investor akan tetap memburu product beryiels tinggi sementara dollar dan yen akan berjuang pulih," ujar Nick Bennenbroek, kepala analis pada Wells Fargo di New York.

Emas di Pasar Futures US Naik Tajam Oleh Aksi Beli Spekulator, Melamahnya dlr

Harga emas di pasar futures U.S. naik tajam ke level tertingginya dalam dua bulan terakhir pada transaksi hari jumat, tertopang oleh tingginya minat beli investor dan melemahnya mata uang dollar dan naiknya harga minyak dunia. Transaksi terlihat active untuk agustus di pasar COMEX. divisi New York Mercantile Exchange sebelumnya mengalami kenaikan $4.00 di harga $682.10 per ounce, harga dalam range antara $675.80 dan $683.50 – pasar mencoba kembali mendekati angka yang sama pada 10 Mei lalu. Joseph Guzzardi analis dari Sabin Commodities mengungkapkan bahwa COMEX jatuhnya dollar dan naiknya harga minyak memberikan rekomendasi atas naiknya harga metals. "beberapa fund manager memanfaatkan momentum tersebut. Guzzardi juga mengungkapkan harga emas jangka pendek sudah cukup tinggi, namun bukan tidak mungkin dalam proyeksi kedepan kenaikanya dapat berlanjut. Memang diluar kebiasaan ketika bank sentral eropa mengendalikan sentiment investor untuk menahan harga emas untuk tidak menembus level psychologicalnya $700.

Sepekan Saham Asia – Pasar Asia Kemungkinan Mencatat Rekor Baru

Saham Asia terlihat menjaga rekor, dengan KOSPI Seoul bergerak melewati ambang batas 2,000-poin, karena solidnya pendapatan korporat dan besarnya dana mengalir menjaga pasar regional dalam tracknya. Namun resiko jangka pendek masih eksis, analis memperingatkan, dengan China diperkirakan mengetatkan kebijakan moneter untuk mengendalikan melambungnya ekonomi. Tingginya harga minyak bisa memunculkan kekhawatiran pada permintaan konsumen global dan biaya operasional korporat, sedangkan lemahnya dollar bisa menekan laba dari luar negeri di beberapa eksportir regional.

Sebaliknya, banyaknya pendapatan regional akan menjadi perhatian khusus, termasuk laporan dari blue chip seperti Sony Corp., Honda Motor Co., Nomura Holdings Inc., dan Hynix Semiconductor. "Investor optimis pada hasil pendapatan korporat, saham akan memperlihatkan reaksi," kata Yasushi Hoshi, strategist di Daiwa Securities Co. Ltd. di Jepang. Apakah Wall Street terus reli akan menjadi kunci, karena minggu ini juga ada berlimpah hasil pendapatan AS yang akan termasuk Apple Inc., Texas Instruments, dan Pepsico. Saham Pasifik Asia MSCI di luar Jepang menyentuh rekor hari Jumat karena pendapatan bagus termasuk pembuat ponsel Korea Selatan LG Elektronic Inc.

Kondisi melambung menunjukkan pasar Asia mengabaikan berita negatif, termasuk masalah sektor perumahan AS dan kekhawatiran China, negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, kemungkinan overheat. Pemulihan yang terlambat pada teknologi menjadi kunci, meningkatkan optimisme pada sektor ini, yang tertekan sebelumnya, terlihat meningkatkan pendapatan pada semester dua tahun ini. "Pasar penuh dengan likuiditas dan cerita pendapatan yang bagus karena industri elektronik bersiap untuk musim Natal," kata Sheng Yen, mengelola T$5.5 miliar (US$168 juta) untuk Franklin Templeton First Taiwan.

Di Jepang : Saham-saham diperkirakan naik lebih lanjut di minggu yang penurh dengan laporan pendapatan dengan perkiraan pendapatan bagus, namun ada ketidakpastian menjelang pemilu parlemen pada 29 Juli. Yasushi Hoshi, seorang strategist di Daiwa Securities, memperkirakan Nikkei 225 bergerak antara 18,000 dan 18,300 minggu ini.

Di Korea : Indeks saham KOSPI bisa meloncati 2,000-poin untuk kali pertama, diangkat oleh optimisme pada pendapatan korporat dan pemulihan ekonomi. Gain juga diperkirakan dipengaruhi oleh lanjutan kenaikan modal pada danareksa. Kekhawatiran China akan menaikkan suku bunga karena tingginya harga minyak dan penguatan won Korea, dapat menjadi penghalang, membatasi kenaikan. Investor akan fokus pada laporan pendapatan dari blue chip seperti SK Telecom Co., Hyundai Motor Co. dan Hynix Semiconductor Inc.

"Trend naik pasar kemungkinan terus didukung oleh likuiditas, kendati harga minyak berpotensi memberi resiko dan mata uang won," kata Park Suk-hyun, seorang analis di Kyobo Securities. "Saya tidak akan heran jika pasar mencoba melewati 2,000 poin minggu ini," katanya.

Di Hong Kong : Saham-kemungkinan kembali gain setelah mengalami kerugian, kendati investor waspada pada pengetatan kebijakan China setelah pertumbuhan ekonomi terbesar keempat semester dua tercepat selama lebih dari 11 tahun. "Secara keseluruhan, pasar tampaknya mendapatkan momentum," kata Conita Hung, kepala pasar saham di Delta Asia Financial Group. "Kami masih akan terus uptrend." Indeks saham Hong Kong akan diperdagangkan antara 22,700 dan 23,300 poin minggu ini, kata broker.

No comments: