Monday, June 9, 2008

News on June 09th, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.



RINGKASAN

  • Naiknya tingkat pengangguran AS menghidupkan kembali perdebatan apakah perekonomian AS akan menghadapi resesi.
  • Prediksi melebarnya defisit neraca barang Inggris menunjukkan melemahnya ekspor; dan depresiasi sterling serta tingginya harga minyak dan komoditas yang mempengaruhi impor.
  • Fed’s Kroszner: penambahan modal institiusi keuangan dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada rumah tangga dan bisnis, yang akan menstimulus perekonomian AS.
  • Menguatnya momentum pertumbuhan dan naiknya tekanan inflasi di Cina tidak akan memberikan ruang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
  • Emas menguat seiring melemahnya dolar terhadap euro akibatnya naiknya tingkat pengangguran AS, dan jatuhnya pasar saham AS;minyak naik lebih dari $10 akibat melemahnya dolar, ancaman Israel untuk menyerang Iran, dan prediksi Morgan Stanley.
Tingkat Pengangguran AS Naik Hingga 5.5%
Jumlah tenaga kerja di sekto jasa AS turun (minus) 49.000 dari -28.000 di bulan sebelumnya, dengan perkiraan turun 60 ribu. Sementara itu, tingkat pengangguran naik hingga 5.5%. Kenaikan pengangguran ini yang terbesar sejak Februari 1986. Ekonomi telah kehilangan 324 ribu tenaga kerja di 2008. Angka ini akan menambahkan perdebatan resesi, karena ekonomi belum pernah mengalami kehilangan tenaga kerja dalam 5 bulan berturut tanpa mengalami resesi. Penurunan sektor ritel terbesar menunjukkan pengeluaran konsumen yang lemah masih akan berlanjut. Para ekonom kemungkinan besar memproyeksikan sektor tenaga kerja akan memburuk terlebih dahulu sebelum akhirnya membaik.

Minggu Depan di Inggris, Eropa, dan Swiss
(GBP) Even penting di Inggris minggu depan adalah pidato Gubernur BoE, Mervyn King, di konverensi perbankan tahunan pada hari Selasa. Pernyataannya akan memberikan gambaran kondisi ekonomi dan inflasi serta petunjuk kebijakan moneter yang akan dilaksanakan. Pasar juga akan memperhatikan data harga produsen (PPI) Mei yang akan menunjukkan kenaikan baik di tingkat harga barang input dan output hingga ke level tertinggi (24.1% dan 8.0% pertahun), yang akan menikkan kecemasan akan naiknya target inflasi harga konsumen (CPI) di bulan Mei. Survei pasar perumahan RICS juga akan menegaskan hal yang sama: berlanjutnya penurunan harga rumah -98 di bulan Mei dari -95.1 di bulan April. Data perdagangan global menunjukkan semakin lebarnya defisit neraca barang ke GBP 7.5 M, dari GBP 7.4 M di bulan Maret, yang menunjukkan melemahnya pesanan ekspor dan efek harga akibat terdepresiasinya sterling dan tingginya harga minyak dan komoditas yang berpengaruh terhadap impor. (EUR) Minggu depan cukup tenang seiring tidak banyaknya rilis data ekonomi, dimana data produksi industri EMU-15 di bulan April dan Inflasi Perancis di bulan Mei menjadi sorotan. Buletin ECB edisi Juni akan diterbitkan pada hari Kamis, dimana beberapa anggota ECB diharapkan akan memberikan komentar di minggu depan. Surplus perdagangan Jerman di April diprediksi turun ke EUR 14.6 M konsensus pasar dari EUR 15.4 M di bulan Maret. (CHF) Pimpinan SNB Roth akan memberikan pernyataan di hari Senin yang tentunya mendapatkan perhatian khusus seiring pasar mencari indikasi apakah SNB akan mendahului langkah ECB untuk menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya 19 Juni. Tingkat pengangguran Mei diprediksi turun ke 2.5%.

Fed's Kroszner: Pulihnya Sektor Perumahan Memerlukan Waktu
Pengetatan di pasar keuangan AS telah berkurang, tapi penggunaan produk hipotek non-agen akan tetap tertahan dan pulih perlahan, kata Gubernur Fed Randall Kroszner di hari Jumat. Di acara konverensi keuangan di Boston College, Kroszner mengungkapkan penambahan modal institiusi keuangan dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada rumah tangga dan bisnis, yang akan meningkatkan aktivitas ekonomi AS. "Terpuruknya pasar hipotek AS, tentu saja, membebani sektor perumahan," tambahnya.

Harga Konsumen Cina Akan Turun Tapi Khawatir Akan Naiknya Harga Input
Inflasi konsumen Cina kemungkinan merosot secara substansial di bulan Mei kendati terjadi gempa Sichuan, namun naiknya tekanan harga akan memberi para pembuat kebijakan sedikit ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter, menurut jajak Reuters. Angka inflasi konsumen tahunan bulan Mei kemungkinan jatuh ke 7.9 %, dibawah angka bulan April 8.5 % di kisaran level tinggi 12-tahun. Namun melejitnya bahan bakar dan biaya material diperkirakan menekan inflasi factory-gate menjadi 8.3 persen, laju tercepat hampir dalam empat tahun. "Kendati lemahnya inflasi CPI bulan Mei, menguatnya aktivitas momentum pertumbuhan dan terangkatnya tekanan inflasi tidak akan memberi bank sentral kesempatan untuk merileks-kan program pengetatan moneter-nya," tutur Hong Liang dan Yu Song, ekonom pada Goldman Sachs di Hong Kong.

Lemahnya Data Tenaga Kerja AS Memicu Penguatan Emas
Emas loncat di hari Jumat seiring dollar jatuh terhadap euro setelah data menunjukkan kenaikan tajam tingkat pengangguran AS dan jatuhnya pasar saham AS akibat kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. Karyawan AS kehilangan pekerjaannya dalam 5 bulan berturut-turut di bulan Mei, dan tingkat pengangguran loncat hingga level tertinggi selama hampir 3,5 tahun, ditunjukkan oleh laporan departemen Tenaga Kerja. Reli emas kali ini searah dengan pergerakan turun dollar. “Berita ini negatif untuk saham – maka menjadi keuntungan bagi emas sebagai alternatif asset,” kata David Thurtell, analis pada BNP Paribas. Sementara itu, minyak naik lebih dari $10 melewati $138/barel akibat melemahnya dolar, ancaman Israel untuk menyerang Iran, dan prediksi Morgan Stanley yang menunjukkan kejatuhan bursa saham AS dapat mendorong kenaikan harga minyak hingga $150 pada 4 Juli.

Produksi Industri Jerman di Bulan April Jatuh Melampaui Perkiraan
Produksi industri Jerman jatuh melampaui perkiraan di bulan April yakni -0.8%, dibandingkan kenaikan 0.2% yang diekspektasikan ekonom. Angka yang dirilis sebelumnya untuk bulan Maret direvisi lebih rendah dari -0.5% menjadi -0.8%. Sektor industri dan energi masih mengalami pertumbuhan namun industri konstruksi melambat dari laju sebelumnya akhir-akhir ini. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh sektor konstruksi. Sektor yang sama yang berpengaruh besar bagi GDP Jerman di triwulan pertama; dan pelambatan sektor ini dapat berpotensi besar mempengaruhi GDP Jerman mendatang.

Komentar Jordan dari SNB
Jordan dari SNB mengutarakan adanya tanda kenaikan inflasi di Swiss serta ketidakpastian baik dari pertumbuhan yang menurun dan inflasi yang di luar perkiraan mengalami kenaikan. Jordan juga menambahkan tantangan SNB pada pertemuan tanggal 19 Juni nanti adalah untuk mengatasi resiko tersebut, dengan tingkat inflasi yang di Switzerland yang terlampau tinggi.

Sakakibara Ingatkan Adanya Krisis Subprime Jilid 2
Eisuke Sakakibara yang dijuluki Mr Yen dari Jepng menekankan kekhawatiran seputar kemungkinan fase baru dari kekacauan finansial yang disebabkan oleh krisis subprime AS. Dalam wawancaranya baru-baru ini dengan wartawan Jiji, mantan menteri keuangan untuk urusan internasional, menyatakan bahwa meningkatnya kredit macet terkait subprime mortgages akan memicu rangkaian kebangkrutan diantara perbankan regional AS, ini akan menjadi krisis "Putaran 2". Sakakibara juga mengatakan dalam wawancara bahwa negara-negara berkembang kemungkinan akan mengetatkan kebijakan moneter guna melambatkan ekonomi-nya, terkait sejumlah negara menghadapi kenaikan inflasi akibat melejitnya harga sumber daya alam. Ia juga menyebutkan, ekonomi dunia kini menunjukkan indikasi stagflasi.

Wall St Tenggelam Dipicu Data dan Harga Minyak
Bursa AS terpuruk di hari Jumat seiring investor cemas akan terulangnya kembali stagflasi versi 1970-an yang akan memperburuk ekonomi AS menyusul dirilisnya tingkat pengangguran yang naik tinggi dalam 22 tahun di bulan Mei, sementara melonjaknya harga minyak memicu kekhawatiran akan inflasi. Aksi jual dipicu kecemasan naiknya inflasi akibat biaya energi yang akan menekan anggaran konsumen dan memperkecil kemungkinan Fed untuk menurunkan suku bunga meskipun ekonomi melemah. Saham industri besar, keuangan, penerbangan, dan retailer terpukul dimana Boeing Co, IBM, JP Morgan, dan Exxon turun drastis.

Nikkei Ditutup Tinggi Dalam 5 Bulan Dipicu Dolar dan Minyak
Nikkei menguat 1.03% menyentuh penutupan tinggi dalam lima bulan di Jumat, akibat menguatnya Canon Inc dan eksportir lain terkait penguatan dolar, sementara tingginya harga minyak mendorong perusahaan energi dan perdagangan dalam negeri. Namun kenaikan terkoreksi oleh Japan Tobacco Inc, yang tumbang 5.6% setelah media melaporkan, pemerintah akan menaikkan pajak tembakau tiga kali lebih dari harga saat ini untuk menunjang dana pensiun dan pengeluaran kesejahteraan.

Bursa Hong Kong Menguat 0.61% Akibat Saham Perminyakan
Bursa Hong Kong ditutup 0.61% lebih tinggi dalam perdagangan tipis di hari Jumat, dimana saham perminyakan naik menyusul kenaikan harga minyak harian terbesar. Pengilang minyak Sinopec Corp, saham harian teraktif, menguat 2.9%, dipicu isu perombakan harga produk minyak dan spekulasi privatisasi atau peningkatan kepemilikan di salah satu anak perusahaannya.

No comments: