Perhatian Tercurah Pada Padatnya Jadwal Data Ekonomi
Sejumlah pasar khususnya Eropa akan berjuang untuk menekan ke level tinggi baru multi-tahun pekan ini seraya investor resah seputar pertumbuhan A.S dan melambungnya ekuiti Cina, ditengah padatnya data ekonomi, perkembangan merger dan sebagian data pendapatan. Kendati hari Senin di Inggris libur, ada banyak rilisan kunci minggu ini yaitu Gfk-Consumer Confidence Index bulan Mei hari Kamis yang diperkirakan stabil setelah menguat di April. Data CBI-Distributive Trades Survey bulan Mei juga keluar hari Kamis dan diprediksi ada sejumlah moderasi setelah naik ke 44 dari 32 di Maret. Terakhir, CIPS/RBS - Manufacturing PMI bulan Mei di hari Jumat diperkirakan menurun lagi seraya ancaman naiknya suku bunga BoE/MPC dan ketidak pastian global terus menajam.
Semua fitur kemungkinan tidak menekan BoE/MPC untuk mengarah pada kenaikkan bunga bulan Juni setelah menaikkan 25 bp bulan ini. Kekuatiran bahwa Federal Reserve A.S tidak akan memangkas suku bunga tahun ini telah berpengaruh pada ekuiti global, seiring kekuatiran seputar pertumbuhan ekonomi A.S dan kekuatiran pasar saham Cina yang overheat akan tumbang, dengan implikasi yang meluas. "Prospek pasar ekuiti baik untuk investasi jangka panjang diatas 12 bulan," ujar pakar strategi Morgan Stanley, Teun Draaisma dalam sebuah laporan.
Menyoroti Pengambil-alihan
Minggu ini akan dimulai dengan berkurangnya catatan, seiring pasar di Inggris, Jerman, Swiss, Yunani, Austria, Denmark dan Amerika Serikat akan tutup berkenaan hari libur di hari Senin. Merger dan akuisisi, yang membantu menyeret saham Eropa naik 8 persen tahun ini, akan menjadi fokus di hari Selasa ketika konsorsium Royal Bank of Scotland merilis pernyataan pada kemungkinan merangkul ABN AMRO. RBS, yang memiliki hubungan atas dengan Santander dan Fortis, terlihat mengalahkan pengambil-alihan Barclays untuk semua saham ABN AMRO.
Padatnya jadwal data ekonomi sudah ada di kalender, dimulai dengan current account zona eropa serta data consumer confidence A.S hari Selasa. Unemployment-Jerman, fitur inflasi zona eropa, konsumen, ekonomi dan data sentimen industri tampil hari Kamis, bersamaan dengan data pendahuluan GDP A.S dan PCE. Hari Jumat akan tayang GDP kuartal serta data pengangguran, bareng dengan konsumsi A.S, U.S. core PCE, non-farm payrolls, ISM-manufaktur dan data pending homes, juga survei University of Michigan.
Rupiah Anjlok, Memicu Pelemahan Mata Uang Asia Lainnya
Rupiah melemah 1 persen hari Jumat memicu pelemahan mata uang Asia lainnya, akibat anjloknya pasar saham mengurangi minat investor pada asset resiko. Akan tetapi, pergerakan paling besar terjadi pada rupiah, yang melemah ke level rendah 8,840 terhadap dollar – melemah 1 persen dari sesi Kamis dan kira-kira 2.25 persen di bawah level puncaknya dalam tiga minggu di 8,640. "Kami kemungkinan besar melihat short covering yang serius terhadap dollar," kata seorang trader di Jakarta. "Pasar sedikit panik, karena pasar saham."
Pasar saham Asia lebih rendah hari Jumat, tertekan oleh aksi jual besar-besaran di Wall Street. Saham AS anjlok hari Kamis karena berita penjualan rumah baru di April menanjak di level tercepatnya dalam 14 tahun mendorong prospek tersingkirnya pemotongan suku bunga Federal Reserve. Minggu ini tampaknya ada perbedaan pada mata uang Asia. Analis mengatakan prospek tingginya yield mata uang Asia masih diminati kendati sedikit mundur. "Kami masih menilai ini sebagai koreksi sehat pada level teknikal untuk masuk kembali posisi beli, khususnya untuk peso dan rupiah," kata analis JPMorgan.
Sepekan Saham Asia – Terlihat Lebih Lemah Karena Cemas Soal Cina
Kemungkinan masih seputar pasar Cina yang terlalu panas, saham Asia tampak berjuang minggu ini karena investor melakukan take profit dengan keuntungan besar. Mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan seorang tokoh yang berpengaruh, termasuk konglomerat Asia Li-Ka Shing, memper lihatkan keprihatinannya pada pasar Cina, yang hampir mendekati triple dalam value sejak Mei lalu.
Meningkatnya ekspektasi bahwa AS mungkin belum akan melakukan pemotongan suku bunga tahun ini mengingat kuatnya data ekonomi juga akan mempengaruhi saham-saham. "Pasar saham memiliki resiko berlanjutnya koreksi dalam jangka pendek," kata Shane Oliver, kepala investasi Strategi di AMP Capital Investor – berbasis di Sydney. Setelah pulih dari aksi jual besar-besaran awal tahun ini dan sejak menyentuh rekor tingginya tanggal 10 Mei, pasar regional, yang diukur oleh Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, telah stabil.
Di Jepang : Saham-saham akan melihat arah dari rangkaian indicator ekonomi termasuk hasil industrial ouput Jepang dan payrolls AS minggu ini. Investor kemungkinan juga tetap fokus pada saham Cina setelah mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan memperingatkan soal pasar Cina, kata Kenichi Hirano, bagian pelaksana di Tachibana Securities. "Namun disamping event eksternal, hasil tingkat pendapatan dan prospek kemungkinan menggerakkan pasar," katanya, menambahkan bahwa indeks Nikkei kemungkinan bergerak antara 17,300 dan 17,800.
Di Korea : Saham-saham terlihat ringkih turun setelah naik selama 12 mingu secara beruntun untuk indeks utama, dengan kewaspadaan menjelang deretan data ekonomi, termasuk ekspor Mei. Kekua- tiran pada mundurnya pasar global, khususnya di Cina atau Amerika Serikat, juga bisa membatasi kenaikan lebih lanjut dan menyebabkan indeks utama KOSPI turun dari level rekornya. "Fokus akan tertuju pada data ekonomi. Akan sangat penting untuk mendapatkan suatu nuansa bagaimana kondisi ekonomi menuju semester dua tahun ini," kata Park Suk-hyun, analis Kyobo Securities. "Karena tingginya kenaikan akhir-akhir ini di pasar, maka kita akan melihat koreksi lebih jauh," katanya.
Di Hong Kong : Saham-saham kemungkinan terus turun dalam minggu ini dipicu oleh saham Cina karena investor cemas terhadap koreksi pada pasar Cina yang cukup tinggi. "Bulan Mei biasanya saham bergerak turun, sehingga kami memperkirakan pasar terus mengalami penurunan," kata Francis Lun, general manager di Fulbright Securities. Indeks Hang Seng mengambil napas sejak menyentuh level tinggi 21,088.86 pada 15 Mei.
Jajak - Yuan Diperkirakan Menguat Di Angka Kokoh Sampai Akhir Tahun
Yuan kemungkinan akan menguat namun tidak cepat lagi hingga akhir 2007, setelah China memperluas tingkat level perdagangannya pekan silam, dibanding selama tahun ini, menurut jajak Reuters. Perkiraan median dari 13 ekonom untuk yuan hingga akhir tahun berada pada 7.43 per dollar, atau 3 persen diatas angka Kamis kemarin sekitar 7.6550. Mata uang telah terapresiasi 2.1 persen tahun ini. Perkiraan secara umum sesuai dengan jajak sebelumnya di Januari dan Pebruari, yang menghasilkan angka median di akhir-2007 sebesar 7.40.
Monday, May 28, 2007
FOKUS MINGGU INI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment