Tuesday, November 27, 2007

FOKUS SEPEKAN

Data Ifo Dan Perumahan A.S Menyita Perhatian

Sejumlah pasar akan memperhatikan penuh indeks sentimen bisnis Jerman serta data perumahan A.S minggu ini sebagai ukuran atas sehatnya ekonomi global dan prospek bagi suku bunga di kedua kawasan Atlantik. Sederetan tampilan oleh para pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa, Federal Reserve dan Bank of England juga akan memberi pemahaman kemana bunga pinjaman mengarah. Pasar uang kemungkinan lebih aktif pekan ini setelah libur nasional di Amerika Serikat dan Jepang pada akhir pekan sehingga perdagangan sepi dan bersifat volatile.

Tampilan pertama agenda minggu ini adalah indeks sentimen bisnis Ifo Jerman bulan Nopember pukul 1600 WIB hari Selasa. Analis memperkirakan indeks utama akan memburuk ke 103.3 akibat lonjakan harga energi, penguatan euro, kacaunya pasar dan cercaan telah berpengaruh pada sikap moral. Lemahnya angka mungkin memicu Bank Sentral Eropa yang akhirnya akan menurunkan bunga. Pasar telah menilai ada peluang 25 persen Bank Sentral Eropa menurunkan di Juni depan meski para pembuat kebijakan masih rewel dengan tekanan harga, sejumlah analis mendesak kuatnya mata uang dan lambatnya pertumbuhan akan mambantu mengisi inflasi.

Harga Perumahan Utama

Di Amerika Serikat, indikator pasar perumahan akan mendominasi, dengan indeks harga rumah dari Case Shiller dirilis 27 Nop, disusul fitur existing home sales pada 28 Nop serta data home sales untuk Oktober di 29 Nop. "Ada banyak kekhawatiran seputar pasar perumahan dan bila kami mendapat kejutan penurunan, pasar A.S akan terus reli dan itu akan menggerakkan pasar Eropa," kata Francis Diamond, pakar strategi fixed income pada JPMorgan. Di Inggris, Gubernur BoE Mervyn King dan koleganya anggota Komite Kebijakan Moneter Rachel Lomax, Charles Bean, Timothy Besley dan David Blanchflower akan menghadapi pertanyaan dari pembuat kebijakan mengenai pertumbuhan Bank dan perkiraan inflasi, pada 29 Nop.

Sepekan Saham Asia – Masih Rapuh, Namun Lebih Mantap

Saham-saham Asia kemungkinan mendapat dukungan di pasar setelah empat pekan mengalami penurunan secara beruntun, namun investor tampaknya masih cukup mudah dipengaruhi oleh lanjutan berita buruk pada pasar kredit. Pasar saham regional kembali berbalik sejak melambung ke rekor tingginya akhir Oktober dan awal Nopember, turun lebih dari 20% dalam beberapa sesi. Tim Rocks, strategist saham regional di Macquarie Securities, berkata "Saya kira penurunan besar tidak akan terjadi, namun Saya enggan untuk memperkirakan kembalinya kondisi pasar bullish (naik). "Jika anda mendengar pidato petinggi the Fed yang menyebabkan investor kembali memperkirakan pemotongan bunga, maka Saya pikir kita akan terus mengalami penurunan."

Pasar obligasi AS telah mengantisipasi prospek pemotongan suku bunga pada pertemuan the Fed bulan depan, dengan lebih banyak pelonggaran (pemotongan) di 2008. Rasa khawatir pada lesunya pasar perumahan AS dan pengetatan kredit yang akan menekan konsumen AS terus membayangi kesehatan ekonomi AS, tujuan ekspor utama Asia. Awal pekan ini, fokus utama adalah bagaimana kondisi konsumen selama 'Black Friday', awal sesi belanja liburan di Amerika Serikat.

Penjualan selama liburan tahun ini diperkirakan naik di level tercepatnya dalam lima tahun terakhir, menurut National Retail Federation. MSCI indikator saham Asia Pasifik di luar Jepang telah turun 14% dari rekor tingginya 1 November, namun masih naik 27% tahun ini, empat kali kenaikan pada indeks global utama MSCI.

Di Jepang : Saham-saham kemungkinan cenderung naik daripada tidak di pekan ini. Khususnya jika tradisi belanja akhir tahun AS dimulai. "Pelaku pasar sepertinya mencari alasan untuk membeli. Jika penjualan bagus pada “Black Friday” di Amerika Serikat, masa bisa benar-benar mengubah atmosfir pasar," kata Takashi Ushio, kepala strategi investasi di Marusan Securities Co Ltd. Indek Nikkei, yang merosot ke titik rendahnya dalam 16 bulan terakhir pada 22 Nov, diperkirakan di range antara 14,500 sampai 15,500 jika penjualan AS bagus. Namun penguatan yen, akan terus dicemaskan.

Di Korea : "Trend penurunan akan terus berlanjut sampai minggu ini. Namun saham-saham dengan valuasi rendah kemungkinan naik, dengan IT, telkom dan perusahaan automobile tampaknya masih menjadi perhatian," kata Won Jon-hyuck, analis SK Securities.

Di Hong Kong : Indeks utama Hang Seng bisa mencoba ke 25,000, di bawah 100 hari moving average, dan mencatat kerugian 22% dari titik puncaknya pada Oktober, kata analis. "Pasar masih belum stabil," kata Kingston Lin, direktur asosiasi Prudential Brokerage. "Saya kira titik rendahnya (bottom) belum tersentuh."

Intervensi PPT

Paulson mulai menyiapkan pergerakan market yang seperti roller coaster di saat bersamaan dia pindah kerja ke Washington dari pekerjaan sebelumnya di Wall Street, koleganya mengatakan “Ia mulai bekerja pada ketersediaan finansial dari awal,” kata Robert Steel, Sekretaris Treasury. “Dan ia memutuskan bahwa kunci mekanisme persiapan itu adalah Group yang dibentuk oleh Presiden”.

Proteksi Kejatuhan Secara Mendadak.

Sebutan The Plunge Protection Team, merupakan team yang menyertakan anggota dari wakil staff CFTC (Commodity Futures Trading Commission), Federal Reserve, SEC (Securities and Exchange Commission) beserta Departemen Treasury, yang berkumpul pada meeting regular. Ketika pasar mulai panik di bulan Juli, Paulson mulai menggunakan database jaringannya selama 32 tahun selama bekerja di Goldman Sachs mengumpulkan berbagai informasi maupun saran dari para elite Wall Street. Diantara yang dikontak olehnya, dan yang sering dimintai bantuan untuk penanganan krisis seperti ini adalah bekas Treasury Secretary dan alumni Goldman, Robert Rubin.

Kontak dengan Bernanke

Paulson juga sering kontak lewat telpon setiap hari selama bulan Agustus dan September dengan Gubernur Fed Ben S. Bernanke dan juga sering berhubungan dengan Presiden Fed New York Timothy Geithner, sebagai mata dan telinga bank sentral di Wall Street. “Dia terus mengingatkan kita bahwa pasar modal merupakan nyawa utama dari ekonomi dan menanyakan kepada pelaku pasar, ‘Rumor apa yang kalian dengar, kemudian apa yang harus kalian lakukan?” kata Steel. Maka untuk mengantisipasi intervensi team PPT ini, kita perlu berhati-hati melakukan aksi jual saham, atau menjual Dollar Yen di sesi U.S, peluang sell lebih aman dilakukan di sesi Eropa, karena pasar Eropa lebih merefleksikan fundamental daripada reaksi Wall St. yang sering diintervensi.

Monday, November 12, 2007

FOKUS MINGGU INI

Data Inflasi dan Perumahan AS Adalah Daftar Data Utama

Indikator inflasi dari Amerika Serikat dan Inggris minggu ini akan memberi para investor petunjuk selanjutnya atas jangka waktu perkiraan pemotongan suku bunga di dua negeri. Investor juga akan waspada terhadap kemungkinan tindakan untuk menetralkan tajamnya pergerakan nilai tukar, khususnya dari menteri keuangan euro zone yang bertemu hari Senin, seiring euro dan sebagian mata uang besar lain melejit ke rekor tinggi terhadap anjloknya dollar. Fitur pending U.S. home sales bulan September akan dirilis Selasa. Suku bunga yang akan datang telah dinilai berpeluang 90 persen Fed akan memangkas ke 4.25 persen di Desember, menyusul krisis di sektor perumahan U.S.

"Bagi kami kemungkinan yang menjadi pokok adalah data perumahan dan ... sinyal dimana kon- sumen akan merasa tertekan," kata Nicola Chadwick, ekonom internasional pada Commonwealth Bank of Australia. Pending home sales diperkirakan jatuh 3 persen untuk bulanan, berbeda dengan penurunan 6.5 persen di Agustus. Pertumbuhan penjualan ritel bulan Oktober juga diperkirakan melemah, dan inflasi dasar harga konsuman "inti" untuk Oktober diperkirakan kembali bertahan pada 0.2 persen bulan itu. Hari Senin pasar obligasi A.S tutup berkenaan libur masyarakat.

GDP Zona Eropa

Hari Selasa akan kita jumpai estimasi awal pertumbuhan zona eropa di kuartal tiga, yang diperkira- kan bakal dua kalinya menjadi 0.6 persen di kuartal dan bertahan lagi pada basis tahunan di 2.5 persen. "Aktivitas momentum di wilayah euro kemungkinan terus melemah. Ini mendukung gambaran kewaspadaan kami pada pertumbuhan mendatang dan juga memicu ketakutan kami bahwa situasi akan terus memburuk," ungkap ekonom UBS dalam catatan riset. Indeks ZEW Jerman atas sentimen investor untuk Nopember juga akan dirilis hari Senin.

Yen Bisa Mencapai 100 per Dollar, Perkiraan Lehman, Deutsche Bank

Yen bisa melemah ke 100 per dollar sebelum akhir 2008 karena krisis pasar kredit mendorong investor untuk mengurangi pembelian pada aset dengan yield lebih tinggi dengan pinjaman dari Jepang, menurut perkiraan Lehman Brothers Holdings Inc. dan Deutsche Bank AG. Melambatnya pertumbuhan global juga akan menyebabkan trader mengurangi pembelian pada sekuritas lebih beresiko dalam carry trades, kata Jim McCormick, kepala riset valas di London, perusahaan keempat terbesar sekuritas AS di Tokyo. Dia memperkirakan yen akan menguat ke 100 sebelumj akhir 2008. Deutsche Bank memperkirakan 97.5 per dollar dalam 12 bulan.

``Dalam pandangan kami, yen pastinya undervalued (terlalu rendah),'' kata Koji Fukaya, strategi valas senior di Deutsche Securities, unit Tokyo di Deutsche Bank, trader terbesar dunia. ``Pengetatan pasar kredit akan pengaruhi carry trades yen.'' McCormick mengatakan yen bisa menguat ke 135 per euro sebelum akhir tahun depan. Ekonomi Jepang kemungkinan masih solid di jangka menengah, kata McCormick. Bank Jepang akan menaikkan suku bunga di 2008, tuturnya. Morgan Stanley, sekuritas terbesar kedua AS, memangkas pekiraan dollar terhadap euro dan yen dan pound Inggris.

Morgan Stanley

Dollar kemungkinan diperdagangkan di $1.51 per euro sebelum akhir tahun, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya $1.42, dan akan melemah ke $2.13 per pound dan 108 yen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya $2.03 dan 112 yen, menurut Stephen Jen, kepala riset valas di Londong di Morgan Stanley. Bank AS memperkirakan dollar berada di titik terendahnya terhadap euro dan pound di $1.51 satu euro dan $2.13 satu pound, dan rebound ke $1.43 dan $2.01 sebelum 30 Juni. ``Kami yakin bahwa pasar kemungkinan mendorong dollar lebih rendah, sampai G7 memberikan ancaman atau mengambil langkah intervensi,'' kata Jen.

Sepekan Saham Asia – Kekhawatiran Kredit, Harga Minyak Membayangi Pasar

Pasar saham Asia kemungkinan turun karena kekhawatiran inflasi akibat harga minyak menyentuh rekor tingginya dan krisis kredit masih membayangi, kendati beberapa buyer mengangkat saham yang terpukul keras oleh aksi jual besar-besaran. Pengamat pasar mengatakan pertambangan mencuri perhatian setelah Billiton BHP melakukan pembelian pada Rio Tinto.

Investor juga akan memperhatikan data inflasi AS sebagai sinyal apakah tekanan harga muncul terkait reli harga minyak ke rekor tingginya di atas $98 per barrel. Sinyal inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan akan membatasi perkiraan pemotongan suku bunga As, yang mendukung pasar di pekan lalu. Indikator Saham Asia Pasifik, MSCI di luar Jepang turun tajam karena kekhawatiran kredit menghantam saham dan lemahnya dollar menyeret eksportir lebih rendah.

Setelah reli cukup kuat beberapa bulan lalu sejak the Fed AS mulai memangkas bunga pinjaman di September, Pasar cenderung memperhatikan fumdamental, kata beberapa analis. "Maka, tidak mengejutkan melihat adanya koreksi saat ini," kata Garry Evans, strategist saham di Asia Pacific HSBC. "Kami mendapati masalah besar pada pasar global kredit dan timbul pertanyaan pada prospek ekonomi AS. Akan ada perubahan-perubahan yang terjadi sampai akhir tahun."

Di Jepang : Indeks Nikkei tampaknya mendekati titik paling rendah (bottom) setelah turun 5.7% pekan lalu karena investor kembali ke beberapa saham yang terpukul. "Aksi jual besar-besaran kemungkinan mendekati puncaknya pekan ini atau setelahnya, dan pasar bisa kembali bergerak uptrend (naik), setidaknya untuk sementara waktu," kata Yosuke Shimizu, kepala pusat investasi di Monex Inc. Shimizu mengatakan rebound kemungkinan dipicu oleh perusahaan dengan prospek pendapatan solid seperti trading house dan perusahaan perkapalan. Dia memperkirakan indeks Nikkei bergerak antara 15,300 dan 16,200.

Di Korea : Saham-saham diperkirakan diperdagangkan dalam range yang ketat, dibatasi oleh kekhawatiran kuatnya mata uang Korea Selatan dan tingginya harga minyak dunia. Rangkian indikator ekonomi AS, yang akan memberi petunjuk bagaimana masalah subprime mortgage mempengaruhi permitaaan negara ekonomi terbesar, akan menjadi perhatian.

"Tidak akan mudah bagi pasar untuk bergerak stabil, dengan kondisi pasar AS yang sempoyongan dan harga minyak masih di titik tinggi sejarahnya," kata Kim Joong-hyun, analis pasar di Goodmorning Shinhan Securities. "Krisis kredit, penguatan won dan rekor harga minyak bukanlah suatu masalah yang bisa diatasi pada dalam waktu singkat."

Di Hong Kong : Broker memperkirakan saham Hong Kong cenderung bergerak melemah, dengan adanya libur Veteran AS akan menekan perputaran modal. "Kami seharusnya menuju 27,800," kata Andrew Sullivan, kepala sales trading di Daiwa Securities, mengindikasikan penurunan kira-kira 1,000 poin untuk indeks utama Hang Seng. "Sampai konsolidasi, kami masih melihat volatilitas."