Monday, May 12, 2008

News on May 12th, 2008

Blog ini merupakan Blog Milik Pribadi, bukan Blog Resmi. Bila dalam Blog ini terdapat analisa dan informasi apapun berkaitan dengan analisa merupakan hasil dari Research dan Development PT Monex Investindo Futures yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap dapat dipercaya, tetapi kami tidak dapat mengatakan hal itu lengkap dan akurat. Kami tidak bertanggung jawab atas penawaran apapun untuk menjual atau permintaan apapun untuk membeli berdasarkan pada analisa dan informasi yang ada di Blog ini.


RINGKASAN

  • Dolar umumnya jatuh terhadap mata uang lainnya seiring meningkatnya pengalihan resiko.
  • Pengetatan kondisi kredit di 15-negara kawasan euro dipicu keengganan perbankan untuk memberikan pinjaman.
  • China akan menjaga kebijakan moneter yang ketat untuk meredam naiknya harga dan mencegah ekonomi yang memanas.
  • Program pengembalian pajak pemerintah tidak akan mencegah stagnannya ekonomi AS di Q2 2008.
  • Kenaikan harga minyak hingga $126/barrel memukul bursa saham global.

Dolar Jatuh Seiring Naiknya Pengalihan Resiko
Dolar umumnya jatuh terhadap mata uang lainnya seiring meningkatnya pengalihan resiko yang dipicu tumbangnya pasar saham; lalu meningkatkan nilai mata uang dengan imbal hasil rendah seperti yen. Kerugian kwartalan American International Group yang lebih besar dari ekspektasi, asuransi terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, mengungkapkan kekhawatirannya akan masalah kredit dan tidak berakhirnya masalah ekonomi AS, dan tentunya naiknya harga minyak mentah. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap komentar Men-Keu AS Henry Paulson, yang pada hari Kamis mengungkapkan kepercayaannya bahwa krisis kredit "lebih dekat ke akhir daripada awal", dan memicu investor unutk membuang aset yang beresiko. Dolar sempat menguat di awal sesi Amerika akibat membaiknya neraca dagang di bulan March, seiring turunnya nilai impor meskipun harga minyak impor terus merangkak naik. Dalam waktu satu malam, pasar telah beralih ke aset yang tidak terlalu beresiko seiring berita sektor asuransi AS mengejutkan banyak pihak.

Trichet – ECB : Kondisi Kredit Mengetat di Kuartal Pertama
Presiden Bank Sentral Eropa Jean Claude Trichet menyebutkan bahwa kondisi kredit di 15-negara kawasan euro mengetat di kuartal pertama terkait keengganan sejumlah bank untuk saling memberi pinjaman sehingga bunga pinjaman tertekan naik. ``Kami melihat berlanjutnya kenaikkan dalam mengetatnya standar kredit di kuartal pertama,'' kata Trichet pada konferensi pers di Athena. ECB dijadwalkan akan melaporkan pinjaman bank triwulan-nya. Ekonomi kawasan euro sejauh ini menunjukkan bahwa lonjakan global pada biaya kredit lebih baik dari A.S atau U.K., dan Trichet menyebutkan “fundamental” Eropa ``wajar.'' Namun masih saja, petunjuk cengkeraman kredit telah meluber ke dalam ekonomi yang akan menekan ECB untuk menyusul Federal Reserve dan Bank of England dalam memangkas bunga. Seiring melejitnya harga pangan dan energi yang menajamkan inflasi, ECB telah membiarkan bunga pinjaman-nya pada 4 persen sejak pasar merambat naik di Agustus.

Cina Akan Bertahan Pada Pengetatan Kebijakan Moneter
China akan menjaga kebijakan moneter yang ketat untuk meredam naiknya harga dan mencegah ekonomi yang memanas, menurut Vice Premier Wang Qishan. ``Ekonomi Cina masih menghadapi tantangan tahun ini termasuk tingginya inflasi, pertumbuhan investasi yang belum juga turun ke level normal dan melambatnya ekonomi dunia,'' ujar Wang pada Lujiazui Financial Forum di Shanghai. Pemerintah berkeinginan untuk menghadang inflasi yang telah meningkat ke laju tercepat dalam 11 tahun dan mencegah menyusutnya ekspor yang memicu merosotnya ekonomi. Ekonomi terbesar ke empat dunia ini telah berkembang 10.6 persen dalam tiga bulan pertama 2008 dari setahun lalu, pertumbuhan kuartal ke sembilan beruntun lebih dari 10 persen. Negara telah membuat kemajuan yang konkrit dalam merubah nilai tukar dan perlunya untuk membuka pasar uang secara bertahap, kata Wang.

Survei Menunjukkan Bahwa Pengembalian Pajak Tidak Akan Memulihkan Ekonomi AS
Program pengembalian pajak pemerintah tidak akan mencegah stagnannya ekonomi AS di Q2 2008 seiring naiknya biaya pangan dan energi melukai konsumen, ungkap survei yang dilakukan Bloomberg News. ``Konsumen berusaha untuk melindungi dirinya,'' ungkap Ken Goldstein, ekonom di Conference Board, grup riset di New York yang meneliti kepercayaan konsumen. Mereka ``takut dana yang dimiliki semakin menurun.'' Ekonomi akan tumbuh 0.1% setahun untuk periode April - Juni, terkecil sejak resesi 2001, menurut estimasi 54 ekonom yang disurvei dari 2 Mei hingga 8 Mei. Pengeluaran konsumen dapat naik 0.5%, setengah dari penguatan di Q1 dan peningkatan terkecil dalam 17 tahun. Ekonom juga mengungkapkan bahwa ekonomi akan tumbuh lebih lambat di pertengahan tahun kedua dari prediksi bulan lau, meskipun kemungkinan terjadinya resesi menurun. Setelah digunakan untuk membayar pangan dan bensin, program senilai $117 M akan sedikit tersisa karena tiap individu hanya dibatasi hingga $600. ``Cek senilai $600 tidak cukup untuk mengubah keadaan,'' kata Goldstein. ``Perlu lebih banyak lagi untuk memulihkan kepercayaan konsumen, yang tidak dapat dibangun dengan cepat.''

Kenaikan Harga Minyak Hingga $126/barel Memukul Bursa Saham
Harga minyak naik hingga $126/barrel pada hari Jumat, memukul bursa saham global seiring meningkatnya kekhawatiran di sektor keuangan setelah AIG, asuransi terbesar di dunia, melaporkan kerugiannya. Bursa Eropa turun lebih dari 1.5% dan bursa Jepang jatuh lebih dari 2%. Wall Street juga dibuka dengan awal yang buruk. Investor terbujuk akan berlalunya hal terburuk dari masalah subprime dan kredit krisi, tapi sangat sensitif terhadap berita buruk yang berkaitan dengan masalah ini. Tingginya harga minyak memicu kekhawatiran akan naiknya inflasi global, turunnya pertumbuhan ekonomi, dan penurunan laba perusahaan. Harga minyak naik mendekati $126/barel.

GDP Jepang Akan Melambat ke 0.6% di Q1
Pertumbuhan ekonomi Jepang sepertinya akan melambat ke 0.6% di Q1, opini yang ditemukan Reuters pada hari Jumat, dan analis mengunkapkan bahwa di Q2 akan terus menurun seiring perlambatan AS memukul ekspor. Ekspansi Q1 yang lebih lemah ini, 2.5% setahun, dipicu jatuhnya belanja modal, meskipun konsumsi perusahaan dan ekspor mendorong ekonomi kedua terbesar di dunia ini tumbuh di atas kemampuannya. "Kami dapat memastikan dari data Januari-Maret bahwa aktivitas ekonomi tetap kuat setidaknya hingga Q1, meskipun resiko penurunan cukup tinggi untuk kuartal April-Juni."

Bank Sentral Australia Menaikkan Prediksi Inflasi
Bank sentral Australia menaikkan prediksi inflasi tahun ini dan 2009 setelah melonjaknya harga makanan, gas dan perumahan menaikkan harga konsumen melebihi perkiraan di Q1. Bank juga memangkas prospek pertumbuhan ekonomi dengan ``bukti permintaan yang melambat, namun perlu waktu untuk melihat dampaknya terhadap inflasi.'' RBA menyebutkan bahwa inflasi tidak akan kembali ke target-nya hingga 2010. Kenaikkan harga konsumen akan mencapai 4.5 % tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan 3.5 % di Februari, menurut bank itu.

Penyitaan Rumah Inggris Tertinggi Sejak 1990-an
Penyitaan rumah Inggris naik 16% dari tahun lalu tertinggi sejak awal 1990, memicu pemerintah untuk menghimbau dukungan bagi masyarakat yang berkelut dengan hutangnya. Mentri Kehakiman mengungkapkan bahwa klaim penyitaan, tahap awal dari proses penutupan, naik ke 38,688 di Q1. Perintah penyitaan yang dikeluarkan pengadilan naik 17% dari tahun sebelumnya ke 27,530. Mentri Perumahan Caroline Flint menungkapkan bahwa pemerintah menyediakan jasa hukum gratis bagi pemilik rumah yang hutangnya sudah kadaluarsa dan memperpanjang pelatihan bagi kolektor hutang. Perbankan dipimpin HBOS Plc dan Alliance & Leicester Plc telah menarik tawaran hipoteknya dan menaikkan biaya pinjaman setelah terjadi peningkatan biaya pendanaan.

Nikkei Jatuh 2.1%, Toyota Terguncang Oleh Prospek
Indeks Nikkei Jepang jatuh 2.1% di hari Jumat, menjadikan penurunan mingguan pertamanya dalam delapan pekan, terseret turun oleh eksportir seperti Honda Motor Co Ltd dan Canon Inc akibat penguatan yen. Toyota Motor merugi 3.3% setelah pabrikan otomotif terbesar dunia ini memperkirakan besarnya penurunan laba diluar estimasi. Pasar menambah penurunannya di siang hari, setelah Takeda Pharmaceutical Co Ltd merosot setelah perusahaan memperkirakan penurunan tajam dalam pendapatan tahunan tahun ini. "Terkait fundamental, saham Jepang tidak lagi murah. Ini koreksi setelah penguatan baru-baru ini," ungkap Harushige Kobayashi.

Bursa Seoul Ditutup Turun; Perusahaan Teknologi Menyeret Penurunan
Bursa saham Seoul memperbanyak kerugian dengan ditutup turun 1.31% pada hari Jumat, tertekan oleh kekhawatiran inflasi dan kekecewaan seputar keputusan bank sentral di hari Kamis yang menahan suku bunga. Eksportir teknologi besar menggiring turun terkait para investor mencairkan labanya setelah tajamnya penguatan dan akibat sinyal inflasi yang bakal menaikkan kekhawatiran sentimen konsumen. LG Electronics anjlok 5.06% ke 150,000 won setelah merugi sebanyak 7% di awal sesi, dan Samsung Electronics tergelincir 2.61% ke 709,000 won.

Bursa Hong Kong Jatuh Dipicu Kekhawatiran Inflasi China
Bursa Hong Kong jatuh 1.6% di hari Jumat seiring meningkatnya kecemasan akan prospek ekonomi Cina setelah Wakil Pimpinan Wang Qishan mengungkapkan bahwa inflasi masih menjadi masalah terbesar. Wang kembali menegaskan bahwa pemerintah akan mengetatkan kebijakan moneter untuk mendinginkan ekonomi yang telah tumbuh dua digit selama 5 tahun, yang mendorong bursa Shanghai. Turun hampir 2%. "Pasar bergerak cepat di tengah perdagangan pagi, saya rasa ini hanya reaksi yang terlambat akan berita tersebut," ungkap trader SG Securities, Andrew Clarke.

No comments: