Perhatian Tercurah Pada Padatnya Jadwal Data Ekonomi
Sejumlah pasar khususnya Eropa akan berjuang untuk menekan ke level tinggi baru multi-tahun pekan ini seraya investor resah seputar pertumbuhan A.S dan melambungnya ekuiti Cina, ditengah padatnya data ekonomi, perkembangan merger dan sebagian data pendapatan. Kendati hari Senin di Inggris libur, ada banyak rilisan kunci minggu ini yaitu Gfk-Consumer Confidence Index bulan Mei hari Kamis yang diperkirakan stabil setelah menguat di April. Data CBI-Distributive Trades Survey bulan Mei juga keluar hari Kamis dan diprediksi ada sejumlah moderasi setelah naik ke 44 dari 32 di Maret. Terakhir, CIPS/RBS - Manufacturing PMI bulan Mei di hari Jumat diperkirakan menurun lagi seraya ancaman naiknya suku bunga BoE/MPC dan ketidak pastian global terus menajam.
Semua fitur kemungkinan tidak menekan BoE/MPC untuk mengarah pada kenaikkan bunga bulan Juni setelah menaikkan 25 bp bulan ini. Kekuatiran bahwa Federal Reserve A.S tidak akan memangkas suku bunga tahun ini telah berpengaruh pada ekuiti global, seiring kekuatiran seputar pertumbuhan ekonomi A.S dan kekuatiran pasar saham Cina yang overheat akan tumbang, dengan implikasi yang meluas. "Prospek pasar ekuiti baik untuk investasi jangka panjang diatas 12 bulan," ujar pakar strategi Morgan Stanley, Teun Draaisma dalam sebuah laporan.
Menyoroti Pengambil-alihan
Minggu ini akan dimulai dengan berkurangnya catatan, seiring pasar di Inggris, Jerman, Swiss, Yunani, Austria, Denmark dan Amerika Serikat akan tutup berkenaan hari libur di hari Senin. Merger dan akuisisi, yang membantu menyeret saham Eropa naik 8 persen tahun ini, akan menjadi fokus di hari Selasa ketika konsorsium Royal Bank of Scotland merilis pernyataan pada kemungkinan merangkul ABN AMRO. RBS, yang memiliki hubungan atas dengan Santander dan Fortis, terlihat mengalahkan pengambil-alihan Barclays untuk semua saham ABN AMRO.
Padatnya jadwal data ekonomi sudah ada di kalender, dimulai dengan current account zona eropa serta data consumer confidence A.S hari Selasa. Unemployment-Jerman, fitur inflasi zona eropa, konsumen, ekonomi dan data sentimen industri tampil hari Kamis, bersamaan dengan data pendahuluan GDP A.S dan PCE. Hari Jumat akan tayang GDP kuartal serta data pengangguran, bareng dengan konsumsi A.S, U.S. core PCE, non-farm payrolls, ISM-manufaktur dan data pending homes, juga survei University of Michigan.
Rupiah Anjlok, Memicu Pelemahan Mata Uang Asia Lainnya
Rupiah melemah 1 persen hari Jumat memicu pelemahan mata uang Asia lainnya, akibat anjloknya pasar saham mengurangi minat investor pada asset resiko. Akan tetapi, pergerakan paling besar terjadi pada rupiah, yang melemah ke level rendah 8,840 terhadap dollar – melemah 1 persen dari sesi Kamis dan kira-kira 2.25 persen di bawah level puncaknya dalam tiga minggu di 8,640. "Kami kemungkinan besar melihat short covering yang serius terhadap dollar," kata seorang trader di Jakarta. "Pasar sedikit panik, karena pasar saham."
Pasar saham Asia lebih rendah hari Jumat, tertekan oleh aksi jual besar-besaran di Wall Street. Saham AS anjlok hari Kamis karena berita penjualan rumah baru di April menanjak di level tercepatnya dalam 14 tahun mendorong prospek tersingkirnya pemotongan suku bunga Federal Reserve. Minggu ini tampaknya ada perbedaan pada mata uang Asia. Analis mengatakan prospek tingginya yield mata uang Asia masih diminati kendati sedikit mundur. "Kami masih menilai ini sebagai koreksi sehat pada level teknikal untuk masuk kembali posisi beli, khususnya untuk peso dan rupiah," kata analis JPMorgan.
Sepekan Saham Asia – Terlihat Lebih Lemah Karena Cemas Soal Cina
Kemungkinan masih seputar pasar Cina yang terlalu panas, saham Asia tampak berjuang minggu ini karena investor melakukan take profit dengan keuntungan besar. Mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan seorang tokoh yang berpengaruh, termasuk konglomerat Asia Li-Ka Shing, memper lihatkan keprihatinannya pada pasar Cina, yang hampir mendekati triple dalam value sejak Mei lalu.
Meningkatnya ekspektasi bahwa AS mungkin belum akan melakukan pemotongan suku bunga tahun ini mengingat kuatnya data ekonomi juga akan mempengaruhi saham-saham. "Pasar saham memiliki resiko berlanjutnya koreksi dalam jangka pendek," kata Shane Oliver, kepala investasi Strategi di AMP Capital Investor – berbasis di Sydney. Setelah pulih dari aksi jual besar-besaran awal tahun ini dan sejak menyentuh rekor tingginya tanggal 10 Mei, pasar regional, yang diukur oleh Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, telah stabil.
Di Jepang : Saham-saham akan melihat arah dari rangkaian indicator ekonomi termasuk hasil industrial ouput Jepang dan payrolls AS minggu ini. Investor kemungkinan juga tetap fokus pada saham Cina setelah mantan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan memperingatkan soal pasar Cina, kata Kenichi Hirano, bagian pelaksana di Tachibana Securities. "Namun disamping event eksternal, hasil tingkat pendapatan dan prospek kemungkinan menggerakkan pasar," katanya, menambahkan bahwa indeks Nikkei kemungkinan bergerak antara 17,300 dan 17,800.
Di Korea : Saham-saham terlihat ringkih turun setelah naik selama 12 mingu secara beruntun untuk indeks utama, dengan kewaspadaan menjelang deretan data ekonomi, termasuk ekspor Mei. Kekua- tiran pada mundurnya pasar global, khususnya di Cina atau Amerika Serikat, juga bisa membatasi kenaikan lebih lanjut dan menyebabkan indeks utama KOSPI turun dari level rekornya. "Fokus akan tertuju pada data ekonomi. Akan sangat penting untuk mendapatkan suatu nuansa bagaimana kondisi ekonomi menuju semester dua tahun ini," kata Park Suk-hyun, analis Kyobo Securities. "Karena tingginya kenaikan akhir-akhir ini di pasar, maka kita akan melihat koreksi lebih jauh," katanya.
Di Hong Kong : Saham-saham kemungkinan terus turun dalam minggu ini dipicu oleh saham Cina karena investor cemas terhadap koreksi pada pasar Cina yang cukup tinggi. "Bulan Mei biasanya saham bergerak turun, sehingga kami memperkirakan pasar terus mengalami penurunan," kata Francis Lun, general manager di Fulbright Securities. Indeks Hang Seng mengambil napas sejak menyentuh level tinggi 21,088.86 pada 15 Mei.
Jajak - Yuan Diperkirakan Menguat Di Angka Kokoh Sampai Akhir Tahun
Yuan kemungkinan akan menguat namun tidak cepat lagi hingga akhir 2007, setelah China memperluas tingkat level perdagangannya pekan silam, dibanding selama tahun ini, menurut jajak Reuters. Perkiraan median dari 13 ekonom untuk yuan hingga akhir tahun berada pada 7.43 per dollar, atau 3 persen diatas angka Kamis kemarin sekitar 7.6550. Mata uang telah terapresiasi 2.1 persen tahun ini. Perkiraan secara umum sesuai dengan jajak sebelumnya di Januari dan Pebruari, yang menghasilkan angka median di akhir-2007 sebesar 7.40.
Monday, May 28, 2007
FOKUS MINGGU INI
Monday, May 21, 2007
Oil rises near $70, supported by Iran, Nigeria
By Peg Mackey
LONDON (Reuters) - Oil climbed towards $70 a barrel on Monday, supported by Iran pressing ahead with its atomic work and Nigeria's prolonged supply outages.
London Brent crude (LCOc1: Quote, Profile, Research, currently more representative of the global market than U.S. oil, rose 35 cents to $69.77 by 0908 GMT, gaining some ground lost after profit-taking knocked 85 cents off prices on Friday. Worries over U.S. gasoline supplies had pushed prices beyond $70 a barrel on Thursday.
U.S. crude (CLc1: Quote, Profile, Research was up 26 cents at $65.20.
"The market would continue to look out for developments in Iran and Nigeria, which would offer some support to prices," said David Moore, an analyst at Commonwealth Bank of Australia.
A senior Iranian official said on Saturday the country has started building its first domestically made atomic power plant -- a move which could deepen a standoff over Iran's nuclear programme, which the West fears is aimed at making weapons.
Tehran says it only wants to produce electricity.
"In the next decade Iran will be one of the most talked-about countries in the world regarding domestic nuclear energy," Mohammad Saeedi of Iran's Atomic Energy Organization was quoted as saying by the ISNA news agency (nDAH936573: Quote, Profile, Research.
Two Indian employees of a petrochemical firm were kidnapped by gunmen in the oil heartland of Port Harcourt, police said on Sunday. The militants had initially taken 10 workers from the residence but soldiers rescued some of them.
Violence has surged in Africa's top oil producer since February 2006, cutting a third of Nigeria's output and forcing thousands of expatriates to evacuate the volatile region.
Despite the prolonged Nigerian outage, ministers from the Organization of the Petroleum Exporting Countries were satisfied that demand for crude oil was being met.
"I am confident there is no shortage of supply," said Qatari Oil Minister Abdullah al-Attiyah on Monday. "The price is related to geopolitics. I don't think we will need to meet before September as there is no shortage."
OPEC is due to meet on September 11 to chart output policy.
(Additional reporting by Fayen Wong in Sydney)
FOKUS MINGGU INI
Pasar akan mendapati perjalanan yang tidak rata minggu ini dengan kuatnya pendapatan kuartal pertama dari beberapa perusahaan yang akan dirilis dan perhatian beralih ke data ekonomi, khususnya order A.S untuk durable goods. Indikator ekonomi paling penting minggu ini juga akan dirilis hari Kamis. Indeks iklim bisnis Ifo untuk Jerman, ekonomi terbesar Eropa, akan dirilis pukul 1500 WIB. Jajak Reuters atas para ekonom melihat Ifo menguat ke 108.8 di bulan Mei dari 108.6 di April. Durable goods orders A.S untuk April menyusul pada jam 1930 WIB. Konsensus pasar, menurut poling Reuters atas pakar ekonom, akan menguat 1.0 persen, turun dari 3.7 persen di Maret.
"Meningkatnya durable goods orders di bulan Maret menciptakan peluang bahwa permintaan investasi tengah stabil dan akan melanjutkan ekspansinya," menurut Commerzbank. "Gain selanjut- nya ... akan mendukung angka dari data ini. Pergerakan turun atau sideways akan mendukung sebuah gambaran atas berlanjutnya pelemahan." Goldman Sachs menyebutkan pertumbuhan ekonomi A.S kemungkinan melemah dari perkiran pasar saat ini dan sementara hal itu tidak akan mengancam ekspansi ekonomi di Eropa dan Asia, ini akan memiliki dampak yang besar pada pasar saham global. "Bila pasar ekuiti A.S menjadi khawatir pada prospek pertumbuhan domestik, kekhawatiran kemungkinan berpindah ke pasar utama lainnya," menurut ekonom Goldman Sachs, Binit Patel dan Salman Ahmed dalam ulasan riset.
Selama beberapa pekan silam, jumlah angka yang bergabung menjadi penganggur Amerika telah jatuh secara bertahap. Laju rata-rata empat minggu atas orang yang kehilangan pekerjaan yang dihitung mingguan saat ini telah jatuh ke angka lebih dari setahun lalu. Penguatan dipasar tenaga kerja, yang meneguhkan kendurnya laju lay-offs, telah tercantum sebagai daftar indikator lainnya, termasuk reli di pasar saham A.S, itu akan memberi teka-teki bagi analis seputar kondisi kesehatan nyata pada ekonomi. "Kami sebenarnya meremehkan pertumbuhan ekonomi," ujar Bernard Baumohl, direktur operasional Economic Outlook Group di Princeton Junction, New Jersey.
Dollar : Haruskah Anda Khawatir Pada Ekonomi AS? Belum
Dollar AS bergerak reli, dengan penguatan nyata pada Yen dan dollar New Zealand. Data perumahan telah membuat semua orang khawatir pada prospek ekonomi AS, namun pada garis yang sama, pesimisme mulai dikurangi oleh fakta pasar tenaga kerja bertahan stabil. Tingkat pengangguran tetap konsiten di level rendah minggu ini berada di bawah 300k untuk pekan kedua Rata-rata 4 minggu masih berada di 305.5k, turun dari 317.5k.
Data lalu kita melihat rata-rata claims di tingkat rendahnya di Peb 2006, pada saat non-farm payrolls untuk bulan itu melonjak dari 206k ke 300k. Sepanjang tenaga kerja melonjak, masalah pada pasar perumahan kemungkinan tidak akan lebih buruk sejak jumlah salah satu tagihan yang dibayar ketika menerima gaji umumnya adalah sewa atau hipotek. Selanjutnya, pasar tenaga kerja yang lebih sehat juga mempermudah konsumen AS untuk bertahan dengan naiknya harga minyak. Jelaslah bahwa tenaga kerja akan terus mempengaruhi ekonomi dan menjaga dollar tetap mengambang, yang akan mereduksi tekanan terhadap rencana Fed untuk membiarkan bunga tidak berubah. Jika anda tidak khawatir pada pasar perumahan, makan anda tidak perlu cemas pada angka leading indicator yang turun 0.5 persen bulan lalu.
Bukan hanya revisi naik Maret yang secara nyata menekan penurunan April namun kontribusi terbesar pada lemahnya building permit. Sehingga sekali lagi, pasar perumahan mempengaruhi pertumbuhan, selama pasar perumahan tidak kolaps, maka skenario soft landing masih berjalan. Sementara sektor manufaktur terus pulih. Indeks Philadelphia Fed naik dari 0.2 ke 4.2 bulan Mei, yang mengikuti rebound pada laporan survey Empire State awal pekan. Hal paling diminitas pada ata ini adalah tajamnya kenaikan komponen tenaga kerja. Ini mendukung kemungkinan pertumbuhan lebih bagus bulan mendatang.
Sepekan Saham Asia – Sebagian Besar Menyusut Setelah Gain
Perkembangan pergerakan pasar akan mewarnai pasar dalam minggu ini setelah terjadi kenaikan di minggu-minggu sebelumnya -- Hong Kong, Korea Selatan dan Singapura semua melewati rekor tertingginya – dan mungkin akan menjadi perhatian pasar dalam sesi berikutnya. Namun secara keseluruhan beberapa kebijakan moneter dari China akan menyita perhatian pasar dalam minggu ini, banyak kalangan melihat kemungkinan melonjaknya indeks, dan bukan tidak mungkin akan terjadi perbalikan bagi index ujar Garry Evans, pakar ekuiti HSBC pan-Asia, jadi menjadi satu hal yang sangat mengejutkan bila ini menjadi kenyataan, namun saat ini belum ada satu berita besar yang dapat dijadikan alasan melakukan koreksi. "di sisi lain kenaikan indeks telah melebihi valuasinya, jadi semua terlihat sensitif atas berita-berita yang dapat memicu terjadinya kejutan penurunan,"
Di Jepang: Masa laporan pendapatan akan manjadi berita yang mewarnai pergerakan pasar dan para investor akan terfokus pada perusahaan individu yang dimungkinkan untuk masuk ke sektor pasar modal di A.S dan mata uang. Poin lain yang akan menjadi fokus untuk jangka pendek dan menengah adalah pergerakan index utama Nikkei yang secara keseluruhan mengalami penurunan yang cukup besar, ujar Zenshiro Mizuno, direktur senior pada Marusan Securities. "faktor kunci yang akan diperhatikan pasar minggu ini justru pada performa saham lapis kedua." Saham Nikkei diperkirakan bergerak pada level antara 17,200-17,500.
Di Korea: Pada masa menjelang liburan jangka pendek ini akan memberikan ketidakpastian bagi pasar, dimana para investor akan memantau pergerakan bursa saham regional setelah saham Kospi mencapai level tertingginya. Kemungkinan penuruann akan terjadi di sektor chip, ini dimungkinkan karena adanya kekhawatiran terhadap pendapatan di kuartal kedua, di sisi lain konsentrasi terhadap saham China – dan Korea Selatan sebagai pasar ekspor terbesar akan menjadi informasi penting yang turut mempengaruhi kebijakan moneter. Koreksi minggu ini sangat besar potensinya, terutama bila terjadi penurunan pada pasar China dan A.S. Ini mungkin akan dijadikan sebagai momentum aksi ambil untung," ujar Choo Hee-yeop, deputy general manager pada Korea Invest dan Securities.
Di Hong Kong: Pasar saham diperkirakan akan bergerak dalam range sempit, dimana level 21,000, akan dijadikan sebagai angka untuk melakukan aksi setelah adanya pernyataan dari bank sentral China yang dimungkinkan akan menaikan tingkat suku bunganya guna meredam pertumbuhan ekonomi. Perusahaan Belle International Holdings Ltd., pembuat sepatu wanita untuk transaksi retail, mengawali debutnya pada hari Rabu dengan nilai nominal US$1.1 billion dalam aktivitas IPO ini akan menjadi indikasi range tertinggi bagi index. " pengaruh IPO dimungkinkan akan berlanjut," ujar Steve Cheng, associate director pada Shenyin Wanguo. "ini merupakan investasi yang sangat diminati bagi investor retail."
Friday, May 18, 2007
Market Newsflash
Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan bahwa harga minyak dunia masih berada dalam ambang batas, $60-$65.
"Kalau harga berada pada $50 atau di bawah untuk jangka waktu yang lama, baru akan memicu para menteri untuk melakukan sesuatu," kataAbdullah al-Badri, saat ditanya pada level harga berapa yang akan memaksa pemotongan produksi lebih jauh. Tapi Badri tidak menyebutkan jenis minyak mentah mana yang dimaksud.
London Brent crude yang saat ini terlihat lebih menonjol dalam pasar minyak global, meningkat 28 sen ke $68.25 per barel untuk pengiriman bulan Juli depan pada Kamis. U.S. crude futures meningkat 16 sen ke$62.71.
Awal Bulan ini top eksportir Saudi Arabia memberi sinyal tidak perlu meningkatkan pengeluaran potensialnya di atas yang telah ditargetkan12.5 juta barel per hari (bpd) jika konsumen berhasil mengurangi ketergantungan mereka pada minyak.
"Kami harus memiliki investasi, tapi kami membutuhkan keamanan. Jika Anda memiliki kapasitas tambahan yang harus Anda rawat, maka itu ada biayanya," Badri mengatakan.
Monday, May 14, 2007
FOKUS PEKAN INI
Pasar uang akan diasah minggu ini dengan data pertumbuhan dan inflasi termasuk sederetan pidato para pembuat kebijakan yang akan menyoroti laju kedepan atas kebijakan moneter di Eropa dan Amerika Serikat. Pasar saham A.S dan Eropa telah pulih di hari Jumat setelah laporan pemerintah A.S meneguhkan bahwa tekanan harga produsen bersifat moderat di April, dua hari setelah Federal Reserve menyebutkan pelonggarannya pada inflasi dengan mempertahankan suku bunga. Namun lemahnya data penjualan ritel memicu kekuatiran seputar kondisi sehatnya ekonomi A.S, kekuatiran yang bisa jadi diperburuk oleh data housing starts hari Kamis.
Di zona eropa, estimasi awal dari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama akan dirilis hari Selasa. "Saya rasa sorotan bakal fixed kuat pada persepsi pertumbuhan," ungkap David Brown, kepala ekonom Eropa di Bear Stearns. "Saya rasa ini merupakan kekuatiran nyata dibalik pemikiran pasar saat ini: kemungkinan lambatnya pertumbuhan ekonomi di A.S dan berapa banyak dampak negatif ini akan menjadi prospek pertumbuhan di Eropa," katanya. Pakar ekonom yang dijajak Reuters memperkirakan pertumbuhan gross domestic product (GDP) zona eropa akan menurun menjadi 0.5 persen di kuartal pertama dari 0.9 persen di kuartal empat, tahun lalu, terutama akibat naiknya pajak pertambahan nilai (VAT) di Jerman di awal tahun.
Pertumbuhan Zona Eropa Masih Sehat
Pertumbuhan diperkirakan bakal melambat tajam di Jerman, ekonomi terbesar dari blok yang beranggotakan 13 negara, menjadi 0.3 persen dari 0.9 persen pada akhir tahun setelah kenaikkan VAT mengikis belanja konsumen. "Saya rasa gambaran nyata untuk pertumbuhan zona eropa masih dalam kondisi sehat ... kendati berpotensi rapuh yang diakibatkan oleh Jerman," tambah Brown. Angka GDP akan diikuti oleh data inflasi zona eropa di hari Rabu, yang diperkirakan pada 1.8 persen untuk April, melemah tipis dari 1.9 persen di Maret. Fitur inflasi A.S untuk April akan dirilis Selasa. Pasar UK juga akan disuguhkan oleh inflasi harga konsumen dan produsen minggu ini, sementara Bank of England akan mengeluarkan laporan inflasi kuartal-nya di hari Rabu.
Sepekan Saham Asia – Waspada dan Memantau China
Meningkatnya kekhawatiran bahwa koreksi pasar masih terjadi kemungkinan membuat saham Asia tertekan di minggu ini, namun pengamat pasar mengatakan trend naik masih belum habis. Cina, Hong Kong, Korea Selatan, Australia, Singapura, Malaysia dan Indonesia seluruhnya menyentuh level puncak baru sebelum terjadi aksi jual setelah retailer AS melaporkan penjualan terendahnya mereka dalam rekor, memicu kembali kekhawatiran pada ekonomi AS, pasar ekspor utama Asia.
"Saya memperkirakan koreksi masih berlanjut. Tahun ini, jual di Mei dan keluar dari pasar masih terlihat. Sehingga kami berada pada kondisi konsolidasi," kata Louis Wong, direktur riset Phillip Securites berbasis di Hong Kong. Semua mata tertuju pada data harga konsumen hari Senin, dengan akselerasi apapun yang terjadi pada inflasi kemungkinan meningkatkan kekhawatiran tindakan lebih lanjut pada kebijakan Bank Sentral. Trader juga menatap pasar saham Cina daratan, yang telah naik lebih dari 50 persen tahun ini, mengikuti 130 persen melambung tahun lalu.
Jepang : Saham-saham kemungkinan mencari petunjuk dari rangkaian indicator ekonomi selama minggu ini baik di Jepang dan Amerika Serikat, salah satu pasar terbesar produk Jepang. Indeks Nikkei kemungkinan mencoba ke level 18,000, didukung oleh solidnya hasil pendapatan korporat dan naiknya pasar global akhir-akhir ini, kata Kenichi Hirano, operating officer di Tachibana Securities. "Pasar cukup solid untuk menerima rangkaian data dengan baik kecuali menghasilkan kejutan pasar," katanya.
Korea : Saham-saham tampaknya ringkih turun di tengah kekhawatiran rekor reli pada KOSPI tidak berlanjut, karena beberapa saham pencetak gain seperti POSCO kemungkinan ringkih untuk turun kembali. Investor kemungkinan juga memberi perhatian pada pasar Cina, ditengah kekhawatiran pemerintah akan melakukan intervensi untuk menurunkan lonjakan saham-saham, berpotensi membuat pasar jatuh di regional. "Reli yang lebih banyak dipicu sentimen dibanding fundamental tidak dapat diprediksi. Minggu ini kita akan bergerak mengikuti pasar global seperti Cina dan AS.," kata Kim Hak-kyun, seorang analis di Korea Investment dan Securities.
Hong Kong : Investor menghadapi lebih banyak kondisi turun seiring pekan volatilitas di tengah kekhawatiran bahwa pasar saham AS dan saham Cina daratan sudah terlalu jauh bergerak. "Masih ada lebih banyak tekanan untuk turun," kata Ernie Hon, strategist di ICEA Securities. Hon mengatakan indeks blue chip Hang Seng kemungkinan menyentuh 20,000 poin, yang masih di atas moving average 50 hari.
TEKNIKAL – Rupiah Menuju 8,500/Dlr Kendati Terjadi Koreksi
Rupiah kemungkinan menguat lebih lanjut dan tes 8,500-per-dollar di minggu-minggu mendatang, meskipun resiko koreksi jangka pendek, kata analis teknikal hari Jumat. Rupiah melemah 8,890 per dollar hari Jumat, melemah lebih dari 1.5 persen dari level Kamis karena aksi jual pasar saham global mendorong investor menjual asset beresiko. Namun prospek chart rupiah, yang menyentuh level tinggi setahun di 8,730 per dollar hari Kamis, masih bullish dan analis mengatakan mata uang kemungkinan menguat lebih lanjut 4 pesen ke 8,500 minggu depan meskipun mundur di hari Jumat.
"Secara nyata, kami melihat ada koreksi, namun kecuali kami tutup ke 8,937, Saya kira belum terlalu mengkhawatirkan," kata Kevin Edgeley, seorang analis di Goldman Sachs. "Dukungan ada di bawah 8,700 dan kami kemungkinan melihat sedikit konsolidasi, ada aksi ambil untung. Namun jika kami melihat penutupan di bawah level itu, maka kemungkinan menuju 8,500 sangat cepat," katanya. Edgeley mengatakan indicator chart utama menunjukkan kenaikan lebih lanjut pada rupiah, yang telah menguat hampir 1.7 persen terhadap dollar sejauh ini namun masih tertinggal dari mata uang Asia lainnya.
Pelemahan Dollar, Kemungkinan Lebih Jatuh Lagi
Dollar hanya akan melemah 3.4 persen dalam dua tahun terakhir ke level rendahnya dalam 10 tahun, menurut indeks Federal Reserve yang mempengaruhi perdagangan dengan 38 negara termasuk Cina, Meksiko, Kanada dan negara Eropa. Dollar anjlok 30 persen dalam tiga tahun akhir 1988. ``Pelemahan dollar akan melebar dan dapat bertahan selama bertahun-tahun,'' kata Bryson, seorang ekonom global Wachovia berbasis di Carolina Utara Charlotte yang sebelumnya analis di Federal Reserve. Investor sedang membuang dollar, terpikat oleh return yang lebih tinggi di tempat lain.Pertumbuhan AS kemungkinan lebih lambat dibanding Eropa kali pertama sejak 2001 dan Jepang untuk kali pertama dalam 16 tahun, perkiraan IMF.
Monday, May 7, 2007
FOKUS PASAR PEKAN INI
Pembuat kebijakan bank sentral akan menjadi fokus utama bagi para investor minggu ini, seiring keputusan suku bunga bakal dirilis di zona eropa, Inggris dan Amerika Serikat. Seiring prospek bunga baik untuk zona eropa dan UK kembali lebih hawkish minggu belakangan ini, pertemuan kebijakan moneter hari Kamis pada Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris bakal menjadi perhatian khusus. Meski ECB hampir dipastikan membiarkan bunga bertahan pada 3.75 persen, analis memper kirakan presiden bank Jean-Claude Trichet akan memakai konferensi berita pasca-pertemuannya untuk menyiapkan kenaikkan 25 basis poin dalam bunga pinjaman di Juni.
Data ekonomi sejak pertemuan ECB silam telah mendukung permasalahan kelanjutan pengetatan kebijakan moneter, dengan pertumbuhan kembali kuat kendati terjadi apresiasi atas euro. Beratnya negosiasi sementara telah menjadi pemicu naiknya inflasi. "Dengan memakai ekspresi 'waspada kuat', Trichet akan mendukung kami dan ekspektasi pasar untuk kenaikkan bunga 25 basis poin ke 4.0 persen di Juni," ujar Astrid Schilo, ekonom pada HSBC. Terkait reli euro saat ini ke rekor tinggi terhadap dollar, yen dan frank Swiss, investor juga akan memantau komentar pada mata uang dari Trichet, juga dari pertemuan para menteri keuangan euro zone di Brussel awal pekan ini.
Penguatan UK 'Tersepakati'
Bank Inggris tidak akan memerlukan kode kalimat di hari Kamis ketika diperkirakan luas bakal menaikkan suku bunga 25 basis poin ke 5.50 persen. Selama beberapa pekan lalu, data sudah menunjukkan inflasi menguat ke 3.1 persen, lebih dari satu persen poin diatas target BoE, dan ekonomi tumbuh pada laju lebih cepat dari perkiraan. Booming pasar perumahan berlanjut dengan cepat dan belanja konsumen yang dipicu kredit kembali tinggi. Terhadap latar belakang, seluruh dari 61 pakar ekonom yang di survei Reuters memperkirakan bunga akan naik menjadi 5.50 % bulan ini.
FED Mempertahankan
Sementara Federal Reserve diperkirakan luas bakal membiarkan bunga bertahan pada 5.25 persen di hari Rabu, seiring investor malah memfokuskan pada pernyataan pasca-keputusan sebagai petunjuk apakah pemangkasan suku bunga bisa jadi pembicaraan. Di bulan Maret, Fed menurunkan referensi eksplisit terhadap kemungkinan pengetatan tambahan meski masih dikatakan Fed menjaga kekuatiran seputar inflasi. "Sejumlah orang akan berharap Fed bakal melunakkan sikapnya dan mereka mungkin kecewa. Kami mencari dan berharap Fed menjaga pandangan-nya dari ancaman utamanya yang mengarah menaikan inflasi," kata James Shugg, ekonom internasional pada Westpac.
Rupiah Melemah 2 Persen Akhir Tahun, Prediksi Dari Citibank
Rupiah Indonesia, performa terburuk keempat Asia di 2007, kemungkinan melemah 2 persen akhir tahun karena bank sentral melakukan pembelian dollar, menurut Citigroup Inc. Mata uang kemungkinan ditutup akhir tahun di 9,250 per dollar karena Bank Indonesia menambah pembelian lebih dari $3 miliar di 2006, kata Anton Gunawan, ekonom di Citigroup Inc. di Jakarta. Cadangan devisa asing naik menjadi $49.2 miliar pada 27 April dari $42.6 miliar akhir tahun lalu, suatu sinyal bank sentral mencari pelemahan rupiah untuk mendorong pendapatan eksportir luar negeri.
``Sepertinya bank sentral sangat tidak ingin rupiah menguat lebih jauh,'' kata Gunawan dalam wawancara pada 30 April. ``Mereka sedang membatasinya dengan range perdagangan yang sempit.'' Bank sentral Asia telah mengambil langkah menjual mata uangnya untuk membatasi penguatan, setelah dollar melemah ke rekor rendahnya terhadap euro bulan lalu. Bank Indonesia melemahkan rupiah 0.9 persen tahun ini, setelah menguat 9.3 persen tahun lalu. Kontras dengan rupee India yang melambung 7.5 persen di 2007 karena banks sentral mengurangi pembelian dollar, seiring rekor pembelian di Pebruari. ``kami ingin rupiah stabil di level saat ini,'' kata Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Sepekan Saham Asia – Pasar Diperkirakan Menarik Napas, Fokus Ke Fed
Setelah pada minggu mencapai level tertingginya, pasar saham Asia terlihat rendatan untuk mengalami aksi ambil untung oleh kekhawatiran para investor terhadap beberapa saham yang telah melampaui valuasinya dengan latar belakang solidnya tingkat pendapatan. Fokus pasar pada minggu ini pada pertemuan yang akan dilakukan oleh Federal Reserve A.S hari Rabu mendatang, dan untuk sementara ini tidak seorangpun memperkirakan akan ada perubahan suku bunga, para investor sejauh ini akan menanti apa yang akan disampaikan oleh bank sentral terkait kondisi pertumbuhan ekonomi. "Pihak Fed diperkirakan akan menahan suku bunganya karena bagi mereka terlalu cepat merubah kebijakan akan semakin membuat performa pertumbuhan cenderung turun, dan hanya sedikit fokus pasar pada inflasi,"
Di Jepang : Melemahnya mata uang yen seyogyanya memberi support terhadap sektor eksport seperti pada Sony Corp, namun laporan sektor pendapatan membuat indeks terbatas dalam kenaikan- nya. Perusahaan terbesar di sektor otomotif seperti Toyota Motor Corp. dan beberapa sektor elektronik seperti TDK Corp. merilis pendapatanya. Banyak perusahaan tahun ini yang mengecewa- kan pasar dalam laporanya...ujar Garry Evans, kepala analis di HSBC – strategi ekuiti Asia.
Di Korea : Kenaikan indeks saham korea terlihat rentan terhadap koreksi, setelah sebelumnya mengalami kenaikan dalam sembilan minggu terakhir, para analis memperingatkan bahwa keniakan indeks telah melampaui batas. Masa laporan pendapatan telah hampir berakhir, dan mungkin para investor akan kembali terfokus pada pasar global, dimana kondisi ini yang sebelumnya memotivasi indeks untuk bergerak naik. Fed A.S pada minggu ini akan bayangi oleh agenda pertemuan bank sentral dengan perkiraan tidak adanya perubahan kebijakan moneter. "untuk jangka panjang kenaikan index terlihat masih dapat berlanjut.
Di Hong Kong : Saham Hang Seng Index terlihat sedang mencari momentumnya dengan bergerak dalam range trading setelah absenya pasar Jepang dan China, karena liburan panjang. "beberapa berita yang mungkin mampu memberikan motivasi adalah solidnya sektor pendapatan China atau dari U.S. ini masih berkisar pada China – dan pasar terlihat waspada," ujar Matt McKeith, kepala analis pada First State Investments.
Reli Euro Menuju Rekor Tampaknya Terhenti
Penguatan euro terhadap dollar dan yen kemungkinan terhenti, menurut trader yang menggunakan teknikal indikator untuk memprediksi pergerakan valuta asing. Indeks kekuatan relatif (RSI) 14 hari berada di 67.63 terhadap dollar saat ini dan 70.33 terhadap yen. Level di atas 70 kemungkinan merupakan sinyal perbalikan arah. Trader futures juga menaikkan perkiraan mereka bahwa euro terhadap dollar menuju rekor, memperlihatkan mata uang tunggal ini ringkih untuk bergerak turun.