Fokus Pada Keputusan Bunga Dan Para Pembicara Fed
Sejumlah Bank Sentral diperkirakan tampil dengan kuat pada layar radar investor minggu ini, dengan keputusan suku bunga zona eropa dan Inggris, sementara petunjuk pada kebijakan moneter A.S juga akan diminta dari pimpinan Federal Reserve. Para investor telah berspekulasi bahwa bank sentral A.S tidak dalam terburu-buru untuk memangkas bunga pinjaman dari saat ini 5.25 persen, pandangan akibat pesatnya fitur U.S. jobs dan manufaktur yang dirilis Jumat sebelumnya. Hari Selasa, Pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke akan berpidato melalui teleconference dengan sejumlah bank sentral Eropa dan Jepang sebagai bagian panel International Monetary Conference.
"ini akan menjadi menarik karena mendengar bahwa pimpinan Fed mengatakan ... dengan kemungkinan bahwa inflasi akan bergerak dalam range nyaman," ujar David Page, ekonom pada Investec. Pimpinan Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet juga akan berbicara hari Senin di Lisbon. ECB diperkirakan luas menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4.0 persen di hari Rabu, menurut jajak Reuters atas 83 analis. Namun, investor kurang pasti seputar pemunculan putusan bunga Bank of England hari Kamis. Mayoritas ekonom memperkirakan bunga UK akan bertahan pada 5.50 persen namun 5 dari 62 yang dijajak Reuters memprediksi naik seperempat poin.
DATA A.S
Untuk data dimuka, survei Institute for Supply Management's (ISM) atas kondisi non-manufaktur di A.S akan diperhatikan oleh investor di hari Selasa, bersama dengan produktivitas non-farm serta data neraca perdagangan di akhir pekan. Para ekonom akan mencari petunjuk apakah ekonomi menghadapi pendaratan lemah atau keras serta prospek suku bunga di ekonomi terbesar dunia.
Hari Selasa, baik zona eropa maupun Inggris akan merilis data Purchasing Managers Indexes (PMI) untuk sektor jasa. Data manufaktur PMI zona eropa yang dirilis Jumat lalu turun ke level rendah 15-bulan akibat produksi dan order tumbuh lebih lambat. Para pimpinan dari sejumlah negara makmur akan tiba di Heiligendamm, Jerman hari Rabu untuk pertemuan G8 yang diperkirakan berfokus pada masalah perubahan iklim dan penguranagn emisi berbahaya.
Berdasarkan Grafik Teknikal, Euro Akan Jatuh Terhadap Pound - BNP
Euro bisa berbalik menguat terhadap pound, menurut indikator teknikal dan para pedagang mengurangi taruhan apresiasi euro, kata strategist valas di BNP Paribas. Mata uang yang digunakan 13 negara menghadapi resistance terhadap pound, pada saat order jual bisa terbentuk di 68.07 pence, lalu di 68.17 pence dan 68.25 pence, menurut trader yang menggunakan chart untuk memprediksi pergerakan harga, kata Hans Guenter Redeker, kepala strategist valas di London di BNP.
Hedge fund dan spekulan besar lainnya bisa mendorong euro lebih rendah karena minggu lalu mereka mengurangi taruhan sebesar 20 persen bahwa euro bisa menguat, menurut gambaran dari Commodity Futures Trading Commission. Mata uang ini telah menguat 1 persen terhadap pound tahun ini akibat ekspektasi kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Eropa yang bisa jadi melewati Bank Inggris. ``Kendati euro-sterling terlihat terpaku kuat di atas 68 pence kemarin, penguatan tidak dapat berlanjut dan kami melihat penguatannya terbatas,'' kata Redeker.
``Berdasarkan posisi di pasar, euro-sterling bisa melanjutkan tekanan lemah jangka pendek.'' Euro menyentuh level tinggi dalam sembilan bulan di 68.67 pada 14 Maret. Poung Inggris menguat di Mei, keluar dari level rendah dalam tiga bulan, terlama sejak Oktober 2004, di tengah data yang memperlihatkan negara ini dapat menjaga momentum di kuartal pertama bahkan setelah tiga kenaikan bunga ssejak Agustus oleh Bank Inggris. BOE menaikkan bunga ke level tinggi dalam enam tahun terakhir di 5.5 persen pada 10 Mei untuk meredakan inflasi. Kenaikan harga mencapai 3.1 persen di Maret, level tinggi satu dekade, mendorong Gubernur BOE Mervy King menulis surat terbuka untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk membawa inflasi ke target 2 persen.
Sepekan Saham Asia - China Dan Wall St Tetap Pada Radar
Bursa saham Asian terlihat bergerak lebih tinggi pada transaksi minggu ini, hal ini lebih dipengaruhi oleh keyakinan terhadap saham U.S. namun di sisi lain ketidak pastian pada saham China membuat index terbatas dalam keniakanya. Penurunan yang terjadi pada saham Chinese sebagai akibat dinaikannya pajak transaksi saham pada 30 mei lalu telah meredam kekhawatiran bahwa pihak Beijing akan melakukan kasinya kembali guna merdam ekonomi. Dalam waktu mendatang namun masih bersifat sepekulasi, pihak China juga diperkirakan akan mengenakan pajak terhadap keuntungan hasil transaksi. Ini merupakan satu konsep yang diperkenalkan guna menahan pertumbuhan.
Setelah pada pertengahan minggu lalu index terpuruk sebagai dampak dari jatuhnya saham Shanghai sebesar 6.5 persen, pasar regional Asia terlihat rebound dan di sisi lain pasar Korea, Singapore dan Philippines membentuk rekor tertingginya di hari jumat. Saham Shanghai di akhir pekan ditutup turun 4.3 persen. Dalam minggu ini para investor yakin bahwa index masih mungkin akan mencoba merangkak naik melihat siknal dari data penting U.S. non-farm payrolls yang dilaporkan hari jumat.
Di Jepang: Pasar saham Jepang terlihat dalam kondisi ketidak pastian menjelang masa jatuh kontrak bulan juni hari jumat ini, namun demikian kuatnya sentiment membatasi jatuhnya index, ujar Masayoshi Okamoto, kepala dealing pada Jujiya Securities. Melemahnya mata uang yen juga memberikan keuntungan bagi sektor export jepang. "Juni merupakan akhir laporan setelah quarter pertama dan beberapa sektor industry akan melaporkan pendapatanya. "namun yen ditransaksikan melemah terhadap dollar, dan ini dibawah perkiraan. Kami masih mengharapkan adanya revisi positive pada pendapatan."
Di Hong Kong: Para investor masih terfokus pada pasar saham Chinese dimana para investor lebih memantau mengenai perkembangan dari deklarasi Beijing dalam menaikan pajak transaksi di pasar modal. Namun beberapa analis mengungkapkan beberapa sektor property masih dinilai prospective, dan pemerintah akan lebih mensupport sektor tersebut. "saat ini memang sedang terjadi ketidakpastian di China, dan untuk jangka pendek terlihat masih konsolidasi," ujar Ben Kwong, kepala analis KGI Asia Ltd.
Di Korea: Saham Seoul mungkin akan mendapat kesulitan untuk mempertahankan laju gain-nya, meski para analis tidak berharap adanya koreksi tajam berkenaan ekspektasi meningkatnya ekonomi domestik dan besarnya likuiditas di pasar global. Fokus secara umum akan tertuju pada pertemuan kebijakan Bank of Korea hari Jumat. Bank sentral kemungkinan tidak akan merubah suku bunga, namun investor terlihat berfokus pada komentar seputar prospek ekonomi.
Monday, June 4, 2007
FOKUS PEKAN INI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment