Thursday, May 15, 2008

News on May 15th, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


RINGKASAN

  • Kenaikan tipis inflasi inti AS mengindikasikan pelambatan ekonomi yang mengurangi tekanan inflasi, seiring perusahaan tidak dapat menaikkan harga.
  • Suku bunga AS dapat dinaikkan dalam waktu yang tepat seiring pulihnya pertumbuhan ekonomi, ungkap Presiden Fed of San Francisco, Janet Yellen.
  • Freddie Mac mengekspektasikan berlanjutnya pelemahan di sektor perumahan dan ekonomi AS.
  • Volcker: penting untuk meyakinkan investor agar tidak kehilangan kepercayaan akan dolar AS.
  • Kejatuhan harga obligasi pemerintah dan kenaikan harga grosir Jepang memicu spekulasi BoJ untuk menaikkan suku bunga tahun ini.
  • Emas tidak banyak berubah setelah dolar membalikkan kenaikannya terhadap euro; minyak jatuh, setelah Iran meyakinkan bahwa negara ini tidak berencana untuk mengurangi ekspor.
Harga Barang AS Naik Tipis di Bulan April
Indeks Harga Konsumen (CPI) utama dan CPI inti bulanan untuk April dilaporkan dibawah estimasi dan meningkat dari Maret. Dalam basis tahunan CPI utama 3.9%, turun 0.1% dari 4.0% di Maret, sementara CPI utama naik 2.3% dari 2.4% di Maret. Berkurangnya harga terjadi paska penurunan biaya furniture dan hotel yang stagnan namun kenaikan harga pangan terbesar dalam 18 tahun terakhir. Banyak perusahaan menurunkan harga untuk meningkatkan permintaan setelah ekonomi tumbuh dalam laju terendah di 2 triwulan terakhir sejak resesi terakhir. Kenaikan tipis harga inti ini merupakan berita baik bagi pembuat kebijakan Fed, yang bulan lalu mengatakan ketidakpastian prospek pada inflasi masih “tinggi”. Laporan ini mengindikasikan bahwa pelambatan ekonomi kini mulai mengurangi tekanan inflasi, seiring perusahaan tidak dapat menaikkan harga. Kendati pemerintah menetapkan harga bahan bakar, biaya masih relatif tinggi dan menjadi ancaman bagi pengeluaran konsumen pada barang utama. Kenaikan tajam harga pangan cenderung berdampak sama.

Fed-Yellen Melihat Peluang Kenaikan Suku Bunga

Suku bunga AS telah turun hingga level yang tepat untuk mendorong perekonomian dan dapat dinaikkan dalam waktu yang tepat seiring pulihnya pertumbuhan, ungkap Presiden Fed of San Francisco, Janet Yellen. "Saya sangat senang bila pasar future memang benar " menjawab keinginan apakah Fed harus menaikkan suku bunga akhir tahun ini, kata Yellen kepada wartawan setelah memberikan pidato di konferensi CFA di Vancouver. "Masih sangat awal untuk menentukan apakah bulan Desember merupakan waktu yang tepat." Pasar derivatif menunjukkan kenaikan federal funds rate ke 2.25% dari level 2% saat ini pada pertemuan FOMC di Desember. Yellen, bukan anggota pengambil keputusan FOMC di 2008, memberitahukan reporter bahwa kenaikan suku bunga merupakan sinyal pulihnya ekonomi, tapi akan ada perlambatan sebelumnya, yang bukan menjadi alasan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.

Freddie Mac Melaporkan Kerugian Lebih Kecil Dari Perkiraan

Freddie Mac, penyedia pembiayaan hipotek perumahan AS kedua terbesar, mengatakan kerugian di Q1 melebar tipis sejalan kerugian di sektor kredit. Direktur dan Kepala Eksekutif Richard F. Syron menyebutkan perusahaan mengekspektasikan “adanya pelemahan yang berlanjut pada lingkup perumahan dan ekonomi yang secara negatif berimbas pada kinerja keseluruhan hingga akhir tahun ini, kami telah menempatkan Freddie Mac pada pondasi yang lebih baik untuk dikelola sehingga dapat bersaing dengan yang lain di jangka panjang.” Melihat kedepan, Freddie mengharapkan pengeluaran terkait kredit masih tinggi seiring tertekannya perumahan AS.

Volcker Mengungkapkan Pentingnya Mempertahankan Kepercayaan Akan Dolar

Mantan pimpinan Fed, Paul Volcker pada hari Rabu mengatakan penting untuk meyakinkan investor agar tidak kehilangan kepercayaan akan dolar AS. "Jika ada kehilangan kepercayaan, maka kita berada dalam masalah. Ini adalah sesuatu yang harus diwaspadai," ungkap Volcker kepada Komite Ekonomi Gabungan Kongres. Volcker mengingatkan tanpa adanya perhatian yang khusus akan penurunan dolar dan inflasi, AS akan menghadapi masalah inflasi yang sama, atau malah lebih. "Hal ini harus menjadi prioritas kita bersama, tanpanya, kita akan menghadapi kembali inflasi seperti era 1970 atau malah lebih buruk," kata Volcker.

Inflasi dan Obligasi Jepang

Harga obligasi pemerintah Jepang jatuh, mendorong imbal hasil dengan tenor 10 tahun pada level tertinggi dalam 7 bulan, setelah kenaikan harga grosir memicu spekulasi bank sentral akan menaikkan suku bunganya tahun ini. Harga obligasi turun terbesar dalam 2 minggu setelah BoJ mengatakan harga produsen naik dengan cepat dalam 3 dekade terakhir di bulan April. BoJ telah mengumumkan niatnya untuk menaikkan suku bunga, namun kenaikan bunga belum terjadi setidaknya hingga ekonomi AS mendapatkan pondasi yang solid yang dapat menjamin pertumbuhan. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi akan menguatkan mata uang, yang tidak diinginkan oleh eksportir Jepang saat ini.

Review Komoditas

Emas tidak banyak berubah pada hari Rabu setelah dolar membalikkan kenaikannya terhadap euro, dan permintaan dari pembuat perhiasan di Asia dan Timur Tengah yang membantu rebound emas dari nilai terendah dalam satu minggu. Harga minyak yang rendah mengurangi sentimen, tapi ekspektasi pelemahan dolar akan dapat mengangkat emas dalam waktu dekat. Dolar rebound terhadap euro seiring penguatan saham AS yang dipicu bagusnya data harga konsumen, membuat komoditas berdenominasi dolar menjadi mahal. Sementara itu, minyak jatuh, menjauh dari nilai tertinggi $127/barrel setelah Iran meyakinkan bahwa negara ini tidak ada rencana untuk mengurangi ekspor dan supplai inventori AS yang naik.

Harga Grosiran Jepang Menguat Akibat Tingginya Harga Komoditi

Data harga grosiran Jepang menguat cepat dalam tiga dekade di bulan April, mendorong perusahaan untuk membebankan tingginya biaya kepada klien atau mengorbankan laba. Harga produsen naik 3.7% dari setahun silam, setelah naik 3.9% di Maret, menurut Bank of Japan di Tokyo. Estimasi ekonom yang di survei Bloomberg News 3.6%. Obligasi jatuh akibat spekulasi bahwa bank sentral akan menaikkan bunga tahun ini guna mengatasi inflasi. Gubernur Masaaki Shirakawa menyebutkan tingginya harga serta lambatnya pertumbuhan luar negeri merupakan ancaman terbesar bagi Jepang. ``Dengan melemahnya belanja konsumen dan penyusutan laba, ekonomi tetap mengandalkan permintaan asing,'' tutur Seiji Adachi.

Produksi Industri Zona Eropa

Indeks produksi industri, yang mengukur output industri kawasan Eropa, jatuh di bulan Maret untuk pertama kalinya sejak 4 bulan terakhir, sebesar 0.2%, sejalan pembuat manufaktur terpukul oleh apresiasi Euro serta tingginya harga minyak. Para ekonom mengekspektasikan 0.3%. Jika dirinci industri secara individual, produksi untuk energi mengalami kenaikan 2.7%, produk menengah jatuh 0.2%, produk non-durable menurun 0.5%, barang modal jatuh 1.1%, sementara durable goods menurun 1.5%. Seiring pelambatan ekonomi Global, besar kemungkinannya sektor manufaktur Eropa melambat lebih jauh.

BOE Mengekspektasikan Inflasi Akan Naik

BoE mengatakan inflasi akan semakin melaju, dan membutuhkan “sejumlah” penjelasan dari Gubernur Mervyn King kepada pemerintah dan hal ini akan menunda pengambil kebijakan untuk memangkas suku bunga lebih jauh. Prediksi bank sentral menunjukkan inflasi akan melampaui ambang batas pemerintah sendiri di 3% untuk beberapa kwartal. Bank juga menyebutkan inflasi akan meroket lebih dari target 2% dalam 2 tahun jika suku bunga jadi dipangkas hingga 4.5% di tahun 2009, seperti yang diperkirakan investor. Inflasi memang masih berlanjut menjadi problem utama BoE yang harus dihadapi saat bersamaan dengan ekonomi yang semakin melemah.

Nikkei Ditutup Tinggi Dalam 4-bulan, Eksportir Menguat

Bursa Nikkei menguat 1.2% di hari Rabu ditutup tinggi dalam empat bulan akibat pabrik industri robot Fanuc Ltd dan eksportir lainnya menguat akibat pelemahan yen, meski perbankan sempat terseret setelah komentar pesimis dari Pimpinan Fed A.S Ben Bernanke. Pioneer Corp terlempar 17.5 persen, penurunan harian terbesarnya lebih dari 20 tahun, setelah perusahaan elektronik ini memprediksi kerugian di tahun ke limanya. Namun pasar juga mendapat dorongan dari Toho Zinc Co Ltd dan perusahaan tembaga seng lainnya terkait melejitnya harga tembaga setelah kelompok riset mengatakan gempa di propinsi Sichuan Cina telah menyebabkan setengah juta ton dari kapasitas peleburan tembaga tidak diproduksi.

Bursa Hong Kong Stabil Seiring Kekhawatiran Gempa Berkurang

Bursa Hong Kong bertahan kokoh di hari Rabu terkait turunnya kekhawatiran seputar dampak ekonomi atas gempa hebat di Cina, mengimbangi kekhawatiran akan tingginya harga minyak serta komentar pesimis dari Federal Reserve A.S. Perusahaan asuransi China Life – yang anjlok 3% – kembali pulih dengan ditutup turun 0.5 persen pada HK$33.05 setelah saham yang tercatat di Shanghai melambung 2.2% dari sesi sebelumnya. "Pasar lokal terseret penguatan saham Cina daratan terkait kosongnya insentif baru," ungkap Andrew To, direktur penjualan pada Tai Fook Securities. "Investor sebagian besar bertahan terkait pasar menanti gerakan momentum mendatang."

No comments: