Monday, June 25, 2007

FOKUS PASAR PEKAN INI

Lesunya PerformaTerlihat Menjelang Fed

Pasar forex akan berupaya untuk menggapai level-level puncak selama pekan ini seraya suku bunga mendominasi perhatian investor, dengan Federal Reserve A.S diperkirakan bakal menahan bunga pinjaman-nya. Dengan hanya segelintir berita korporasi Eropa yang terjadwal, termasuk data pendapatan dari Diageo dan Remy Cointreau, sibuknya data ekonomi termasuk fitur inflasi A.S akan menjadi fokus. "Kami memiliki pasar bull empat-tahun, masyarakat cukup positif, namun resiko keseluruhan menurun," kata Jeremy Le Sueur, fund manager pada Church House Investments.

"Banyak dari fund manager mengatakan tahun ini akan menjadi sulit untuk mencari uang, dan saya rasa mereka benar. Ini bakal menjadi musim panas yang panjang." Indeks FTSEurofirst 300 untuk saham unggulan Eropa tercatat di akhir sesi Jumat turun 0.2 persen pada 1,600 poin, menyusut lemah dibawah 1,630.7 poin, level tinggi 6-1/2 tahun di awal minggu lalu, namun masih naik 8 persen. Pihak Federal Reserve Open Markets Committee A.S dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga-nya di hari Kamis setelah pertemuan dua hari, dengan para ekonom sebagian besar memprediksi Fed akan menahan bunga tetap pada 5.25 persen selama tahun 2007.

Menyoroti Imbal Yield

Imbal obligasi benchmark 10-tahun A.S, yang terancam menciutkan daya tarik ekuiti seraya mereka mencetak 5.33 persen tertinggi lima-tahun pada 13 Juni, akan diperhatikan cermat dalam seminggu ini. Yield terakhir mereka sekitar 5.20 persen. "Meski setelah aksi jual obligasi, kami perkirakan imbal obligasi akan merangkak menguat akibat pulihnya A.S dan terbongkarnya teka-teki imbal obligasi," menurut laporan Tuomas Komulainen, dari European Securities Network. "Secara konsekuen, kami terus mendukung ekuiti Eropa melalui uang, obligasi dan ekuiti A.S."

Di sektor ekonomi Eropa, survei sentimen konsumen GfK Jerman akan dirilis hari Senin, disusul oleh data current account zona eropa di hari Selasa dan money supply di hari Kamis. Sedangkan Jumat akan tayang data konsumen zona eropa, ekonomi dan industri untuk bulan Juni, selain flash HICP. Sederetan data A.S juga akan dirilis, dengan home sales bulan Mei di hari Senin, chain store sales dan consumer confidence hari Selasa, serta fitur durable goods A.S untuk Mei di hari Rabu. Data final GDP serta jobless claims mingguan tampil di hari Kamis menjelang data personal consumption dan expenditure A.S bulan Mei hari Jumat serta survei University of Michigan.

Sepekan Saham Asia – Fokus Pada Fed Setelah Mencetak Rekor

Keputusan suku bunga bank sentral AS dan adanya petunjuk baru soal kesehatan ekonomi terbesar dunia akan menjadi fokus minggu ini karena investor mengoleksi saham pencetak gain yang telah menopang pasar saham dari Hong Kong sampai Singapura ke rekor tingginya. Reli terkini pasar Asia dipengaruhi oleh tumbuhnya optimisme pada pendapatan untuk saham pembuat chip, kondisi yang bisa membantu kenaikan lanjutan pada sektor tersebut.

Ekspektasi lebih banyak aliran modal dari China menjaga kenaikan saham Hong Kong di minggu baru sedangkan aksi beli menjelang akhir tahun finansial kemungkinan besar mengangkat pasar Australia, namun berakhirnya kontrak berjangka saham bisa membuat perdagangan sepi di India. Dengan perkiraan bertahannya suku bunga AS pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), investor dapat melihat kajian Federal Reserve pada ekonomi AS, pasar utama Asia.

"Pertemuan sebelumnya, FOMC mengatakan bahwa ekonomi kemungkinan berekspansi di langkah moderat namun mencatat bahwa resiko pada inflasi kemungkinan belum melemah seperti perkiraan," kata Craig James kepala ekonom saham di Comm Sec berbasis di Sydney. "Penilaian ini kemungkinan bukan perubahan yang radikal meskipun FOMC dapat menaikkan inflasi sedikit lebih tinggi berdasarkan data terkini."

Di Jepang : Pasar diperkirakan terpaku dalam trading range di minggu baru setelah naik ke penutupan tingginya dalam tujuh tahun dan mendapatkan arah dari rangkaian indikator ekonomi, termasuk data hasil produksi. "Investor kemungkinan akan kembali sensitif soal suku bunga bergantung pada hasil dari indikator ekonomi," kata Hiroyuki Fukunaga, kepala strategist di Rakuten Securities. "Seandainya kita tidak melihat angka mengejutkan, pasar kemungkinan tidak bergerak secara drastis minggu ini." Indeks Nikkei akan bergerak antara 18,000 dan 18,300 poin, kata Fukunaga. Ditutup di 18,188.63 hari Jumat.

Di Korea : Saham kemungkinan ringkih turun di tengah kekhawatiran pemerintah yang dapat mempertimbangkan kebijakan untuk menahan apa yang menimbulkan kekhawatiran pada volume perdagangan kredit oleh investor retail. Investor kemungkinan juga akan fokus pada data ekonomi karena mereka melihat alasan untuk menyesuaikan KOSPI yang melambung 24 persen saat ini dan reaksi dari pasar global pada hasil pertemuan Fed. "Prospek suku bunga menjadi perhatian utama pasar global, sehingga investor sangat ingin mencari petunjuk apa yang akan terjadi," kata Kim Joon-kie, seorang analis di SK Securities.

Di Hong Kong : Pasar diperkirakan bergerak lebih jauh ke teritori rekornya, diangkat oleh aliran dana segar dari China daratan setelah Beijing menetapkan aturan baru yang mengijinkan brokerage dan fund manager investasi di luar negeri. "Pasar masih kuat dan saham konsep China akan menjadi unggulan," kata Linus Yip, strategist di First Shanghai Securities. Pengembang prosperti, yang yang cenderung diam dari reli, kemungkinan dapat bertindak jika Federal Reserve AS menjaga suku bunga seperti perkiraan, kata Yip. Siklus suku bunga Hong Kong cenderung mengikuti siklus karena mata uang dipatok terhadap dollar AS.

Yen Menyentuh Level Rendah Baru Karena Minat Resiko Masih Besar

Yen menyentuh rekor rendahnya terhadap euro dan 4-1/2 tahun terhadap dollar karena investor melanjutkan aksi jual mata uang Jepang yield rendah untuk tingkat pengembalian lebih tinggi. Carry trades kembali tercermin dalam mata uang yield tinggi, karena dollar New Zealand menyentuh level tinggi multi tahun terhadap yen dan dollar AS dengan investor yang menguji langkah dari bank sentral New Zealand setelah usahanya untuk menjaga reli Kiwi.

"Kami telah melihat dollar/yen melewati level lebih tinggi karena investor melihat perbedaan suku bunga dan minat pada resiko masih kuat," kata Ian Stannard, strategist valas di BNP Paribas. Bank Jepang diperkirakan mendorong suku bunga di Agustus menjadi level tinggi 12 tahun 0.75 persen namun yen terus tertekan karena suku bunga Jepang lebih rendah dibandingkan negara maju lainnya.

Monday, June 18, 2007

FOKUS PEKAN INI

Kegelisahan Inflasi Telah Pergi, Untuk Saat Ini

Pasar forex akan reli pekan ini terkait kekuatiran pada meningkatnya inflasi dan menyusutnya suku bunga, serta aktivitas merger dan akuisisi yang terus berkembang. Minimya kalender data minggu ini di kedua belahan Atlantik akan tetap menjaga prospek suku bunga pada garis depan kekuatiran investor, namun sinyal bahwa inflasi dalam pantauan, akan memberi sejumlah bantuan. Pada front ekonomi Eropa, fokus akan pada indeks sentimen ekonomi ZEW hari Selasa dan indeks Ifo pada iklim bisnis di hari Jumat.

"Saya tidak akan terkejut melihat pemulihan di pasar forex berlanjut, meskipun dipastikan tidak sama besarnya, karena kami memerlukan ekspektasi bahwa kebijakan bank sentral mereda, dan itu yang tidak kami lihat," ungkap Franz Wenzel, seorang strategist pada AXA Investment Managers di Paris. "Inflasi terpantau, khususnya di zona eropa, dan ini akan kembali terkontrol," ujar Wenzel. Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan kokohnya inflasi telah mendorong bank sentral lintas Eropa untuk mengurangi lajunya ke arah naiknya suku bunga.

Perjalanan Bunga Belum Berakhir

ECB menaikkan suku bunga kuncinya minggu lalu sebesar seperempat persen poin menjadi 4 persen dan dikatakan ini akan berlanjut untuk memonitor inflasi secara cermat. Para analis mengatakan naiknya bunga akan meredakan musim M&A di Eropa, yang telah memicu reli dan menyeret pasar ke level tinggi sepanjang sejarah. Namun Wenzel menyebutkan ini masih akan sementara sebelum naiknya bunga mengakhiri penguatan pasar. "Suku bunga tinggi saat ini, namun fundamental untuk ekuiti masih utuh: makro- dan sektor pendapatan, masih kuat. Tidak ada kekuatiran yang muncul dari sisi tersebut," katanya.

"Di level-level ini bunga tidak sebagai rintangan dimana mereka akan keluar dari rel kereta pasar saham, dan diatas kami melihat bahwa likuiditas global masih cukup." Di Amerika Serikat, menguatnya angka catatan pada ekonomi A.S beberapa pekan silam, termasuk pesatnya retail sales, telah mengangkat tumbuhnya ekspektasi dan memicu sejumlah kekuatiran seputar inflasi. Di Eropa, fokus ekonomi tertuju ke Jerman, dengan indeks sentimen ekonomi ZEW diperkirakan di hari Selasa, fitur harga produsen bulanan Jerman di hari Rabu dan indeks Ifo pada iklim bisnis di hari Jumat. Para investor juga akan tetap memperhatikan data housing starts A.S untuk Mei di hari Selasa dan jobless claims mingguan di hari Kamis.

Aliran Dana Keluar Dari Jepang Terus Berlanjut, BOJ Menahan Bunga

Yen melemah ke level rendahnya dalam satu minggu terhadap euro karena spekulasi Gubernur Bank Jepang Toshihiko Fukui kemungkinan akan menaikkan bunga pinjaman secara bertahap setelah mempertahan bunga. Yen juga melemah terhadap New Zealand dan Aussie setelah pembuat kebijakan secara bulat memutuskan mempertahankan bunga 0.5 persen selama lima pertemuan.

Yen diperdagangkan dikisaran level rendah dalam 4 1/2-tahun terhadap dollar karena bunga pinjaman terendah di negara industri mendorong investor untuk mengambil pinjaman di Jepang dan membeli aset dengan yield lebih tinggi, yang disebut carry trades. ``Kami tetap berinvestasi di obligasi Eropa dan Obligasi Inggris yang masih cukup menarik,'' kata Kenichiro Ikezawa, yang mengelola dana senilai $1 miliar di Daiwa SB Investments Ltd. di Tokyo. ``Yen kemungkinan melemah terhadap mata uang utama dalam jangka pendek.''

``Keluarnya modal dari Jepang, sehubungan dengan investasi dana terus belanjut,'' kata Yuji Saito, kepala departemen penjualan valas di Societe Generale SA di Tokyo. ``Hal ini mendorong dollar.'' ``Yen sepertinya melemah,'' kata Katsunori Kitakura, kelapa dealer obligasi di Chuo Mitsui Trust & Banking Co. di Tokyo. ``Agak sedikit lebih awal BOJ mulai memaparkan prospek kenaikan bunga pada pertemuan hari Kamis'' ``Resiko untuk harga konsumen meningkat,'' kata Ray Attrill, direktur riset valas di 4Cast Ltd. di Sydney. ``Kemungkinan ada penjualan Treasury AS sementara ini dan kondisi ini kami perkirakan menjadi penopang bagi dollar.''

Sepekan Saham Asia – Terlihat Lebih Kuat, Kekhawatiran Yield Menurun

Pasar saham Asia tetap mengalami kenaikan minggu lalu setelah menguatnya yield obligasi, namun pasar lebih terfokus pada saham Korea yang terus mencetak rekornya. Di sisi lain para investor juga akan memantau kebijakan dari pemerintah China setelah perdana menteri Wen Jiabao mengingatkan bahwa pemerintah seyogyanya tetap konsisten menerapkan pengetatan kebijakan guna menghindari pertumbuhan yang overheating.

Ekonom dari Goldman Sachs Hong Liang mengungkapkan bahwa resiko dari penerapan kebijakan intensif berimbas satu atau dua bulan kedepan. Adanya perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi A.S terjadi setelah penurunan kuartal pertama lalu, dan suku bunga global dari Australia, London, memiliki peran atas kondisi yield obligasi global. Namun saham asia keseluruhan masih dalam fundamental yang solid, dengan pertumbuhan pendapatan.

Di Jepang: Pasar bound Jepang dan A.S terlihat stabil setelah pasar sham Tokyo menguat beberapa minggu ini, ujar Yasushi Hoshi, analis dari Daiwa Securities Co. Ltd. "ini merupakan perubahan yang tidak begitu berarti dimana pasar saham Jepang turun oleh kondisi pasar obligasi yang turut mengalami penurunan," ujar Hoshi, obligasi pemerintah mungkin di bawah 2 persen, dan merupakan indikasi bahwa suku bunga pinjaman membebani pembiayaan bagi perusahaan. Nikkei diperkirakan bergerak dalam range antara 17,700 hingga 18,200.

Di Korea: Bursa saham berrbalik setelah menguat dalam 15 pekan berturut, dimana para investor melakukan aksi ambil untung karena kekhawatiran terhadap kondisi teknikal. Kondisi faktor transaksi dalam negeri turut berpengaruh pada volume transaksi, dimana para investor terfokus pada laporan pendapatan kuartal dua bulan Juli. "terlihat sangat sulit bagi pasar untuk mengangkat kenaikanya, karena memang harga level tersebut sudah dianggap cukup tinggi," ujar Kim Jeong-hwan, analis pada Woori Investment dan Securities. "saat ini bukan merupakan rotasi untuk melakukan pembelian, dimana para investor, terutama investor kelembagaan, melihat indeks dalam performa yang kurang baik hingga bukan tidak mungkin memicu aksi jual.

Di Hong Kong: Saham Blue chips menyentuh angka tertingginya setelah keberhasilan saham China dalam kenaikanya. Walau pada hari Senin mendatang indeks akan turun karena data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, namun itu terlihat bersifat sementara, ujar Karl analis Thomson Securities. "arah perbalikan cukup solid jadi momentum terlihat baik. "indeks pada minggu depan bukan tidak mungkin mencoba angka 21,500." Sebelumnya index telah mencapai rekor tertingginya di angka 21,088.86 pada 15 May lalu.

Monday, June 11, 2007

FOKUS SEPEKAN

Kegelisahan Bunga Akan Memicu Pelemahan Selanjutnya

Ketidak-pastian seputar seberapa besar lagi suku bunga akan menguat, akan menjaga pasar saham tetap lemah di jangka pendek, seraya sejumlah bank sentral utama bermaksud menekan naik bunga pinjaman untuk menjaga inflasi terpantau. Yang menjadi sorotan agenda ekonomi pekan ini adalah pernyataan dagang semester pertama dari bank Inggris HBOS Plc dan Alliance & Leicester juga di Amerika Serikat, pendapatan kuartal dari bank investasi Lehman Brothers dan Goldman Sachs.

Data industrial output bulan April di hari Selasa dan angka inflasi bulan Mei di hari Kamis akan menjadi kunci untuk mengetahui gambaran makro ekonomi zona eropa. Para investor di seluas dunia akan memantau retail sales A.S bulan Mei di hari Rabu, harga produsen bulan Mei hari Kamis termasuk harga konsumen bulan Mei, industrial production Mei dan sentimen konsumen bulan Juni di hari Jumat. Pakar ekuiti menyebutkan kegelisahan pasar fixed-income kembali akan menjadi fokus bagi para investor saham.

Tingginya suku bunga menyebabkan naiknya biaya keuangan perusahaan, melukai pendapatan, serta akan menguapkan aktivitas takeover oleh kelompok ekuiti swasta terbesar – membalikan kuatnya reli pasar ekuiti baru-baru ini, yang berdasarkan pada pesatnya pertumbuhan laba perusahaan dan aktivitas merger and acquisitions (M&A).

Arah Haluan Moneter

Bank Sentral Eropa (ECB) telah menaikkan bunga utamanya ke level tinggi sekitar enam tahun pekan lalu dan mengisyaratkan pengetatan selanjutnya akan muncul. "Ketakutan kebijakan moneter menjadi terlalu ketat terlihat seraya adanya pergerakan utama dibalik aksi jual pasar saham selama beberapa hari lalu," kata HVB Equity Research. "Seiring arah haluan yang muncul dari sisi moneter dengan jelas meningkat, perjalanan diperkirakan menjadi lebih kasar," ungkap HVB.

Namun Royal Bank of Scotland melihat kuatnya pertumbuhan ekonomi akan menuntun pada kenaikkan Fed di akhir tahun dan awal tahun 2008. Di Eropa, prospek untuk berlanjutnya kesehatan pertumbuhan ekonomi membuat ECB kuatir pada tekanan inflasi, dan Societe Generale memper- kirakan bahwa ini akan menuntun pada kenaikkan bunga ke 4.5 persen di akhir tahun-2007 dan 5 persen di akhir-2008. Para investor ekuiti akan bergegas untuk membongkar perusahaan terhadap meningkatnya fundamental ekonomi Eropa, khususnya menguatnya permintaan domestik dan konsumsi swasta, menurut Merrill Lynch.

Watanabe Belum Melihat Resiko Perubahan Carry Trades

Petinggi ternama Jepang, Hiroshi Watanabe, mengatakan belum akan ada resiko lebih cepat investor akan membuang aset yang didanai oleh pinjaman yen dan penguatan mendadak pada valuta asing. ``Ukuran carry trades yang akan berubah relatif kecil dibandingkan seluruh pasar valuta asing,'' kata Watanabe, wakil menteri keuangan untuk hubungan internasional dalam pidatonya di forum Euromoney di Tokyo. ``Saya kira carry trades belum mendorong resiko perubahan tiba-tiba, namun kami masih perlu memonitor kondisi ini.''

Yen pada 5 Juni menyentuh rekor rendahnya terhadap euro 164.61 dan turun 5.8 persen terhadap dollar selama tahun lalu karena investor meminjam mata uang dengan bunga terendah di negara industri untuk membeli aset dengan yield lebih tinggi, dikanal sebagai carry trades. Suku bunga Bank Jepang adalah 0.5 persen. Akhir carry tades telah menyebabkan valuta asing bergoncang sebelumnya. Yen, yang melemah selama bertahun-tahun, melambung 20 persen kurang dari dua bulan karena investor yang meminjam dana murah pada valuta asing buru-buru keluar.

Sepekan Saham Asia – Cemas, Fokus Pada Suku Bunga

Pasar saham Asia sepertinya cenderung bertahan minggu ini karena investor terus memperhatikan yield obligasi global, yang mengalami kenaikan tajam karena kekhawatiran pada suku bunga dunia yang memiliki prospek lebih tinggi. Tinginya yield membuat obligasi relatif menarik untuk saham dan mengangkat bunga pinjaman jangka panjang untuk perusahaan, faktor yang dapat mendorong investor saham mengunci beberapa reli yang dipicu pasar Asia lainnya ke rekor tingginya.

Yield obligasi melonjak setelah kenaikan bunga mengejutkan di Selandia Baru pada 7 Juni – sehari setelah Bank Sentral Eropa mengangkat bunga untuk menahan inflasi. Diikuti oleh peringatan resiko inflasi dari Ketua Fed Ben Bernanke dan kuatnya rangkaian data AS yang mengubur harapan pemotongan suku bunga AS tahun ini. "Jika yield terus bergerak naik ... pada dasarnya ini berarti anda bisa melihat perubahan alokasi asset dari saham ke investasi tetap," kata Binay Chandgothia, kepala investasi di Principal Asset Management.

Namun dengan sehatnya ekonomi global dan solidnya kenaikan laba, turunnya pasar saham bisa meneguhkan penurunan sementara waktu. "Sedangkan suku bunga bisa naik lebih tinggi di beberapa Negara termasuk Australia, mereka jauh dari level terancam," kata Shane Oliver berbasis di Sydney, kepala strategi investasi di AMP Capital Investors.

Di Jepang : Saham-saham akan memperhatikan petunjuk dari rangkaian indikator ekonomi, termasuk revisi data GDP Q1, selama minggu ini. Investor kemungkinan juga memperhatikan hasil dan pertemuan kebijakan Bank Jepang yang berakhir hari Jumat, kata Hiroyuki Fukunaga, kepala strategist di Rakuten Securities. "Jika Bank Jepang menyebutkan kenaikan bunga, pasar saham bisa bergerak turun," katanya. Indeks Nikkei kemungkinan bergerak antara 17,500 dan 18,000, kata Fukunaga.

Di Korea : Saham-saham bisa terus tertekan dari level rekornya di tengah kekhawatiran reli pada pasar global kemungkinan berakhir karena suku bunga dunia menanjak. Analis juga memperhatikan level teknikal, dengan indeks utama naik sekitar 20 persen tahun ini. Namun perdagangan kemungkinan volatile menjelang tiga perubahan di hari Kamis atau berakhirnya option saham, indeks option saham dan futures indeks saham secara simultan. "Apakah kita akan melihat koreksi yang berkesinambungan pada pasar global adalah kuncinya," kata Jason Hwang, strategist di Woori Investment dan Securities. "Saya kira setidaknya terjadi minggu depan, kita akan berada pada pertengahan bentuk penurunan."

Di Hong Kong : Investor kemungkinan gugup melihat saham-saham AS – namun melihat optimisme membuat Hong Kong sepertinya cukup bagus kendati Wall Street turun. "Hong Kong cukup kuat, namun jika kita melihat adanya penurunan di AS, maka akan menjadi Senin kelam," kata Jackson Wong, seorang manager investasi di Tanrich Securities.

Monday, June 4, 2007

FOKUS PEKAN INI

Fokus Pada Keputusan Bunga Dan Para Pembicara Fed
Sejumlah Bank Sentral diperkirakan tampil dengan kuat pada layar radar investor minggu ini, dengan keputusan suku bunga zona eropa dan Inggris, sementara petunjuk pada kebijakan moneter A.S juga akan diminta dari pimpinan Federal Reserve. Para investor telah berspekulasi bahwa bank sentral A.S tidak dalam terburu-buru untuk memangkas bunga pinjaman dari saat ini 5.25 persen, pandangan akibat pesatnya fitur U.S. jobs dan manufaktur yang dirilis Jumat sebelumnya. Hari Selasa, Pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke akan berpidato melalui teleconference dengan sejumlah bank sentral Eropa dan Jepang sebagai bagian panel International Monetary Conference.

"ini akan menjadi menarik karena mendengar bahwa pimpinan Fed mengatakan ... dengan kemungkinan bahwa inflasi akan bergerak dalam range nyaman," ujar David Page, ekonom pada Investec. Pimpinan Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet juga akan berbicara hari Senin di Lisbon. ECB diperkirakan luas menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4.0 persen di hari Rabu, menurut jajak Reuters atas 83 analis. Namun, investor kurang pasti seputar pemunculan putusan bunga Bank of England hari Kamis. Mayoritas ekonom memperkirakan bunga UK akan bertahan pada 5.50 persen namun 5 dari 62 yang dijajak Reuters memprediksi naik seperempat poin.

DATA A.S
Untuk data dimuka, survei Institute for Supply Management's (ISM) atas kondisi non-manufaktur di A.S akan diperhatikan oleh investor di hari Selasa, bersama dengan produktivitas non-farm serta data neraca perdagangan di akhir pekan. Para ekonom akan mencari petunjuk apakah ekonomi menghadapi pendaratan lemah atau keras serta prospek suku bunga di ekonomi terbesar dunia.

Hari Selasa, baik zona eropa maupun Inggris akan merilis data Purchasing Managers Indexes (PMI) untuk sektor jasa. Data manufaktur PMI zona eropa yang dirilis Jumat lalu turun ke level rendah 15-bulan akibat produksi dan order tumbuh lebih lambat. Para pimpinan dari sejumlah negara makmur akan tiba di Heiligendamm, Jerman hari Rabu untuk pertemuan G8 yang diperkirakan berfokus pada masalah perubahan iklim dan penguranagn emisi berbahaya.

Berdasarkan Grafik Teknikal, Euro Akan Jatuh Terhadap Pound - BNP
Euro bisa berbalik menguat terhadap pound, menurut indikator teknikal dan para pedagang mengurangi taruhan apresiasi euro, kata strategist valas di BNP Paribas. Mata uang yang digunakan 13 negara menghadapi resistance terhadap pound, pada saat order jual bisa terbentuk di 68.07 pence, lalu di 68.17 pence dan 68.25 pence, menurut trader yang menggunakan chart untuk memprediksi pergerakan harga, kata Hans Guenter Redeker, kepala strategist valas di London di BNP.

Hedge fund dan spekulan besar lainnya bisa mendorong euro lebih rendah karena minggu lalu mereka mengurangi taruhan sebesar 20 persen bahwa euro bisa menguat, menurut gambaran dari Commodity Futures Trading Commission. Mata uang ini telah menguat 1 persen terhadap pound tahun ini akibat ekspektasi kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Eropa yang bisa jadi melewati Bank Inggris. ``Kendati euro-sterling terlihat terpaku kuat di atas 68 pence kemarin, penguatan tidak dapat berlanjut dan kami melihat penguatannya terbatas,'' kata Redeker.

``Berdasarkan posisi di pasar, euro-sterling bisa melanjutkan tekanan lemah jangka pendek.'' Euro menyentuh level tinggi dalam sembilan bulan di 68.67 pada 14 Maret. Poung Inggris menguat di Mei, keluar dari level rendah dalam tiga bulan, terlama sejak Oktober 2004, di tengah data yang memperlihatkan negara ini dapat menjaga momentum di kuartal pertama bahkan setelah tiga kenaikan bunga ssejak Agustus oleh Bank Inggris. BOE menaikkan bunga ke level tinggi dalam enam tahun terakhir di 5.5 persen pada 10 Mei untuk meredakan inflasi. Kenaikan harga mencapai 3.1 persen di Maret, level tinggi satu dekade, mendorong Gubernur BOE Mervy King menulis surat terbuka untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk membawa inflasi ke target 2 persen.

Sepekan Saham Asia - China Dan Wall St Tetap Pada Radar
Bursa saham Asian terlihat bergerak lebih tinggi pada transaksi minggu ini, hal ini lebih dipengaruhi oleh keyakinan terhadap saham U.S. namun di sisi lain ketidak pastian pada saham China membuat index terbatas dalam keniakanya. Penurunan yang terjadi pada saham Chinese sebagai akibat dinaikannya pajak transaksi saham pada 30 mei lalu telah meredam kekhawatiran bahwa pihak Beijing akan melakukan kasinya kembali guna merdam ekonomi. Dalam waktu mendatang namun masih bersifat sepekulasi, pihak China juga diperkirakan akan mengenakan pajak terhadap keuntungan hasil transaksi. Ini merupakan satu konsep yang diperkenalkan guna menahan pertumbuhan.

Setelah pada pertengahan minggu lalu index terpuruk sebagai dampak dari jatuhnya saham Shanghai sebesar 6.5 persen, pasar regional Asia terlihat rebound dan di sisi lain pasar Korea, Singapore dan Philippines membentuk rekor tertingginya di hari jumat. Saham Shanghai di akhir pekan ditutup turun 4.3 persen. Dalam minggu ini para investor yakin bahwa index masih mungkin akan mencoba merangkak naik melihat siknal dari data penting U.S. non-farm payrolls yang dilaporkan hari jumat.

Di Jepang: Pasar saham Jepang terlihat dalam kondisi ketidak pastian menjelang masa jatuh kontrak bulan juni hari jumat ini, namun demikian kuatnya sentiment membatasi jatuhnya index, ujar Masayoshi Okamoto, kepala dealing pada Jujiya Securities. Melemahnya mata uang yen juga memberikan keuntungan bagi sektor export jepang. "Juni merupakan akhir laporan setelah quarter pertama dan beberapa sektor industry akan melaporkan pendapatanya. "namun yen ditransaksikan melemah terhadap dollar, dan ini dibawah perkiraan. Kami masih mengharapkan adanya revisi positive pada pendapatan."

Di Hong Kong: Para investor masih terfokus pada pasar saham Chinese dimana para investor lebih memantau mengenai perkembangan dari deklarasi Beijing dalam menaikan pajak transaksi di pasar modal. Namun beberapa analis mengungkapkan beberapa sektor property masih dinilai prospective, dan pemerintah akan lebih mensupport sektor tersebut. "saat ini memang sedang terjadi ketidakpastian di China, dan untuk jangka pendek terlihat masih konsolidasi," ujar Ben Kwong, kepala analis KGI Asia Ltd.

Di Korea: Saham Seoul mungkin akan mendapat kesulitan untuk mempertahankan laju gain-nya, meski para analis tidak berharap adanya koreksi tajam berkenaan ekspektasi meningkatnya ekonomi domestik dan besarnya likuiditas di pasar global. Fokus secara umum akan tertuju pada pertemuan kebijakan Bank of Korea hari Jumat. Bank sentral kemungkinan tidak akan merubah suku bunga, namun investor terlihat berfokus pada komentar seputar prospek ekonomi.