Monday, July 2, 2007

FOKUS MINGGU INI

Pasar Lebih Volatile Dengan Ramainya Perdagangan

Pada hakekatnya minimnya agenda diary pasar dunia meneguhkan bahwa data ekonomi dan prospek suku bunga akan menjadi fokus utama bagi para investor minggu ini, menurut pakar strategists ekuiti hari Jumat lalu, dan diprediksi akan lebih volatile. "Berkurangnya pengumuman fundamental mengartikan bahwa data ekonomi jelas akan menjadi fokus," kata Steffen Neumann, strategist ekuiti pada bank LBBW Jerman, dalam ulasan prospek mingguan. Indikator kunci zona eropa yang bakal dirilis pekan ini termasuk manufacturing purchasing managers index (PMI) bulan Juni di hari Senin, harga produsen Mei di hari Selasa dan services PMI bulan Juni di Rabu.

Data ekonomi A.S yang akan di sorot adalah survei manufaktur bulan Juni dari Institute of Supply Management's (ISM) hari Senin, factory orders bulan Mei di Selasa, ISM non-manufaktur bulan Juni di Kamis dan non-farm payrolls bulan Juni di Jumat. Pihak European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) mengadakan pertemuan kebijakan moneter di hari Kamis. ECB diperkirakan luas akan membiarkan bunga-nya tetap. Pemerhati pasar akan mengkaji pernyataan penyerta sebagai petunjuk atas kenaikkan nanti.

"Perhatian hanya akan terfokus pada kalimat dari pernyataannya dan konferensi pers berikutnya," kata Commerzbank, yang memperkirakan bunga ECB naik 25 basis poin di Sept dan Desember. Pihak BoE, diperkirakan menaikkan bunga-nya seperempat poin ke 5.75 persen. "Prospek bunga kembali kurang pasti dan yang menjadi perdebatan nyata adalah apakah suku bunga resmi mencapai 6 persen atau diatas, seraya kurva yield masih ternilai," kata Investec Securities dalam ulasannya.

Lebih Volatile

Mike Lenhoff, kepala strategist pada Brewin Dolphin Securities, melihat pasar saham terdukung oleh kuatnya pertumbuhan global dan penilaian memuaskan, namun kegelisahan pasar obligasi mengartikan "pasar ekuiti kemungkinan tidak kemana-mana." "Mereka akan berdagang naik, turun, sideways," kata Lenhoff. LandesBank Berlin menyebutkan kekuatiran suku bunga yang terus menerus, masalah di pasar mortgage A.S dan harga minyak diatas $70 per barrel merupakan kesempatan yang dinantikan untuk melanjutkan volatilitas yang tinggi dan perdagangan choppy.

Yen Mencatat Kerugian Kuartal Terbesar Sejak 2001 Terkait Selisih Bunga

Yen menuju kerugian terbesar kuartalnya terhadap dollar sejak 2001 karena laporan penurunan harga konsumen menambah spekulasi Bank Jepang akan menjaga suku bunga bertahan. Mata uang paling lemah terhadap Aussie, dengan bunga utama 5.75 persen lebih tinggi dibandingkan Jepang, karena investor meminjam yen untuk membeli aset yield lebih tinggi yang disebut carry trades.

Yen melemah 4.4 persen terhadap dollar kuatal ini. ``Data tidak mendukung isu kenaikan untuk periode Agustus - September,'' kata Yuji Saito, kepala departemen penjualan valas di Societe Generale SA di Tokyo. ``Yen kemungkinan dalam kondisi jual.'' ``CPI Tokyo untuk Juni terburuk dibandingkan perkiraan,'' kata Yuji Kameoka, ekonom senior dan analis valas di Daiwa Institute of Research di Tokyo. ``Secara menyeluruh, data kemungkinan besar negatif untuk yen.''

Yen dapat bergerak antara 114 dan 125 per dollar tahun ini, kata Kameoka. Spread yield antara obligasi 10 tahun AS dan Jepang melebar menjadi 3.20 persentase poin dari 3.15 poin bulan lalu. Yen menuju kerugian selama kuartal ke-8 terhadap euro, paling lama sejak debut mata uang tunggal Eropa di Januari 1999, karena spekulasi investor Jepang akan mengirim dana ke luar negeri karena pasar uang Jepang menginvestasikan valas lebih dari 1 triliun saat ini, menurut data Bloomberg.

Sterling Di Kisaran Tinggi 5-bln, Kenaikkan BoE Dinantikan Minggu Ini

Sterling menyentuh level tinggi kisaran lima bulan terhadap sekeranjang mata uang berbasis perdagangan Jumat lalu, terdukung oleh ekspektasi kenaikkan suku bunga Bank of England minggu ini dan setidaknya masih sekali lagi kenaikkan hingga akhir tahun. Namun gain pound terbukti tidak lama terhadap euro, seiring mata uang tunggal Eropa rebound akibat para investor meluaskan pembukuan pada hari perdagangan akhir bulan, kuartal dan pertengahan tahun.

Data pertumbuhan UK, mortgage lending dan kepercayaan konsumen Jumat lalu, mengintikan bangkitnya ekonomi, menjaga ekspektasi untuk kenaikkan bunga menuju 5.75 persen minggu ini. "Pasar mengantisipasi putaran lain dalam siklus pengetatan pekan ini dan itu terus menjaga sterling cukup terdukung baik," ungkap Jeremy Stretch, pakar strategist pada Rabobank.

Sepekan Saham Asia – Diperkirakan Menguat, Berlaku Tetap Waspada

Bursa saham asia diperkirakan rebound pada sesi mendatang terdorong oleh melemahnya mata uang yen yang memberi keuntungan pada produk sektor export, namun investor terlihat sedikit khawatir terhadap laporan pendapatan dari perusahaan. Pembicaraan mengenai kebijakan tingkat suku bunga dari bank sentral China yang berusahaan untuk membendung pertumbuhan ekonomi turut berimbas pada tertahannya pasar modal; pada masa liburan tengah pekan ini di Amerika Serikat dalam rangka hari kemerdekaan – dan dinantinya data penting non-farm payrolls A.S pada 6 Juli mendatang.

Walau secara Fundamental, tidak terlalu mengkhawatirkan atas pertumbuhan ekonomi mereka dan begitu pula tingkat pendapatan dan arus modal di pasar regional. "tingginya penilaian terhadap saham seharusnya tidak menjadi fokus atas prospek pertumbuhan dimana hal tersebut bukan menjadi berita negatif yang mengejutkan," ujar analis dari HSBC pan-Asian Garry Evans.

Di Jepang: Semua mata terfokus pada kebijakan dari Bank of Japan's yang akan melaporkan data kuartal tankan yang memberikan gambaran atas keyakinan sektor bisnis di hari Senin mengawali transaksi minggu ini. "selain itu para pelaku pasar juga akan mengamati data capital spending," ujar Hiroyuki Nakai, kepala analis dari Tokai Tokyo Securities, namun ditambahkan pula bahwa solidnya data akan memberi nilai positif bagi index. Para ekonom memperkirakan bahwa rencana arus modal masuk untuk tahun fiskal 2007/08 bertumbuh 8.8 persen untuk data tahunan, berdasarkan survei Reuters, sedangkan data tankan bertumbuh 2.9 persen untuk bulan maret. Nikkei diperkirakan bergerak dalam range antara 17,800 hingga 18,200.

Di Hong Kong: Terpisah dari soal rencana debut saham baru, bank sentral China akan kembali membahas kebijakan tingkat suku bunga dimana pihak pemegang kebijakan dimungkinkan untuk menaikan tingkat suku bunga pinjaman guna menahan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di sisi lain mata uang yen dan kebijakan suku bunga dari Jepang turut menjadi sorotan. Karena langkah sejumlah investor global yang melakukan pinjaman dana dengan suku bunga rendah untuk diinves- tasikan ke yield yang lebih tinggi. "kami akan lebih berhati-hati," ujar Patrick Shum.

No comments: