Monday, June 2, 2008

News on June 02nd, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


RINGKASAN

  • Aktivitas bisnis AS menurun sejalan dengan melambannya produksi dan kenaikan biaya.
  • Melambatnya pengeluaran konsumen AS merefleksikan rendahnya tingkat keyakinan konsumen, seiring jatuhnya harga rumah, melemahnya sektor tenaga kerja, serta kenaikan biaya pangan dan energi.
  • Tingginya inflasi di Eropa memperkecil peluang bagi ECB untuk menurunkan suku bunga.
  • Yuan akan kembali menguat bulan depan dipicu fokus pemerintah Cina yang lebih mementingkan untuk fokus meredam inflasi daripada menstimulus pertumbuhan ekonomi.
  • Emas kembali menguat seiring melemahnya dolar dan pembelian fisik oleh investor dan bargain hunters; Minyak naik ke $127/barel akibat turunnya dolar.
Ukuran Pembelian Chicago Kontraksi 4 Bulan Berturut Seiring Naiknya Biaya
Ukuran aktivitas bisnis AS menunjukkan kontraksi di bulan Mei sejalan dengan melambannya produksi dan kenaikan biaya. Chicago PMI bulan Mei sebesar 49.1 vs perkiraan 48.5 dan laporan sebelumnya 48.3. Rata-rata 2007 yakni 54.4. Sementara tingkat keyakinan konsumen di bulan Mei 59.8 vs perkiraan 59.5 serta angka sebelumnya 59.5. Kendati Chicago PMI berkontraksi, angka ini mengindikasikan permintaan global yang kuat mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan laporan lain yang mengindikasikan ekonomi AS melemah, tapi kemungkinan tidak berkontraksi. Angka kepercayaan konsumen (di level terendah sejak 1980) masih menguatkan fakta bahwa konsumen terpegaruh turunnya harga rumah, ketatnya kredit, dan melemahnya pasar tenaga kerja, serta kenaikan biaya pangan dan energi.

Pengeluaran Konsumen AS Melambat Seiring Kenaikan Pendapatan Berkurang
Harga (PCE) inti AS naik 0.1% sesuai perkiraan. Hingga April, harga inti ini naik 2.1% per tahun. Pengeluaran pribadi dan pendapatan pribadi naik 0.2% sesuai perkiraan. Jika unsur inflasi musiman dihitung maka pengeluaran tidak berubah setelah naik 0.1% bulan sebelumnya. Pendapatan setelah pajak, naik 0.2% setelah menguat 0.3% dari bulan sebelumnya. Pengeluaran jasa, yang menyumbang hampir 60% uang yang dibelanjakan, naik 0.1% di bulan kedua. Pelambatan pengeluaran ini merefleksikan rendahnya tingkat keyakinan konsumen, seiring jatuhnya harga rumah, melemahnya sektor tenaga kerja, serta kenaikan biaya pangan dan energi. Laporan ini merupakan berita positif bagi Fed terutama untuk inflasi tahunan.

Inflasi Eropa Terakselerasi Melampaui Perkiraan
Inflasi eropa naik melebihi ekspektasi ekonom bulan ini seiring harga minyak loncat hingga mencetak rekor, yang memperkuat pernyataan presiden ECB Trichet “tantangan berat”. Inflasi zona Eropa naik hingga 3.6% tertinggi dalam 16 tahun, dari 3.3% di bulan April. Ekonom tadinya memperkirakan inflasi 3.5%. ECB, yang bertujuan menjaga pertumbuhan harga konsumen dibawah 2%, mengatakan kemarin ada tanda bahwa ekspektasi inflasi “telah mengalami trend kenaikan akhir-akhir ini” dan penting untuk dapat mengendalikannnya. Kendati angka ini merupakan suatu estimasi, namun menggarisbawahi fakta bahwa inflasi di Eropa belum terkontrol sepenuhnya dan dengan kondisi ekonomi saat ini, ECB tidak memiliki ruang untuk menurunkan bunga. Kekhawatiran utama banks sentral adalah kemungkinan naiknya upah yang dapat menyebabkan kenaikan harga secara gradual.

Yuan Ke Arah Level Kuat Bulanan Akibat Cina Fokus Ke Inflasi
Yuan Cina menunjukkan penguatan bulan depan terkait pemerintah memberi sinyal untuk fokus meredam inflasi dibanding mendukung pertumbuhan ekonomi. Yuan menguat 19.2 persen terhadap dollar sejak pematokan dolar dihapus di Juli 2005, seiring pemerintah berencana untuk mengurangi rekor surplus perdagangan dan memangkas biaya impor. Pihak National Development and Reform Commission menyebutkan pada 28 Mei bahwa Cina tidak akan mengendurkan pengetatan kebijakan moneternya meskipun propinsi Sichuan menderita akibat gempa mematikan dalam kurun waktu 58 tahun. ``Pemerintah hanya memiliki sedikit pilihan untuk meredam inflasi selain mempercepat apresiasi yuan,'' ungkap Wang Qian, ekonom pada JPMorgan Chase & Co. di Hong Kong. ``Kuatnya mata uang menurunkan harga impor minyak dan makanan, sehingga efektif untuk menurunkan tekanan inflasi.''

Emas Naik 1% Dari Level Terendah 2 Minggu Seiring Melemahnya Dolar
Emas naik lebih dari 1% pada hari Jumat setelah sempat menyentuh level terendah dalam 2 minggu, seiring melemahnya dolar dan penurunan tajam harga komoditas ini yang menarik perhatian investor dan bargain hunters. Logam lainnya juga mengalami hal yang sama, dimana platinum dan palladium pulih dari harga terendah 3 minggu dan perak yang rebound setelah turun selama 4 minggu. "Kami melihat adanya support yang kuat pada level ini sekitar satu setengah minggu yang lalu dan terlihat pembalikan arah," ungkap strategis logam Merrill Lynch, Daniel Hynes, seraya merujuk level harga di kisaran $885. "Level ini menyediakan pondasi yang cukup dan emas dapat memulai relinya kembali, hingga momentum cukup kuat untuk dapat dipertahankan." Dolar jatuh terhadap euro seiring aksi ambil untung investor setelah dolar cukup menguat minggu ini. Minyak kembali naik ke $127/barel di hari Jumat akibat melemahnya dolar, setelah sempat turun akibat investigasi badan pengawas AS. Pembelian fisik emas mulai melambat seiring kenaikan emas minggu lalu dan permintaan ini tidak akan pulih secara signifikan kecuali pembeli yakin harga akan mulai merangkak naik lagi, ungkap analis.

Penjualan Ritel Jerman Jatuh Melebihi Perkiraan Akibat Inflasi
Penjualan ritel jerman turun 1.7% di April dari bulan sebelumnya. Estimasi analis angka dirilis sebesar 0.6%. Penjualan ritel turun 1%, dari April tahun lalu. Angka yang dirilis untuk Maret direvisi turun dari 0.1% menjadi -2.2%, dan turun 6.8% dari Maret tahun lalu. Ekonomi Jerman kini kehilangan momentum seiring kenaikan inflasi mengurangi daya beli konsumen dan perusahaan yang bergulat melawan pelambatan global. Inflasi dan kuatnya Euro berimbas pada konsumen Jerman. Jika diteliti lebih lanjut pada rilis data tersebut, konsumen menjadi lebih fokus pada kebutuhan sehari-hari, dan mengesampingkan pengeluaran untuk kebutuhan lainnya.

Kof Swiss Menurun Sesuai Ekspektasi
Indikator ekonomi dini Swiss jatuh untuk 10 bulan berturut di bulan Mei seiring pelambatan pertumbuhan global dan rekor kenaikan harga memperburuk prospek ekonomi. Data bulanan indikator yang memprediksi arah ekonomi 6 bulan kedepan jatuh hingga 1.09 dari revisi 1.21 di April menurut riset institute ekonomi KOF. Ekonom memperkirakan penurunan hingga 1.09. Ini merupakan laporan pertama dari Switzerland yang meredupkan prospek ekonomi, sejalan kenaikan biaya bahan baku, terbatasnya keuntungan perusahaan, maka pertumbuhan ekonomi Switzerland yang melamban tidak dapat terhindarkan.

Inflasi Jepang Melambat ke 0.9% Terkait Dihapusnya Pajak Gas
Inflasi harga konsumen Jepang melambat dari level tinggi satu dekade akibat dihapusnya untuk sementara pajak bahan bakar gas yang membantu menurunkan tekanan naiknya harga makanan energi. Harga konsumen inti naik 0.9% di April per tahun setelah naik 1.2% di Maret, tercepat sejak 1998, menurut biro statistik di Tokyo. Estimasi 35 ekonom yang disurvei Bloomberg yakni naik 1%. Harga gas nasional jatuh 15% bulan lalu setelah pemerintah gagal memperpanjang tagihan pajak yang berakhir 1 April. Pajak berakhir bulan ini, dan lonjakan harga dari makanan dan energi akan tetap mencengkeram perusahaan dan rumah tangga.

Nikkei Menguat Ke Level Tinggi 4-Bulan, Eksportir Naik Akibat Yen
Bursa Nikkei menguat 1.5 persen ke level tertinggi dalam empat bulan lebih hari Jumat lalu akibat eksportir Honda Motor Co Ltd mendapat dukungan akibat pelemahan yen dan penguatan saham A.S. "Faktor terbesar untuk menguat adalah pelemahan yen, sementara faktor pendukung lain adalah ekspektasi gain di saham A.S nanti setelah laporan laba Dell," kata Yutaka Miura.

KOSPI Ditutup Lebih Tinggi; Eksportir Naik Akibat Turunnya Harga Minyak
Bursa Seoul ditutup menguat pada hari Jumat, dimana tangguhnya saham eksportir dapat mengimbangi turunnya perusahaan pembuat makanan dan minuman seperti Lotte Chilsung, dipicu oleh turunnya harga minyak dan data ekonomi yang lebih baik dari ekspektasi baik di dalam dan luar negeri. Eksportir seperti LG Electronics naik menyusul data pertumbuhan ekonomi AS mengurangi kekhawatiran resesi di pasar eksportir terbesar Korea Selatan. Pada hari Jumat juga dirilis data output industri yang naik 1% dari Maret hingga April, sementara neraca barang di April mengalami surplus terbesar dalam 3 tahun, yang menunjukkan kuatnya ekspor.

Indeks Hong Kong Naik Seiring Rendahnya Harga Minyak Menstimulus Saham Pengilang
Indeks Hong Kong naik pada hari Jumat, digerakkan produsen energi dan pengilang minyak, menyusul jatuhnya harga minyak dan spekulasi bahwa Beijing mungkin memperbolehkan kenaikan harga listrik dan bensin untuk mengurangi penggunaan energi. Tapi volume perdagangan masih tipis seiring investor memindahkan dananya ke pasar Asia lainnya akibat ketidakpastian inflasi dan ketatnya kebijakan di Cina, serta saham Hong Kong yang harganya sesuai dengan nilainya.

No comments: