Pasar Mencari Petunjuk Kenaikan Bunga ECB
Bank Sentral Eropa kemungkinan tidak melakukan pengetatan kredit minggu ini, namun investor kemungkinan mengamati pasca pertemuan konferensi pers untuk mencari petunjuk apakah perkiraan kenaikan suku bunga berikut terjadi di Pebruari atau Maret. ECB menaikan suku bunga di Desember menjadi 3.5 persen dan pembuat kebijakan terus mengekspresikan kekhawatiran pada resiko inflasi dan likuiditas tinggi pada sistem finansial, menunjukkan mereka siap menaikkan bunga kembali.
Poling Reuters yang dipublikasikan hari Kamis menunjukkan bahwa ketika tidak seorangpun memperkirakan kenaikan bunga minggu ini, kenaikan ke 3.75 persen di Pebruari atau Maret tampaknya terealisasi, dan suku bunga kemungkinan menyentuh 4 persen akhir September. "Ceritanya adalah mereka akan menjaga suku bunga tetap namun (kunci suku bunga adalah) apakah mereka memberi sinyal ke pasar bahwa mereka akan menaikkan bunga di Pebruari," kata Kevin Grice, ekonomi senior di American Express Bank.
"Ada suatu kondisi di pasar bahwa kemungkinan mereka akan menaikkannya di Peburari dan, mengarah pada pengalaman sebelumnya, mereka akan memberi indikasi secara eksplisit pada pengaruhnya." Data ekonomi minggu lalu secara umum kondisinya bagus, dengan tenaga kerja Jerman dan penjualan retail zona eropa menunjukkan kondisi meningkat. Obligasi pemerintah zona eropa terus turun di Desember hari Jumat, melemah ke level rendah lima bulan setelah laporan tenaga kerja AS untuk Desember. Data juga mendorong investor untuk memperkirakan ulang langkah Fed yang kemungkinan memangkas bunga dan menegaskan bahwa suku kemungkinan bergerak naik.
Penjualan Retail AS Dalam Fokus : Data ekonomi AS dalam kondisi mix selama beberapa minggu, membuat pemain pasar terkurung karena mempertanyakan langkah Fed berikut apakah akan naik atau turun. Minutes dari pertemuan kebijakan Fed Desember sedikit menyediakan indikasi prospek bunga. Pembuat kebijakan setuju bahwa inflasi masih menjadi kekhawatiran utama, namun beberapa merasa bahwa “kondisi melemah” data ekonomi mengartikan meningkatnya resiko pada pertumbuhan. Setelah banjir data, kalender AS sepi minggu ini, fokus utama tertuju pada perdagangan Nopember hari Rabu dan data penjualan Desember hari Jumat.
"Pasar kemungkinan mengamati data penjualan retail untuk melihat langkah kebijakan Fed," kata David Brown, kepala ekonom Bear Stearns. "Data akan menjadi kritis dalam jangka pendek karena pasar melihat bunga akan naik." Di zona eropa, rilisan data termasuk penjualan retail Jerman, order pabrikan, trade balance dan produksi industri sama dengan data perdagangan Inggris dan produksi industri. Bank Inggris juga mengumumkan suku bunga hari Kamis dan secara luas diperkirakan menjaga bunga tetap di 5.00%. "Kami memperkirakan tidak ada perubahan bulan ini dan tanpa pernyataan. Kami menjaga pandangan kami bahwa kami saat ini di puncak siklus bunga Inggris, meskipun pasar suku bunga mencari bunga lebih tinggi di bulan-bulan mendatang," kata Investec's Philip Shaw. Futures suku bunga sterling mengantisipasi kenaikan seperempat poin akhir Maret.
Fokus Sepekan Saham Asia – Bergerak Fluktuatif Karena Rasa Khawatir
Pasar saham asia terlihat menunjukan pergerakan yang tidak stabil sebelum para investor melakukan aksi ambil untung, namun para pembeli merealisasikan aksi mereka karena sentiment Positip menjelang akhir tahun. Prospek pendapatan dari beberapa perusahaan seperti Samsung Electronics dan Singapore Exchange, bursa saham terbesar ketiga asia juga akan memperhatikan laporan pendapatan perusahaan, indeks terlihat dalam tekanan aksi ambil untung," ujar Shane Oliver, kepala analis dari AMP Capital Investors. Oliver juga mengungkapkan bahwa indeks pada posisi pendapatan yang solid termasuk Jepang, karena performa yang baik dan prospek pertumbuhan.
Di Jepang: aksi jual menekan indeks menjelang masa liburan yang kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk melakukan aski ambil untung. "Perusahaan pertambangan baja Nippon bergerak stabil menjelang pertemuan bank sentral. Namun aksi jual masih dapat terjadi sebelum diumumkannya kebijakan bank sentral Jepang," ujar Zenshiro Mizuno, direktur Marusan Securities Co Ltd. BOJ akan mengadakan pertemuan pada 17-18 Januari dan pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan menaikan suku bunga. Mizuno juga mengungkapkan bahwa pergerakan harga minyak dunia juga turut menjadi perhatian, harga minyak AS turun di bawah $56 per barell karena informasi naiknya cadangan minyak dan menjelang perubahan musim. "turunnya harga minyak merupakan berita positip, namun berdampak kurang baik pada sektor pertambangan.
Di Korea: saham Seoul terlihat melakukan rebounding setelah menyentuh angka terendahnya sejak sembilan minggu terakhir pada 5 Januari walau terjadi kenaikan namun masih bersifat terbatas menjelang laporan pendapatan perusahaan seperti pada POSCO dan Samsung Electronics. Investor juga sedikit khawatir menjelang pertemuan dewan bank sentral korea hari kamis mendatang. Sementara itu para analis melihat tidak adanya perubahan, hal ini memberikan gambaran bahwa bertahanya suku bunga mungkin diakibatkan tidak adanya keniakan pada harga sektor perumahan. "kami melihat adanya kondisi koreksi pada technicals setelah terjadinya penurunan pada minggu ini," ujar Kim Hak-kyun, analyst dari Korea Investment.
Di Hong Kong: semua mata terfokus pada sektor keuangan China yang sebelumnya sempat menyentuh level teritngginya pada 3 Jan. "Kenaikan minggu lalu membuat para investor sedikit kalut," ujar Howard Gorges, direktur pada China Brokerage. "Bila indeks dapat bergerak sebesar empat ratus poin dalam sehari, akan sulit memperkirakan bagaimana performanya. Saya pikir akan terbentuk range sebanyak 500 hingga 600 poin." "kami sedang memantau data ekonomi AS. dan data lain dari Cina. Investor juga akan mengamati pergerakan pasar dari respon pasar U.S. setelah keluarnya data non-farm payrolls. Para ekonom memperkirakan adanya penurunan pertumbuhan pada desember sekitar 100,000 tenaga kerja, lebih rendah dari bulan November sekitar 132,000.
No comments:
Post a Comment