Monday, December 24, 2007

FOKUS PASAR

Pertumbuhan Inggris 2008 Akan Pelan, BoE Akan Cut Rates

Pertumbuhan ekonomi UK akan melambat bahkan hingga tahun depan dibanding perkiraan sebulan lalu terkait melempemnya pasar perumahan dan pergulatan konsumen dengan hutang, menggiring pada dua pemangkasan suku bunga lagi dari Bank of England, menurut jajak Reuters. Jajak bulanan dari 49 ekonom, yang diambil 12-18 Desember, memaparkan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 1.9 persen di tahun 2008, dari 3.1 persen di tahun 2007, namun kembali terangkat di tahun 2009 menjadi 2.2 persen. Ini merupakan empat bulan berturut-turut ketika perkiraan pertumbuhan telah direvisi turun. Satu bulan lalu, ekonom telah memperkirakan pertumbuhan 2008 sebesar 2.0 persen, di Oktober 2.1 persen, di September 2.3 persen dan di bulan Agustus 2.4 persen.

Di tahun 2008 inflasi diperkirakan pada 2.1 persen, diatas target BoE 2.0 persen sebelum akhirnya turun menjadi 2.0 persen di 2009, sehingga membatasi ruang untuk potong bunga, menurut jajak. "Tekanan inflasi kemungkinan akan mencegah MPC dari pemangkasan bunga secara agresif ke dalam wilayah akomodatif mendatang," ujar Alan Castle, ekonom Inggris pada Lehman Brothers, yang memperkirakan dua pemotongan 25 basis poin lagi di mid-2008. Masalah bagi pembuat kebijakan UK, setidaknya di jangka pendek, adalah inflasi. Pertumbhan sektor service Inggris melambat ke level rendah empat tahun di Nop. namun tekanan harga meningkat, menurut survei.

AS Tidak Akan Mengalami Resesi – Cohen, Analis Goldman

Kepala strategi investasi di Goldman Sachs mengatakan ekonomi AS kemungkinan tidak mengarah ke resesi. "Ini tidak berarti probabilitas resesi nol persen. Kami hanya berpikir bahwa melambatnya ekonomi lebih mungkin dibandingkan resesi," kata Cohen kepada surat kabar Sueddeutsche Zeitung Jerman. "The Fed telah menunjukkan bahwa mereka memberi perhatian pada hal ini dan mereka ingin mendorong tingkat kepercayaan konsumen," tuturnya.

Walaupun kondisi konstruksi perumahan AS dan beberapa sektor konsumsi melemah, ini diimbangi oleh tumbuhnya ekspor dan investasi korporat, katanya. Goldman memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS 1.8% tahun depan, lebih lemah dibandingkan prediksi dari institusi lain, menambahkan bahwa bank belum membuat penilaian karena undervalued. Beberapa perusahaan keuangan akan melaporkan pendapatan yang buruk selama kuartal keempat namun Goldman masih memperkirakan pertumbuhan satu digit selama tahun depan.

“Nilai yang cocok” untuk Indeks Standard & Poors 500, perusahaan top AS selama akhir 2008 adalah 1,675 poin, naik dari kisaran 1,460 saat ini, kata Cohen. Indeks Dow Jones akan berada di kisaran 14,750 akhir tahun depan dibandingkan dengan hanya beada di atas 13,000, menurut estimasinya. Cohen mengatakan bahwa trend inflasi AS masih akan moderat. "Benar bahwa pekan lalu investor bingung terhadap komunikasi the Fed namun anda perlu melihat jangka panjang," tuturnya. "Saya sangat optimis: ketika kita berada di 2008 semua orang akan melihat bank sentral akan melakukan langkah yang benar." 1

Kondisi Gain Bukan Teknikal Rebound, Pemain Pasar Mengambil Liburan

Saham Jepang naik karena investor mendorong TDK Corp dan saham teknologi yang terpukul mengikuti gain yang ada di AS. Hitachi Ltd menanjak setelah harian bisnis Nikkei mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk menjual saham minoritas pada bisnis hard disk pada pemodal investasi AS Silver Lake. Saham pembuat baja termasuk Nippon Steel Corp juga naik terkait solidnya perkiraan hasil produksi, mengurangi penurunan akibat saham perbankan.

Akan tetapi, pemain pasar mengatakan bahwa gain bukan karena suatu teknikal rebound, dan pasar sebagian besar dipengaruhi oleh indeks futures dengan banyak pemain mengambil liburan dan berhati-hati menjelang liburan tiga hari. Pasar akan tutup hari Senin untuk liburan nasional. "Saya kira saham teknologi banyak sekali dipengaruhi indeks yang diperdagangkan sejak memberikan pengaruh besar pada Nikkei average," kata Masayuki Otani, kepala analis di Maruwa Securities.

Pasar terus gain di sesi sore setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Merrill Lynch kemungki- nan mendapat kucuran modal $5 miliar dari Temasek Holdings perusahaan Singapura, mendorong aksi beli pada indeks futures. Indeks Nikkei ditutup naik 1.5% di 15,257.00. Indeks anjlok 1.7% pekan ini.

Analis – Reli Hari Natal Akhirnya Dimulai

Saham Hong Kong reli terkait stabilnya pasar saham global, mengangkat kepercayaan investor dan fund manager mulai menata portfolio mereka sebelum akhir tahun. Pengembang property lokal mengangkat saham blue chip karena inflasi diperkirakan mendorong permintaan pada real estate. Saham infrastruktur China daratan mendominasi terkait China National Material Co Ltd (Sinoma) pendatang baru, reli hampir 24%, satu poin sehari setelah debut yang menjanjikan.

Sementara itu, kenaikan suku bunga China di hari Kamis merupakan berita bagus bagi investor, karena secara efektif bisa menyingkirkan kondisi mengambang di pasar. "Reli hari Natal benar-benar dimulai," kata John Schofield. "Psikologis pasar akhirnya berubah dan kenaikan suku bunga China adalah berita bagus." "Kita mengalami kondisi buruk selama enam sampai delapan pekan ... Kami melihat masuk akal bergerak lebih tinggi pekan lalu."

Indeks Hang Seng ditutup naik 2.3% atau 609.83 point di 27,626.92, kenaikan sepekan 0.2%. Indeks China Enterprises index dari saham H atau saham China terdaftar di Hong Kong mencetak gain 1.6%, atau 249.03 point, menjadi 15,981.81, naik 0.2% untuk pekan ini.

Pasar Melihat Pemerintah Baru Pro Pasar (Market Friendly)

Saham Seoul naik 1.8%, terkait cepatnya penjualan aset pemerintah dengan adanya pemilu president di Korea Selatan mendorong perusahaan seperti Daewoo Shipbuilding, sementara perbankan reli karena ada harapan soal deregulasi. Bank Seperti Kookmin Bank dan brokerages juga bergerak lebih tinggi terkait tumbuhnya harapan bahwa pemerintahan baru pro pasar akan mengeluarkan suatu peraturaan mengenai pembatasan kepemilikan bank domestik untuk konglomerat dan deregulasi lainnya pada sektor keuangan.

"Investor melihat Lee sebagai orang yang disukai pasar, momentum positif bisa jadi ada di pasar untuk sementara ini," kata Kim Jeong-hwan, analis di Woori Investment & Securities. "Namun sekali lagi situasi pasar kredit global belum akan memperlihatkan perbaikan yang cukup positif setidaknya pada semester pertama tahun depan. Segala sesuatnya masih belum jelas pada saat investor mendapatkan kembali rasa percaya mereka pada saham." Indeks Harga Saham Komposit Korea (KOSPI) ditutup naik 1.84% di 1,878.32 poin. Indeks mencatat penurunan 0.9% pekan ini.

No comments: