Tuesday, June 24, 2008

News on June 24th, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


RINGKASAN

  • Meningkatnya harga minyak dan pelemahan sektor keuangan menyurutkan harapan bahwa ekonomi AS telah melewati krisis kredit yang buruk.
  • Bertambahnya aset bermasalah dan melemahnya penjualan akan mendorong Merrill Lynch dan UBS untuk meningkatkan penghapusbukuan dan kerugian.
  • Tingginya penyitaan dan terbatasnya akses kredit akan menyulitkan sektor perumahan AS untuk pulih ke kondisi awal.
  • Eskpor Jepang terancam akibat melonjaknya harga energi dan komoditi serta ancaman resesi AS.
  • Minyak naik akibat mogok pekerja minyak di Nigeria dan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
Fed AS Diperkirakan Pertahankan Bunga, Memantau Harga
Federal Reserve AS diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu ini dan meneguhkan sikapnya untuk tidak terburu-buru menaikkan-nya, meski ada masalah inflasi. Lonjakan harga minyak dan merebaknya pelemahan sektor keuangan menyurutkan harapan bahwa ekonomi AS telah melewati krisis kredit yang buruk akibat suku bunga yang rendah dan stimulus fiskal pemerintah. Sementara minyak ke rekor tinggi dan harga bensin beresiko merepotkan Fed untuk memperlambat inflasi, para petinggi juga kembali khawatir apakah ekonomi telah menemukan pijakan kuat. Ketika mereka mengumumkan keputusan bunga di akhir pertemuan dua-hari nya Rabu nanti, para pembuat-kebijakan Fed diperkirakan menyuarakan kegelisahannya terhadap situasi inflasi, seraya mensinyalkan kenaikkan suku bunga jangka pendek yang akan segera terjadi.

BoA Securities: Merrill, UBS Akan Melanjutkan Penghapusbukuannya
Banc of America Securities mengestimasi Merrill Lynch dan UBS akan menghapusbukukan $3.5M dan $7M di Q2 dan memprediksikan kerugian kwartalan di bank investasi tersebut. Analis Michael Hecht memprediksikan berlanjutnya peningkatan aset bermasalah, dengan melemahnya penjualan dan perdagangan di Q2. Hecht meramalkan kerugian $1/saham untuk Merrill, dibandingkan pandangan sebelumnya yang menunjukkan laba 21 sen per saham, seraya mengatakan kerugian yang berkaitan dengan hipotek dan obligasi akan lebih buruk dari prediksi sebelumnya. Hecht juga merevisi estimasi Q2 bagi UBS yang rugi $1.70 per saham dari laba 31 sen, merujuk kerugian sub-prime perusahaan AS ini telah mempengaruhi struktur perusahaan lainnya termasuk wealth management, investment banking dan asset management. Pertumbuhan ekonomi yang lambat dan memburuknya neraca perusaahaan akibat hipotek perumahan dan komersil menunjukkan rendahnya performa dan iklim bisnis bagi bank investasi selama tahun 2008 ini, ungkap Hecht.

Sulitnya Sektor Perumahan AS Untuk Pulih
Tingginya penyitaan dan terbatasnya akses kredit akan menyulitkan sektor perumahan AS untuk rebound dari keterpurukannya saat ini, terburuk sejak Perang Dunia Kedua, menurut studi yang dirilis Univ. Harvard pada hari Senin. Turunnya harga rumah dalam dua tahun ini menggerogoti kekayaan rumah tangga, mengurangi pengeluaran konsumen dan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini tidak banyak berubah hingga pembeli rumah potential yakin bahwa harga telah berhenti turun, tulis laporan tersebut. Tingginya suku bunga hipotek dalam 9 bulan terakhir dan ketatnya standar peminjaman semakin menjauhkan pembeli, meskipun ada intervensi Fed dan jatuhnya harga rumah 16% dari harga tertingginya di 2006. Berdasarkan sejarah, pasar perumahan akan pulih jika ekonomi mengalami resesi dikombinasikan dengan turunnya suku bunga hipotek dan harga rumah yang kemudian memulihkan daya beli.

Perusahaan Jepang: Kondisi Bisnis Memburuk
Perusahaan Jepang pesimis akan prospek ekspansi eskpor akibat melonjaknya harga energi dan komoditi serta ancaman resesi AS. Sentimen di antara pabrikan manufaktur dengan modal lebih dari 1 milyar yen ($9.3 juta) adalah minus 15.1 poin dalam triwulan ini, terendah sejak Cabinet Office dan Kementerian Keuangan mulai menyusun data bersama-sama empat tahun lalu. Angka bila negatif berarti pesimis dibanding optimis. Menyusutnya permintaan di dalam dan luar negeri akan mendorong perusahaan untuk memotong pengeluaran untuk pabrik-pabrik dan peralatan sebesar 0.9 persen di tahun yang berakhir Maret, menurut survey. Laporan mengindikasi Tankan Bank Jepang, survey bisnis paling-diperhatikan negara, minggu depan kemungkinan menunjukkan kepercayaan akan memburuk.

Minyak Naik Akibat Kekhawatiran Supplai Dapat Mengimbangai Dukungan Saudi
Minyak naik pada hari Senin akibat terganggunya supplai dari Nigeria dan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran yang dapat mengimbangi keinginan Arab Saudi untuk menaikkan output dan menjaga supplai pasar. "Berita Israel dan Iran serta meningkatnya aktivitas militan di Nigeria mengurangi optimisme di pertemuan Jeddah pada akhir minggu," tulis John Kilduff, Wakil Presiden Senior di MF Global. Serikat pekerja minyak di Nigeria melakukan mogok terbatas di Chevron pada hari Senin. Meskipun kegiatan ini tidak mempengaruhi produksi, tapi menambah kecemasan akan tersedianya supplai dari negara OPEC ini setelah serangan militan menutup produksi kilang minyak yang memproduksi 340,000 barel minyak per hari minggu lalu. Di lain pihak, Uni Eropa memberlakukan sanksi baru atas Iran, termasuk pembekuan aset di bank terbesarnya, akibat keenggenannya untuk menghentikan program nuklirnya. Pakar energi mencemaskan bahwa konflik di Iran dapat menutup Selat Hormuz, dimana hampir 40% perdagangan minyak melalui selat ini.

Euro Tertekan Oleh Ifo, PMIs, Dolar Menanti Keputusan FOMC
Euro sempat terpukul di hari Senin akibat kontraksi manufaktur dan sektor jasa di zona Eropa, sementara dolar menguat seiring investor bertaruh akan pesan hawkish dari Fed minggu ini. Sektor jasa PMI zona Eropa, jatuh ke 49.5 di bulan Juni, sementara manufaktur jatuh ke level 49.1. Indeks Ifo untuk kondisi saat ini dan ekspektasi juga turun dibawah perkiraan. Meskipun analis mengatakan kemungkinan nya terlambat bagi ECB untuk menunda rencana kenaikan bunga bulan Juli nanti ke 4.25%, mereka juga mengakui bahwa data yang dirilis terakhir mengurangi peluang kenaikan bunga kedepannya.

BoE’s Sentence Mendinginkan Kekhawatiran Suku Bunga
Anggota dewan MPC BoE Sentence memberikan komentar yang relative dovish pada interview Koran Daily Mail, yakni tingginya harga pangan/energi, begitu juga pelemahan sektor perumahan dan kondisi perbankan yang masih ketat menekan konsumen. “Hal ini dapat memotori pelambatan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dan memburuknya sektor tenaga kerja dalam setahun kedepan.” Interview ini dikombinasikan dengan sumber dari Sunday Times (oleh David Smith) menunjukkan bahwa MPC berusaha mengirimkan pesan netral terkait suku bunga. Kombinasi inflasi yang diatas target dan resiko penurunan pertumbuhan masih tetap membuat MPC bertahan untuk sementara waktu, dan langkah suku bunga berikutnya lebih cenderung untuk turun daripada naik.

Swiss Melemah Terhadap Dolar
Swiss franc jatuh terhadap euro dan dollar di hari Senin, mengurangi kenaikan di hari Jumat akibat memburuknya kinerja pasar saham yang memicu investor untuk mengambil keuntungan. Analis forex Credit Suisse Marcus Hettinger mengatakan, “Kemungkinan besar akan terjadi konsolidasi di pasar valas dan kami harapkan franc berada di kisaran 1.03 dan 1.05 per dolar menjelang pertemuan Fed minggu ini.” Poin penting terletak pada pernyataan setelah pertemuan, yakni indikasi apakah bank sentral dapat menaikkan bunga tahun ini.

Nikkei Ditutup Rendah 1 Bulan, Saham Properti Tergelincir
Nikkei tergelincir 0.6% mendekati level rendah 1 bulan akibat terpuruknya Mitsubishi Estate Co Ltd dan pengembang properti lainnya seiring turunnya harga kondominium, sementara eksportir blue-chip terperosok mengikuti tumbangnya Wall Street. Tapi investor masih khawatir menjelang pertemuan Fed dan serangkaian indikator ekonomi yang akan dirilis pekan ini di Jepang dan AS termasuk data penjualan ritel Jepang serta kepercayaan konsumen dan GDP AS. "Pasar kehilangan panduan," ungkap Noritsugu Hirakawa, strategis di Okasan Securities.

Bursa Seoul Ditutup di Atas Level Terendah; Sektor Teknologi dan Keuangan Jatuh
Bursa Seoul jatuh ke level rendah 12 minggu pada hari Senin didominasi sektor keuangan dan teknologi, tapi indeks dapat mengurangi kerugiannya akibat berkembangnya pendapat bahwa pasar telah mencapai dasarnya setelah turun 10% sejak pertengahan Mei. Tapi analis mengungkapkan bahwa investor masih berhati-hati menjelang pertemuan Fed yang dimulai pada hari Selasa. "Pasar akan menghitung dampak yang akan terjadi jika ada kenaikan suku bunga, dan bagaimana pandangan Fed terhadap kondisi ekonomi dan pasar keuangan AS saat ini," kata Lee.

Indeks Hong Kong Ditutup Datar, CNOOC Menguat Akibat Harga Minyak

Indeks Hong Kong bergerak sideways dalam perdagangan yang tipis pada hari Senin, seiring reli produsen minyak CNOOC akibat menguatnya harga minyak dapat mengimbangi penurunan yang dipicu kekhawatiran naiknya suku bunga di Beijing. Investor tidak terpancing akan janji stabilisasi pasar oleh regulator bursa saham Cina dan memilih untuk fokus pada ancaman inflasi menyusul naiknya harga minyak. Peringatan berlanjutanya penghapusbukuan bank AS juga meningkatkan ketakuatan akan belum berakhirnya krisis kredit global. Meskipun Fed diperkirakan tidak merubah suku bunga, investor akan memperhatikan pernyataan FOMC yang berkaitan dengan naiknya inflasi. Jika Fed tidak menekankan isu inflasi dalam pernyataannya, artinya suku bunga akan stabil untuk sementara waktu. Ini dapat memperbaiki sentimen di pasar lokal.

No comments: