Monday, August 20, 2007

FOKUS MINGGU INI

Diperkirakan Lebih Volatile Kendati Fed Pangkas Bunga

Para investor ekuiti kemungkinan akan kembali waspada minggu ini kendati tindakan mengejutkan dari bank sentral A.S untuk menenangkan kekhawatiran di pasar uang yang berlarut-larut dengan menurunkan salah satu suku bunga kuncinya di hari Jumat. Analis menyebutkan investor akan dihadapkan berita atas efek reaksi selanjutnya dari kekisruhan pasar kredit yang dipicu oleh krisis gagal bayar kredit subprime A.S, terutama apakah ini akan berdampak pada ekonomi riil dan laba korporat. Dengan mengakui potensi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi dan dengan memangkas discount rate setengah persen poin ke 5.75 % Jumat lalu, pihak Federal Reserve A.S telah menjawab salah satu pertanyaan kunci yang menempati strategis disemua jenis aset.

Minim Kalender

Minggu ini kalender data bakal sedikit. Untuk data ekonomi, indikator sentimen investor ZEW Jerman yang akan muncul Selasa pukul 1600 WIB akan diperhatikan cermat. "Ini akan penting guna melihat bagaimana fundamental ekonomi terbangun," kata UBS dalam catatannya. "Indeks ZEW akan memberi indikasi awal bagaimana ekspektasi pertumbuhan mendatang akan berubah." BNP Paribas menyebutkan ZEW akan bernilai jatuh untuk current conditions termasuk pada expectations akibat kacaunya finansial saat ini. Jajak Reuters atas 48 ekonom memberi nilai jatuh -1.0, angka negatif pertama sejak Januari, dari 10.4 di Juli.

Di Amerika Serikat, perhatian akan terpusat pada pidato Presiden Jeffrey Lacker dari Richmond Fed tentang "Prospek Ekonomi " di hari Selasa pukul 2330 WIB termasuk durable goods orders bulan Juli jam 1930 WIB. Bank sentral Jepang mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua-hari pekan ini dengan putusannya di hari Kamis. Diperkirakan luas akan menahan suku bunga tetap unchange.

Sepekan Saham Asia – Goyah Setelah Aksi Jual Besar-Besaran

Pasar Asia yang mengalami kejatuhan besar kemungkinan masih gugup dalam sesi mendatang namun mencari peluang setelah aksi jual brutal selama pekan lalu menyeret pasar regional ke titik rendahnya dalam multi bulan. Tingginya kekhawatiran pada tekanan kredit global bisa mencekik pertumbuhan ekonomi yang bisa membuat investor lari dari perdagangan bersiko dan masuk ke aset aman (safe-haven) seperti obligasi pemerintah dari negara berkembang. Melambungnya yen juga menciptakan kekhawatiran bahwa trend carry trade kemungkinan terus di lepas. Dalam carry trade, investor pinjam pada suku bunga rendah seperti yen untuk membeli yield lebih tinggi namun aset lebih bersiko.

Jika ada sinyal pasar global bergerak stabil akan menolong pasar Asia rebound dalam jangka pendek, namun lebih banyak fluktuasi kedepan, kata analis. "Ada peluang bergerak lebih jauh. Kami mendapati saat ini poisisi yang cukup sulit untuk membuat perbedaan trend dari volatilitas. Volatilitas berbalik secara dramatis," kata Mark Konyn, ketua eksekutif untuk unit aset managemen Allianz di Asia-Pasifik. "Salah satu efek dari penularan ini dan itu adalah sentimen, bahwa aksi jual kadang tidak pandang bulu. Melewati batas dan hasilnya sulit menemukan bentuk diversifikasi."

MSCI pengukur saham Asia Pasifik di luar Jepang turun kira-kira 10% dalam sepekan di sesi Jumat, mencatat penurunan terbesar sepekan sejak Januari 1998, ketika pasar turun 12.4%. Indeks penguatan relatif 14 hari (RSI) turun ke 16. Angka di bawah 30 indikasi jenuh jual (oversold). Indeks Nikkei anjlok lebih dari 5% hari Jumat, kerugian terbesar sehari sejak serangan 11 Sept, 2001

Di Jepang : Saham kemungkinan mencoba mendapatkan gain pekan ini dengan indeks Nikkei diperkirakan mendapatkan support setelah di titik terendahnya dalam setahun. "Penurunan pasar terlalu tajam, sehingga Saya akan melihat rebound minggu ini," kata Yosuke Shimizu, kepala pusat investasi di Monex Inc. "Saya pikir ini soal waktu untuk menyentuh titik rendah (bottom)." Dia mengatakan adanya rebound bisa dipicu oleh saham defensif – saham perusahaan bergantung pada permintaan domestik seperti perusahaan operator kereta api dan telkom. Ia perkirakan laju Nikkei antara 15,500 dan 16,300 setelah ditutup di 15,274 hari Jumat. RSI untuk Nikkei turun di bawah 10.

Di Korea : Saham Korea Selatan kemungkinan masih volatile setelah mencatat pekan terburuk dalam enam tahun terakhir, dan kemungkinan tidak melihat rebound yang cukup signifikan kecuali pasar globa khususnya Amerika Serikat menyingkirkan kekhawatiran soal masalah kredit. Analis juga khawatir besarnya modal ke reksadana dari investor retail yang menopang kenaikan KOSPI tahun ini kemungkinan lepas, karena investor mencari cash pada indeks yang masih naik 14.2% tahun ini. "Pasar masih mencari titik rendah dan masih sedang mencari akhir dari lanjutan penurunan karena pasar subprime AS," kata Kim Jeong-hwan, seorang strategist di Woori Investment dan Securities. "Rebound adalah hal tidak mungkin sampai kita melihat pasar AS pulih. Setelah itu, pasar global akan terus melanjutkan penurunannya," katanya.

Di Hong Kong : Investor akan menghadapi lebih banyak penurunan dan voltilitas, dengan analis yang mencari peluang di titik rendah pada pasar Hong Kong. "Sulit untuk memprediksi karena sentimen benar-benar lemah," kata Andy Lam, strategist di Harris Fraser. "Investor akan fokus pada perkembangan di subprime. Mereka mencari pernyataan dari pihak otoritas, atau masih lebih baik bagi mereka untuk mengambil posisi daripada menyediakan likuiditas."

Yen Mencatat Pekan Terbaik Terhadap Dollar Sejak 1998; Carry Trade Cut

Yen menguat, mencatat penguatan sepekan terbesar terhadap dollar dan euro hampir dalam sebilan tahun teakhir, karena trader melepas aset dengan yield lebih tinggi yang dinanai pinjaman di Jepang. ``Investor benar-benar kehilangan kepercayaan'' dalam mengambil resiko, kata Seiichiro Muta, direktur valas di UBS AG di Tokyo, trader valas terbesar kedua.

``Ada minat yang besar untuk beli yen.'' Yen telah menguat sedikitnya 4% terhadap 16 mata uang aktif lainnya pekan ini karena goncangan global pada saham dan aset emerging market mendorong investor keluar dari apa yang disebut carry trades. Dollar New Zealand paling lemah, mencatat kerugian terbesar sepekan sejak Desember 1985, setelah pengukur volatilitas yen lompat ke titik tertingginya hampir dalam delapan tahun terakhir. ``Indeks Resiko memberi sinyal krisis ini kemungkinan mirip atau bahkan lebih buruk dibandingkan 1998,'' kata Muta.

``Volatilitas ekstrim tinggi karena pasar masih berubah-ubah,'' kata Masashi Kurabe, manager valas di Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ Ltd. di Tokyo. ``Kondusif untuk beli yen.'' Pasar keuangan global menjadi benar-benar ekstrim,'' kata Gubernur Bank Sentral Australia pada House Economics Committee selama kesaksian paruh tahun di Queensland.

Monday, August 13, 2007

FOKUS MINGGU INI

Pasar Masih Waspada, Fokus Pada Perbankan

Ketakutan seputar kejatuhan dari sektor kredit subprime A.S diperkirakan akan menekan pasar Eropa minggu ini akibat para investor menantikan adanya sinyal krisis yang tengah merebak. Perbankan dan asuransi kemungkinan akan kembali menjadi sorotan, seiring UBS Swiss, manajer kekayaan terbesar dunia, akan melapor pendapatan kuartal, bersama dengan updates dari institusi yang lebih kecil seperti Aareal. Di jajaran makro-ekonomi, para investor akan menantikan fitur pertumbuhan zona eropa dan juga akan memantau data ritel A.S serta perumahan.

"Fokus akan tertuju pada perbankan, asuransi dan pengelola dana, serta apa yang bank sentral kerjakan – ini akan lebih pesat dibanding hasil yang ter-update," kata Heinz-Gerd Sonnenschein, strategi ekuiti pada Postbank di Jerman. Kegelisahan pasar terkait dengan kekhawatiran di hari Kamis setelah BNP Paribas, bank terbesar ke dua zona eropa berdasarkan nilai, membekukan dana senilai 1.6 miliar euro ($2.2 miliar), menunjukkan kekhawatiran kredit subprime A.S. Penyingkapan muncul kurang dari 10 hari setelah BNP sebutkan ini tidak akan dipengaruhi oleh masalah subprime.

Pada barisan makro, data hari Selasa diperkirakan memaparkan pertumbuhan ekonomi di zona eropa pada 2.7 persen year-on-year di kuartal dua tahun 2007, dibanding dengan naik 3.1 persen di kuartal pertama, berdasarkan jajak Reuters. Investor juga akan memantau data retail sales A.S bulan Juli hari Senin sebagai petunjuk pada perubahan kebiasaan konsumen, termasuk munculnya data pendapatan dari retailer Home Depot Inc dan Wal-Mart Stores Inc keduanya di hari Selasa.

Data inflasi untuk A.S dan beberapa negara zona eropa juga diperkirakan muncul pekan ini, dan dengan fokus saat ini ke sektor properti A.S, data perumahan A.S hari Kamis kemungkinan bakal diteliti dengan cermat. Indeks sentimen University of Michigan untuk Agustus akan keluar Jumat.

Sepekan Saham Asia - Kekhawatiran Soal Kredit Berlanjut

Jika kondisi rollercoaster pada pasar saham Asia kembali terjadi, investor kemungkinan besar lebih kuat pada kondisi yang sama di sesi-sesi mendatang. Berlanjutnya kekhawatiran soal kredit global dan ketidakpastian dampak dari krisis subprime mortgage AS akan terus menggoyang pasar, kata analis. "Kami kemungkinan melihat volatilitas besar selama bulan-bulan depan, dengan resiko menurun," kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital di Australia.

"Namun bukan pasar bearish. Kasus seperti ini sering terjadi, pasar bullish lebih lama mengalami koreksi yang sangat tajam dan itulah tepatnya yang kami lihat saat ini." Pengukur saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang telah turun lebih dari 10% dari rekor tingginya yang dicetak 24 Juli – mengalami tekanan terbesar sejak turun 18% antara Mei dan awal Juni tahun lalu. Turun sedikitnya 10% biasanya dilihat sebagai suatu koreksi, namun bukan penurunan. Faktanya, indeks masih naik lebih dari 10% selama tahun ini.

"Secara global fundamental masih terlihat sangat bagus, ini dibuktikan oleh langkah bank sentral seperti ECB dan Fed yang terus memastikan bahwa kita tidak mengalami masalah kredit dan sebagian besar perusahaan dalam kondisi yang sangat baik untuk meningkatkan pertumbuhan laba," kata Oliver. Bank Sentral Eropa dan Fed AS, bersama dengan bank sentral Asia lainnya, telah menyuntikkan dana ke pasar uang di tengah aksi rush global untuk cash dan aset likuiditas lainnya.

Di Jepang : Saham Jepang kemungkinan naik minggu ini setelah ditutup di level terendahnya lebih dari lima bulan terakhir dengan investor kemungkinan mengangkat saham dengan prospek pendapatan bagus. "Pasar kemungkinan rebound," kata Ken Masuda, seorang dealer senior saham di Shinko Securities. "Arah penurunannya sudah terlalu jauh." Dia memperkirakan melihat suatu penurunan besar pada pasar New York hari Jumat dan indeks Nikkei kemungkinan bergerak antara 16,500 dan 17,300 di minggu baru.

Di Korea : Pada minggu tanpa data ekonomi dan dengan sedikitnya sesi laporan korporat, investor akan tetap fokus pada perkembangan baru pada masalah kredit AS dan dampaknya pada institusi keuangan global. "Kami telah melihat rangkaian laporan dari perbankan investasi global ternama soal modal rugi... Saya kira ini belum akan berakhir dalam waktu dekat," kata Han Dong-wook, analis di Hyundai Securities. "Lebih banyak yang akan merugi di minggu mendatang dan membuat dana terbang ke investasi lebih aman."

Di Hong Kong : Meskipun diperkirakan lebih banyak berita buruk nantinya, Hong Kong akan mendapat dukungan dari kuatnya pasar saham China denominasi yuan dan rangkaian pendapatan positip mengejutkan. "Saya kira kami akan menemukan dasarnya segera," kata Alex Wong, direktur di Ample Finance Group. "Saya tidak terlalu -- Saya tidak melihat penurunan besar dari sini."

Kenaikan Bunga BOJ Meragukan Karena Tingginya Kekhawatiran pada Kredit

Trader mengedurkan ekspektasi kenaikan bunga dari Bank Jepang bulan ini karena khawatir pasar kredit internasional memuncak. BOJ menyutikkan dana ke pasar uang untuk menenangkan pasar karena harga saham Tokyo anjlok dan harga obligasi pemerintah yang relatif aman naik akibat meluatnya masalah dari sektor U.S. subprime mortgage.

Kontrak swap pada call rate mengantisipasi kira-kira 35% peluang kenaikan bunga bulan ini, turun dari kira-kira 75% hari Kamis, karena meningkatnya spekulasi bahwa kekhawatiran pada tekanan likuiditas dan volatilitas pasar bisa mempengaruhi BOJ untuk menahan bunga saat ini. "Saya kira ini bukan akhir dari bencana subprime AS. Lebih banyak masalah bisa muncul sebelum pertemuan BOJ, yang bisa membuat BOJ kesulitasn untuk menaikkan bunga di Agustus," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

Banyak analis telah memperkirakan BOJ mendongkrak bunga pada pertemuan 22-23 Agustus menjadi 0.75% -- level tertinggi sejak 1995 – dari 0.50%. "Dari track record BOJ, Saya tidak akan terkejut jika BOJ menaikkan bunga bulan ini. Namun biasanya akan sulit untuk menaikkan bunga di Jepang ketika ECB mengambil langkah untuk menenangkan kekhawatiran pasar," kata Minami.

Konsumen AS Melihat Angka Penganggur Tetap Kokoh Tahun Mendatang

Konsumen A.S secara umum memperkirakan pasar buruh akan tetap sehat, dengan hanya sepertiga mengantispasi angka tenaga kerja akan naik di tahun mendatang, menurut survei yang dirilis Jumat. Pihak Reuters/University of Michigan Surveys of Consumers untuk Juli menunjukkan bahwa 66 persen konsumen memperkirakan tingkat penganggur akan kembali unchange atau bahkan merosot, sementara 33 persen percaya angka penganggur akan naik di tahun mendatang.